Tips Menjaga Konsistensi Sebagai Seorang Blogger

tips menjaga konsistensi ngeblog

Last Updated on: 5th April 2024, 04:45 pm

Di awal tahun 2024, saya mengikuti dua challenge menulis, Blogger English Challenge dan KLIP. Banyak blogger yang ikut serta dalam challenge ini. Meskipun tantangan ini berlangsung selama setahun, sistem gugur diterapkan setiap minggu (Blogger English Challenge) dan bulanan (KLIP). Artinya, jika dalam seminggu tidak update blog, atau memenuhi target jumlah tulisan, maka peserta akan dikeluarkan dari challenge.

Menjadi seorang Blogger memang banyak tantangannya. Tugas yang perlu dilakukan banyak, mulai dari menemukan ide-ide menarik, menjawab kebutuhan pembaca, dan mempromosikan artikel, aktif di media sosial untuk meningkatkan trafik dan branding, membuat video, infografis dan lain sebagainya.

Dan saat semua hal tersebut belum membuahkan hasil yang memuaskan, menjaga konsistensi ngeblog, benar-benar menjadi sebuah tantangan.

Tantangan konsistensi yang biasa dihadapi oleh seorang Blogger

Memasuki bulan kedua, anggota grup challenge satu per satu gugur. Sedih rasanyanya. Kami mulai bersama-sama, dan rasanya ingin terus bersama sampai akhir.

Saya coba ngobrol dengan beberapa teman Blogger, dan memang ada banyak hal yang bisa menjadi penghalang untuk update konten dengan rutin, diantaranya:

  1. Keterbatasan waktu
    Blogging membutuhkan investasi waktu dan tenaga yang tidak sedikit. Terlebih jika punya tanggung jawab lain seperti bekerja, mengurus rumah tangga, kuliah, atau kesibukan lainnya.
    Meskipun saya bisa menulis 1 artikel sepanjang (kurang lebih) 1000 kata dalam waktu dua jam, namun jika harus membuat infografis, membagikan di media sosial, membuat foto untuk konten, maka satu konten bisa saja membutuhkan waktu hingga 3-4 jam atau malah lebih. Dan membagi waktu diantara tanggung jawab sebagai ibu, pekerja freelance, juga blogger, benar-benar bukan hal yang mudah.
  2. Kurang motivasi
    Kebosanan, stres, dan kewalahan dengan banyaknya dapat menyebabkan kurangnya motivasi sehingga sulit untuk update secara konsisten.
  3. Writers block
    Ketika kita memulai sebuah blog dan tidak tahu harus menulis apa, biasanya kita disarankan untuk menulis pengalaman sehari-hari.
    Meskipun cara ini bagus sebagai langkah awal, seiring berjalannya waktu, kita mungkin kehabisan ide segar dan merasa tidak yakin tentang topik lain yang perlu dieksplorasi. Belum lagi jika harus dikaitkan dengan SEO dan trafik. Kebuntuan ide bisa jadi penyebab mengapa seorang Blogger sulit untuk memenuhi jadwal publikasi Blog.
  4. Perfeksionisme
    Kita semua tentu pernah mengalami hal ini; menghabiskan banyak waktu untuk mengedit dan menyempurnakan tulisan hingga lupa tenggat waktu yang telah ditetapkan. Terlebih jika tenggat waktu tersebut adalah keputusan kita sendiri, maka melewati deadline tidak akan meninggalkan efek rasa bersalah atau penyesalan.
    Namun, ketika keterampilan menulis kita meningkat, kita harus belajar bahwa, meskipun kualitas itu penting, kesempurnaan dapat menjebak kita dalam siklus inkonsistensi.
  5. Kurangnya perencanaan dan pengorganisasian
    Saat pertama kali belajar ngeblog, saya mendapat nasehat bahwa lebih baik menulis saja dulu daripada membuat pertimbangan ini dan itu. Namun, setelah ngeblog beberapa waktu, saya menyadari pentingnya memulai ngeblog dengan tujuan yang jelas.
    Menetapkan tujuan yang jelas membantu kita membuat rencana blogging yang lebih fokus, baik terkait dengan topik yang kita pilih atau frekuensi postingan kita.
  6. Gangguan eksternal
    Berpikir berlebihan dan perfeksionisme mungkin berperan dalam inkonsistensi kita, namun ada banyak keadaan darurat, masalah kesehatan, atau kejadian tak terduga yang dapat mempersulit seorang Blogger menjaga konsistensi.

