Last Updated on: 7th February 2024, 11:50 am
Dalam artikel “
Bekerja di ranah ini memang perlu terus menerus update pengetahuan. Merujuk artikel dari Camvision Edu, seorang profesional sebaiknya memperbaharui CV-nya dua sampai tiga kali dalam setahun. Ini artinya, kita perlu belajar tiga atau empat keterampilan baru dalam setahun.
Terlebih di era penggunaan AI seperti saat ini, tuntutan keterampilan pada satu pekerjaan seolah terus-menerus bertambah. Seperti pada kategori kategori pekerjaan content writing. Dulu kami cukup hanya mengetahui SEO dan teknik menulis; kini tidak sedikit perusahaan atau pengguna jasa yang mensyaratkan kemampuan penggunaan tools AI dalam produksi konten.
Lalu bagaimana cara belajar yang efektif sebagai seorang freelancer, terlebih seorang ibu rumah tangga yang notebene banyak kesibukan? Ini pengalaman saya untuk tetap update pengetahuan di tengah kesibukan sebagai ibu dan pekerjaan freelance.
Cara belajar efektif untuk ibu rumah tangga sekaligus freelancer
Sejak kontrak terakhir saya dengan sebuah lembaga pelatihan pengembangan diri berakhir, saya mengambil beberapa kelas terkait dengan peran saya sebagai content writer.
Di saat itulah saya menyadari, kesibukan pekerjaan tidak hanya membuat saya menelantarkan kedua blog kesayangan saya (blog ini dan blog emakdigital.com), tapi juga membuat saya tertinggal banyak hal; baik itu tentang perkembangan dunia freelance ataupun keterampilan teknis yang terkait dengan spesialisasi saya.
Saya pun semakin menyadari pentingnya meluangkan waktu untuk belajar bagi seorang freelancer. Seperti yang saya tulis di atas, jika mungkin upgrade lah ilmu setiap tiga bulan sekali. Namun apabila waktu teman-teman terbatas, misalnya punya peran ganda seperti saya; paling milikilah satu – dua keterampilan atau keahlian baru setiap tahunnya.
Artikel terkait: Resolusi Tahun Baru Membantu Saya Menetapkan Tujuan Belajar
Bingung harus mulai darimana? Cara saya belajar ini semoga membantu.
Langkah belajar #1. Tentukan dimana “posisi” teman-teman saat ini
Setiap kali bicara tentang perubahan diri atau belajar hal baru, saya selalu menggunakan pendekatan self-coaching; ilmu yang biasanya dipakai untuk memaksimalkan potensi yang kita miliki.
Saya menyukai self-coaching, karena teknik ini menggunakan pendekatan dari dalam diri untuk menyelesaikan sebuah masalah; alih-alih menggunakan solusi dari luar (orang lain) yang belum tentu sesuai dengan kepribadian dan potensi setiap individu.
Seperti hanya dalam sesi coaching yang menggunakan pertanyaan untuk menggali potensi coachee (coachee = orang yang dilatih), dalam self-coaching kita juga menggunakan pertanyaan untuk membangun kerangka berpikir yang tepat.
Karena itu hal pertama yang harus dilakukan adalah membuat daftar pertanyaan untuk mengenali diri sendiri, dengan cara menganalisa kondisi kita saat ini dan kondisi yang kita inginkan.
Saya biasa menggunakan daftar pertanyaan di bawah ini saat memilih kelas, buku, atau pengetahuan baru yang ingin saya pelajari:
#1. Pertanyaan terkait dengan tujuan dan motivasi:
- Apa tujuan saya dalam mempelajari keterampilan baru ini?
- Mengapa saya ingin mempelajari keterampilan atau pengetahuan baru ini?
- Apa manfaat yang akan saya dapatkan dari mempelajari keterampilan atau pengetahuan baru ini?
#2. Pertanyaan untuk memahami diri:
- Apa keterampilan atau pengetahuan yang saya miliki saat ini?
- Apa keterampilan atau pengetahuan yang ingin saya tingkatkan?
- Apa tantangan yang mungkin saya hadapi dalam mempelajari keterampilan atau pengetahuan baru ini?
#3. Pertanyaan terkait strategi dan rencana:
- Bagaimana saya akan mempelajari keterampilan atau pengetahuan baru ini?
- Sumber daya apa yang saya perlukan untuk mempelajari keterampilan atau pengetahuan baru ini?
- Bagaimana saya akan mengukur kemajuan saya?
#4. Pertanyaan terkait komitmen dan action plan:
- Berapa banyak waktu yang saya sediakan untuk mempelajari keterampilan atau pengetahuan baru ini?
- Apa langkah-langkah konkret yang akan saya ambil untuk mempelajari keterampilan atau pengetahuan baru ini?
- Bagaimana saya akan menjaga motivasi saya untuk terus belajar?