Mengapa konsistensi penting bagi blogger

Merujuk nasehat dari para pakar motivasi, salah satu cara untuk menjaga konsistensi adalah dengan tahu alasan kita melakukan kegiatan tersebut.

Begitu juga jika ingin memutuskan rantai inkonsistensi ngeblog, alangkah baiknya jika kita mengetahui apa manfaat konsisten update content. Beberapa manfaat tersebut adalah:

  1. Membangun kepercayaan dan audiens

Konsisten update konten membantu membangun kepercayaan dan loyalitas pembaca. Ketika kita bisa mematuhi jadwal posting dan membagikan informasi yang bermanfaat, pembaca akan melihat jika kita terus membagikan konten yang berkualitas.

Semakin sering menyajikan konten yang berkualitas dan sesuai dengan keahlian, pembaca akan kembali dan menjadikan tulisan kita sebagai rujukan dan informasi akurat.

  1. Meningkatkan SEO dan visibilitas

Meskipun saat ini kita sering mendengar nasehat “jangan menulis untuk Google” tapi jujur saja, tulisan berkualitas kita tidak akan pernah ditemukan di jagat maya ini jika kita tidak mau memanfaatkan Google (Well, nasehat itu pun sebetulnya tidak tentang konsistensi update, tapi cara dan gaya penulisan konten).

Google menyukai blog yang konsisten meng-update kontennya. Memperbarui konten blog secara teratur memicu spider mesin pencari mengunjungi blog kita. Dan ketika mesin pencari mengindeks blog kita memiliki postingan baru, maka blog kita memiliki peluang naik peringkat.

  1. Memperkuat personal branding

Bagaimana cara teman-teman mengenali brand seseorang? Melalui kehadiran mereka yang konsisten di sebuah platform, bukan? Hal yang sama berlaku untuk blogging. Pembaruan rutin membantu pembaca mengenali dan mengingat keahlian kita pada topik tertentu.

  1. Membantu menghasilkan lebih banyak uang

Bukan rahasia lagi jika blog juga dapat menjadi sumber penghasilan. Dengan mempublikasikan konten berkualitas secara konsisten, kita membangun audiens dan kepercayaan, yang menarik pengiklan dan sponsor. Blog yang konsisten juga membuka berbagai peluang monetisasi, seperti:

  • Kerjasama afiliasi
  • Membangun otoritas dan keahlian, yang membuka peluang menjadi pembicara atau membuat dan menjual produk

Konsistensi bukanlah satu-satunya faktor, tetapi merupakan landasan bagi strategi monetisasi yang sukses dan meningkatkan potensi penghasilan dari blog.

tips menjaga konsistensi ngeblog
Perencanaan yang baik membantu menjaga konsistensi ngeblog

6 Langkah menjaga konsistensi sebagai blogger

Statistik terbaru menyebutkan jika 2 dari 5 Blogger merasa kesulitan untuk update content. Meskipun tidak ada aturan baku tentang seberapa sering update blog, namun konsistensi tetap dibutuhkan jika kita ingin mendapatkan hasil nyata dari blog yang kita miliki.

Untuk mengatasi ketidak konsistenan ngeblog, kita memerlukan pendekatan strategis dan pola pikir yang tegas. Penting untuk mengidentifikasi dan mengatasi hambatan spesifik yang kita hadapi. Secara garis besar, hambatan tersebut biasanya berupa kurangnya waktu, motivasi, dan inspirasi.

Luangkan waktu sejenak untuk merenungkan dan mengenali apa yang menjadi penghambat konsistensi teman-teman.

Dulu, ketika saya sibuk dengan pekerjaan content writing, saya juga tidak punya banyak waktu untuk update blog dengan konsisten. Ketika kemudian ada jeda dari pekerjaan remote dan mulai hunting pekerjaan lagi, ada satu hal yang saya sadari. Seandainya dulu sudah membangun konsistensi ngeblog, kemungkinan besar, saat ini saya memiliki lebih banyak kesempatan untuk memonetisasi blog dan sedang memetik hasil seperti teman-teman blogger lainnya.

Karena itulah, di tahun ini, saya memilih untuk mulai membangun konsistensi dengan mengikuti challenge dari beberapa komunitas.

Agar tujuan saya membangun konsistensi berhasil, saya mengaplikasikan teori membangun kebiasaan baik (building habit) dan content marketing. Dan berikut ini cara saya membangun konsistensi ngeblog selama 3 bulan terakhir.

Artikel terkait: Menggunakan Ramadhan Sebagai Sarana Membangun Habit

1. Definisikan arti “konsisten”

Saat bicara tentang konsistensi, kita sering mengasosiasikannya dengan rutinitas atau pekerjaan yang harus kita lakukan setiap hari. Faktanya, konsistensi dapat berupa aktivitas yang kita lakukan dengan frekuensi mingguan, bulanan, atau bahkan tahunan.

Terkait dengan blogging, saya memilih untuk tidak update konten setiap hari karena energi dan waktu yang saya miliki terbatas. Biasanya kalau sudah selesai dengan pekerjaan konten, energi saya sudah setipis tisu. Sulit rasanya kalau masih harus menulis artikel lagi.

Saya juga mengamati, ketika menulis artikel blog dan langsung publish, tanpa “mengendapkan” dulu artikel tersebut, saya malah hanya akan menyesali hasilnya. Karena itu, saya memilih mendefinisikan konsistensi blogging saya dengan “update artikel seminggu 1-2 kali minimal 800 kata.”

Bagi saya, mendefinisikan konsistensi blogging sebagai “menerbitkan postingan setiap hari” hanya akan membuat saya mudah lelah dan burn out.

tips menjaga konsistensi ngeblog
Buat jadwal ngeblog yang realistis sesuai kemampuan diri sendiri

Mengikuti nasehat para Blogger senior, tugas publikasi artikel seorang Blogger tidak berhenti pada saat menekan tombol “publish” saja. Setiap Blogger juga perlu mempromosikan konten tersebut untuk mendapatkan trafik atau dengan tujuan lain. Belum lagi jika ada content yang perlu diperbaharui, yang untuk saya, waktunya pun hampir sama dengan menulis artikel baru.

Jadi, saya rasa memilih arti konsistensi dengan “update 1-2 artikel per minggu” sudah cukup untuk saya.

Meskipun demikian, definisi konsistensi tentu berbeda-beda pada setiap individu. Saya yakin sebagian dari teman-teman juga mampu menghasilkan artikel berkualitas dan update blog setiap hari. Tapi jika saat ini teman-teman hanya mampu update mingguan atau bulanan, maka jangan berkecil hati. Tetap saja hal tersebut disebut konsistensi.

Artikel terkait: Ide Agar PeDe Sebagai Content Creator

Namun, jika teman-teman hanya mampu memposting sebulan sekali, pastikan pembaca mengetahui tanggal spesifik teman-teman akan membagikan postingan baru. Contohnya, “Setiap tanggal 10 setiap bulan, saya akan membagikan artikel baru tentang…“.

Mengkomunikasikan jadwal postingan membantu mengelola ekspektasi dan membuat pembaca blog teman-teman tetap aktif terlibat (engage). Hal ini dapat dilakukan melalui surel, media sosial, atau di dalam blog itu sendiri.

2. Buat jadwal yang realistis

Sebagai seorang freelancer, saya harus membagi jam kerja saya menjadi beberapa bagian: mengerjakan proyek klien, mempelajari hal-hal baru, dan membuat konten sebagai bagian dari strategi untuk memasarkan keterampilan saya.

Menjaga konsistensi nge-blog memang tidak mudah, kuncinya adalah membuat jadwal yang realistis.

Seperti yang saya ceritakan di atas, jika saya butuh beberapa jam untuk menyelesaikan satu artikel pada blog ini, dan itu tidak mungkin saya lakukan setiap hari.

Karena itu saya menetapkan jadwal publish artikel seminggu dua kali, di setiap hari Rabu dan Jum’at.

3. Bagi satu tugas menulis menjadi beberapa sub tugas

Salah satu cara saya untuk menjaga jadwal blogging adalah dengan membagi tugas-tugas menjadi sub tugas kecil. Misalnya, saya membagi proses menulis satu artikel menjadi

  1. Riset topik
  2. Mengumpulkan referensi
  3. Membuat outline
  4. Menulis
  5. Mengedit hasil tulisan
  6. Membuat gambar atau foto dan infografis
  7. Publikasi; dan
  8. Promosi

Dengan membagi tugas menjadi sub tugas kecil, membantu saya menyelesaikan tugas update lebih mudah. Misalnya, saat saya harus mengerjakan sebuah project, saya memilih untuk fokus menyelesaikan satu atau dua sub tugas per hari. Namun, ketika saya memiliki lebih banyak waktu luang, saya mengerjakan beberapa sub tugas sekaligus.