Luangkan waktu sejenak untuk menjawab pertanyaan di atas. Saran saya gunakan catatan khusus agar kelak lebih mudah melakukan reviu atau membuat jurnal dari topik yang sedang dipelajari.
Pertanyaan-pertanyaan berlandaskan metode self-coaching di atas akan membantu teman-teman mengenali potensi yang teman-teman miliki, sekaligus mengenali kelemahan yang bisa disiasati. Dengan cara ini teman-teman akan lebih mampu membuat keputusan yang tepat; apakah hendak melanjutkan pelajaran yang dipilih, menunda dalam kurun waktu tertentu, atau malah membuangnya.
Langkah belajar#2. Membuat kurikulum belajar
Jika teman-teman berencana untuk mengambil kursus atau mentorship, maka langkah ini dapat diabaikan.
Meskipun memahami jika belajar itu penting, namun harus diakui, jika sebagian dari kita seringkali terkendala oleh biaya. Begitu pun saya, sebagai generasi sandwhich yang harus memprioritaskan kebutuhan keluarga, biaya untuk belajar seringkali baru dapat saya sisihkan setelah kebutuhan keluarga terpenuhi.
Untuk menyiasati kebutuhan belajar, saya bisanya mengambil kursus gratis yang banyak disediakan oleh platform-platform di luar negeri atau membuat kurikulum pelajaran saya sendiri.
Pengalaman mengajari saya, memiliki kurikulum yang tepat membantu kita belajar dengan efektif, dan mengalokasikan waktu belajar. Kurikulum membantu kita sub topik mana yang perlu diprioritaskan dan memberi gambaran berapa lama waktu yang kita butuhkan untuk mempelajarinya.
Rumit? Tidak juga, teman-teman cukup menjawab pertanyaan-pertanyaan terkait hasil akhir dari pembelajaran. Misalnya jika ingin belajar tentang content marketing, maka saya akan memulai pelajaran dari; apa arti content marketing dan ilmu apa saja yang perlu saya pelajari untuk menjadi ahli dalam content marketing. Selanjutnya tinggal mem-break down jawaban di atas menjadi sebuah kurikulum pelajaran.
Alternatif lainnya, teman-teman juga dapat meminta bantuan AI menyusun kurikulum. Saya biasa menggunakan Bard Google untuk brainstroming ide pemebelajaran, bagaimana saya bisa mempraktekkan pelajaran tersebut, hingga alokasi waktu belajar.
Langkah belajar #3. Menentukan waktu belajar
Langkah ketiga ini yang seringkali dikeluhkan oleh teman-teman saya sesama ibu rumah tangga; anak masih kecil-kecil, sibuk menjadi ojek online anak, urusan rapi-rapi rumah dan banyak lagi.
Namun ada hal yang sering di lupakan oleh para ibu, benarkah semua waktu sudah digunakan dengan tepat? Bagaimana kalau sesekali mencoba menuliskan kesibukan selama seminggu alias log activity?
Solusi dari masalah mengatur waktu kadang sangat sepele, mengenali bagaimana kita menghabiskan waktu sehari-hari. Detil langkah log activity ini sudah pernah saya tulis di artikel “Cek Dulu Kemana Perginya Waktumu“.
Jika sudah ditemukan pola waktu kegiatan, menentukan waktu untuk belajar akan lebih mudah. Teman-teman bisa menggunakan teknik time blocking untuk menentukan waktu dan durasi belajar.
Artikel terkait: Time Blocking, Cara Mengatur Waktu untuk Bunda yang Memiliki Banyak Pekerjaan
Oya, meskipun belajar itu penting, tapi prioritas pertama teman-teman tetap menyelesaikan pekerjaan. Jangan sampai waktu belajar malah menganggu sumber pendapatan.
Buat juga goals pembelajaran yang realistis. Jika dalam satu minggu hanya punya waktu luang selama satu jam, maka cukup pelajari satu materi terlebih dahulu. Lebih baik perlahan, materi dipahami dengan baik; dibanding memaksakan diri dan menganggu waktu-waktu kegiatan lainnya.
Langkah belajar #4. Action
Semua rencana, kurikulum yang rapi tidak akan menghasilkan apa pun jika hanya menjadi wacana. Jadi segeralah eksekusi rencana belajar sesuai yang telah teman-teman rencanakan.
Jangan lupa lengkapi hasil belajar dengan praktek, membuat project pribadi misalnya. Jika mungkin mintalah feedback dari ahli terkait dengan ilmu yang teman-teman pelajari.
Menginvestasikan waktu dan tenaga untuk mempelajari dan meningkatkan keterampilan, memang tidak mudah. Namun berdasarkan pengalaman, hal ini akan membuka peluang bekerja lebih banyak, dan juga meningkatkan value kita sebagai seorang freelancer.
Selamat belajar, semoga tips di atas membantu teman-teman belajar dan menjawab tantangan di dunia freelance.