Teman-teman juga bisa menggunakan sistem batching untuk memenuhi menjaga jadwal blogging. Sistem batching adalah mengelompokkan beberapa tugas/sub-tugas dalam satu waktu. Contohnya, saya dapat membuat outline dan infografis untuk beberapa artikel dalam satu hari. Kemudian, saya menulis artikel di hari berikutnya, dan seterusnya. Mengerjakan tugas yang sama dalam satu waktu bisa membantu teman-teman lebih fokus dan menyelesaikan pekerjaan lebih cepat.

4. Ubah jadwal menjadi janji

Coba teman-teman ingat, saat punya janji ketemu dengan kawan, saudara, atau malah bos, biasanya kita akan menyelesaikan pekerjaan rumah dengan cepat dan tepat waktu. Tapi beda halnya jika tidak ada janji; kita cenderung melakukan pekerjaan dengan santai, dan tidak peduli kapan akan selesai.

Nah, prinsip ini dapat diterapkan untuk meningkatkan konsistensi ngeblog. Ubahlah jadwal blog menjadi sebuah janji yang harus ditepati. Dengan cara ini, kita akan termotivasi untuk memenuhi tenggat waktu yang telah ditetapkan.

tips menjaga konsistensi ngeblog
Konten kalender membantu menjaga konsistensi ngeblog

5. Miliki konten kalender

Saat tidak yakin mau masak apa atau pakai baju apa, biasanya kita cenderung malas dan menunda. Hal yang sama juga berlaku dalam blogging. Ketika tidak tahu apa yang mau kita tulis, kita akan cenderung menunda dan akhirnya tidak menulis sama sekali.

Salah satu cara untuk melawan inkonsistensi ngeblog adalah dengan memiliki konten kalender. Konten kalender ibarat peta, kita akan tahu topik apa yang akan ditulis dan kapan artikel tersebut akan dipublikasikan. Hal ini akan membantu kita lebih disiplin dan konsisten ngeblog.

6. Temukan partner akuntabilitas

Dalam ilmu self development, partner akuntabilitas seringkali disarankan saat ingin membuat perubahan, membangun habit, atau menguatkan konsistensi.

Memiliki satu atau dua teman yang bersedia mengingatkan bisa membantu memenuhi komitmen dan menepati jadwal.

Bergabung pada challenge yang terkait dengan kebiasaan yang sedang dibangun, juga termasuk salah satu cara membangun konsistensi.

Seperti yang saat ini saya lakukan, saya memilih bergabung di kelompok Blogger English Challenge dan KLIP untuk membantu membangun konsistensi ngeblog.

Jika metode di atas terasa sulit untuk dilakukan, semoga reminder di bawah ini membantu perubahan teman-teman.

Tips tambahan

Jika teman-teman baru mengenal konsep melatih konsistensi, teman-teman bisa mengikuti saran James Clear yang dibagikan di blognya. Dalam salah satu artikelnya, James menyarankan bahwa lebih baik menurunkan standar pencapaian tapi tetap mematuhi jadwal daripada mengabaikannya sama sekali (reduce the scoop but stick to the schedule).

Jadi, jika tujuan teman-teman adalah menulis artikel setiap hari sepanjang 1500 kata, tapi tidak punya waktu untuk melakukannya, maka kurangi saja standar pencapaiannya.

Misalnya, jika menulis artikel 1500 kata membutuhkan waktu 2 jam, teman-teman dapat mengalokasikan waktu menulis 30 menit selama empat hari. Dengan cara ini, teman-teman tetap dapat memenuhi target menulis harian sambil melatih konsistensi.

Menerapkan strategi ini akan membantu teman-teman membuat perubahan dan mengembangkan kebiasaan menulis secara teratur.

Penutup

Konsistensi tidak bisa dipisahkan dari hidup seorang Blogger. Konsistensi tidak hanya terkait dengan trafik, tapi juga bisa untuk membangun autoritas, meningkatkan jumlah pembaca, peringkat di mesin pencari, dan personal branding.

Dengan menerapkan strategi di atas, semoga teman-teman dapat mengatasi tantangan konsistensi ngeblog dan menuai hasil dari kerja keras teman-teman.

Proses melawan ketidak konsistenan bukanlah proses yang instan, namun dengan tekad dan perencanaan yang baik semoga teman-teman dapat mencapai tujuan dan berkembang di dunia blogging.

Oya, jangan lupa selalu memberikan penghargaan pada diri sendiri atas kemajuan yang teman-teman capai, ya.

Leave a Comment

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *