Cara Memulai Kerja Freelance di tahun 2024

7 tips mulai kerja freelance

Last Updated on: 11th April 2024, 03:41 pm

Salah seorang kawan SMA kemarin bertanya, bagaimana caranya memulai bekerja freelance, seperti yang saya lakukan selama ini.

Pertanyaan di atas tentu saja tidak bisa dijawab hanya dengan beberapa kalimat. Ada banyak hal yang perlu dipersiapkan sebelum mulai bekerja freelance, baik itu persiapan teknis atau pun non teknis. Untuk persiapan non teknis, saya pernah membahasnya di artikel “Syarat untuk Menjadi Freelancer” .  Persiapan lainnya, saya rangkum di bawah ini.

Langkah-langkah mulai kerja freelance

Cara mulai kerja freelance di bawah ini mungkin sudah teman-teman baca di banyak blog di luar sana. Namun, saya coba tambahkan beberapa hal berdasarkan pengalaman saya menjadi pekerja freelance selama 10 tahun terakhir. Semoga melengkapi persiapan teman-teman, ya.

#1. Temukan alasan mulai kerja freelance

Saya rasa teman-teman semua sepakat jika alasan untuk bekerja freelance adalah mendapatkan penghasilan. Tapi, coba diperiksa lebih jauh kenapa sih kok, ingin mulai kerja freelance; apakah sekedar ingin mendapat penghasilan tambahan, mempersiapkan pensiun, atau alasan lainnya.

Menetapkan tujuan saat ingin merintis karier sebagai pekerja lepas, bisa membantu teman-teman untuk mempertahankan motivasi dan produktivitas saat kelak menghadapi tantangan atau hambatan selama bekerja freelance.

Saya sendiri memulai bekerja freelance karena ingin memberikan contoh bagi putri saya, jika bekerja tidak hanya harus ke kantor, dari rumah pun seorang wanita masih bisa mendapatkan penghasilan.

Mengenali motivasi saya bekerja secara freelance, membantu saya lebih mudah menghadapi “kewajiban” seorang freelancer, seperti belajar, networking, membuat konten untuk branding, dan lain sebagainya.

Nah, sekarang giliran teman-teman; apa yang memotivasi teman-teman untuk mulai pekerjaan ini?

#2. Tentukan keahlian yang ingin dijual

Jika teman-teman bertanya kepada para pekerja freelance, langkah apa yang harus diambil saat ingin mulai kerja freelance; jawaban mereka umumnya adalah “keahlian apa yang mau kamu jual“.

Mengenali keahlian diri sendiri, adalah hal wajib saat ingin mulai bekerja freelance. Jika saat ini belum mengenal diri sendiri, atau malah tidak berani menilai diri sejauh mana keahlian teman-teman, pertanyaan di bawah ini semoga membantu. Sebaiknya gunakan selembar kertas baru atau buku untuk menjawab pertanyaan-pertanyaanya, ya.

Langkah mengidentifikasi keahlian

Ada tiga hal yang perlu teman-teman ukur untuk mengidentifikasi keahlian teman-teman.

Langkah #1. Identifikasi keahlian teknis

  • Apa keahlian yang diperoleh dari pekerjaan saat ini (misalnya, akuntansi, desain grafis, pemrograman)?
  • Apa keahlian lain yang diperoleh dari pengalaman pribadi (misalnya, fotografi, menulis, memasak)?
  • Apakah memiliki kemampuan menggunakan perangkat lunak, membuat program aplikasi, dan pengetahuan terkait teknologi lainnya? Jika, ya, sebutkan.

Langkah #2. Identifikasi keahlian non-teknis

  • Apakah memiliki kemampuan komunikasi dan interpersonal?
  • Apakah punya kemampuan manajemen waktu dan pengorganisasian?
  • Apakah memiliki kemampuan menyelesaikan masalah dan berpikir kritis?
  • Apakah mampu belajar mandiri?

Langkah #3. Mengukur keahlian

  • Pengalaman kerja:
    • Lamanya bekerja di bidang yang relevan
    • Jenis proyek yang dikerjakan
    • Tingkat tanggung jawab
  • Pendidikan dan pelatihan:
    • Gelar dan sertifikasi
    • Kursus dan pelatihan yang diikuti
  • Penghargaan dan pengakuan:
    • Penghargaan atas kinerja
    • Keanggotaan di organisasi profesional
cara mulai kerja freelance

#3. Menentukan niche dan jenis layanan

Saat teman-teman memutuskan untuk mulai kerja freelance, niche adalah hal pertama yang perlu teman-teman tentukan.

Niche adalah fokus atau spesialisasi dalam bidang tertentu yang ingin teman-teman tawarkan. Gambaran mudahnya seperti perbedaan antara seorang fotografer dengan fotografer pernikahan di luar ruangan.

Menentukan niche di awal karier freelance akan membantu teman-teman lebih mudah menentukan jenis layanan yang hendak teman-teman tawarkan.

Layanan adalah produk atau jasa yang akan teman-teman tawarkan kepada klien. Layanan dapat berupa pekerjaan freelance, konsultan, atau produk digital.

Berikut adalah beberapa perbedaan utama antara niche dan layanan:

Niche:

  • Lebih luas: Niche adalah kategori yang lebih luas yang dapat mencakup berbagai layanan.
  • Memfokuskan pada target pasar: Niche mendefinisikan siapa yang ingin teman-teman layani.
  • Membangun reputasi: Niche membantu teman-teman membangun reputasi sebagai ahli di bidang tertentu.

Layanan:

  • Lebih spesifik: Layanan adalah produk atau jasa yang konkret yang teman-teman tawarkan.
  • Menyelesaikan masalah: Layanan membantu klien menyelesaikan masalah atau mencapai tujuan mereka.
  • Menghasilkan pendapatan: Layanan adalah cara teman-teman menghasilkan pendapatan sebagai freelancer.

Dalam dunia freelance, menentukan niche bisa jadi salah satu kunci memulai layanan freelancing. Agar lebih jelas teman-teman bisa melihat contoh niche yang populer di dunia freelance di bawah ini:

  • Penulis freelance: menulis artikel, blog post, copywriting, technical writing, dan konten lainnya.
  • Desainer grafis: membuat logo, brosur, website, dan desain lainnya.
  • Web developer: membangun website, aplikasi web, dan software.
  • Digital marketer: melakukan SEO, SEM, dan social media marketing.
  • Penerjemah: menerjemahkan dokumen, artikel, dan video dari satu bahasa ke bahasa lain.
  • Virtual assistant: membantu dengan tugas-tugas administratif, seperti scheduling appointments, managing email, dan data entry

Di Indonesia, pemisahan seperti ini memang masih jarang. Umumnya ketika seseorang menyebut dirinya sebagai content writer, maka ia wajib menguasai konten untuk media sosial, blog, email marketing, bahkan sampai brosur.

Namun jika teman-teman pernah berkunjung ke layanan market place freelancing seperti Upwork atau Fiverr, teman-teman akan menemukan beberapa jasa yang ditawarkan sesuai dengan niche. Bahkan tidak jarang mereka mengkhususkan diri hanya pada niche yang lebih kecil lagi. Misalkan pada kategori penulis konten; banyak freelancer yang hanya menyediakan jasa kepenulisan khusus landing page, Saas technical writing, UX writing, logistic, dan lain sebagainya.

Menyediakan jasa terspesialisasi seperti ini memang ada kelebihan dan kekurangannya. Di satu sisi, kita bisa menjadi ahli dan memasang rate yang tinggi untuk jasa kita. Di sisi lain, pangsa pasar teman-teman akan sangat sempit, sehingga lebih sulit untuk mendapatkan klien.

Mana pilihan yang tepat? Tentu saja semua kembali ke pilihan masing-masing. Terkadang memilih niche pun membutuhkan waktu.

Setelah hampir sepuluh tahun menulis konten, ternyata saya lebih menyukai web content writing dan blog post dibanding media sosial. Namun saya tetap belajar hal lain (social media, content marketing) meski saat ini belum begitu ahli.

Guru saya coach Darmawan Aji mengajarkan; jika di saat ini kita tidak bisa hanya sekedar going deep pada satu keahlian, seringkali kita juga butuh keahlian yang lain agar potensi kita lebih maksimal manfaatnya.

Jadi, menurut saya, pilih dulu niche teman-teman yang paling dikuasai. Dan tetaplah belajar mengembangkan diri, karena mungkin ada kesempatan pada niche lain yang memberi peluang lebih baik.

#4. Menentukan target market

Saat dulu mulai kerja freelance, saya mengambil job menulis apa saja, darimana saja. Seiring berjalannya waktu, saya merasa kurang nyaman menulis beberapa artikel seperti olahraga (terutama tentang bola), otomotif, dan agama; semata karena tidak memiliki pengetahuan lebih pada ketiga topik tersebut.

Di saat itulah saya membaca pentingnya seorang freelancer menentukan target market untuk jasanya. target market untuk jasa freelancing saya.

Cara paling mudah untuk menentukan target market bagi jasa freelance adalah dengan mengenali keahlian kita, masalah apa yang bisa selesaikan dari keahlian tersebut, dan kemudian menentukan keunggulan (unique value, benefit) apa yang bisa tawarkan dari keterampilan tersebut.

Teman-teman juga bisa memulai menentukan target market dari klien yang pernah teman-teman terima. Jika mereka bukan klien yang ideal, maka pikirlah sepeti apa sesungguhnya klien yang teman-teman ingingkan.

Akan lebih baik jika membuat buyer persona juga, dengan cara ini, teman-teman akan lebih mudah mengenali pain point dari target market yan?g ingin teman-teman.

cara mulai kerja freelance

#5. Menentukan income goals

Teman-teman bisa saja menentukan penghasilan setinggi-tingginya, atau yang penting dapat klien duluan, harga berapa pun itu.

Pilihan kedua memang tidak salah, dulu pun saya juga seperti itu. Karean awalnya hanya tahu harga seorng penulis konten dari aggensi yang saya ikut pertama kali. Dan tentu saja karena saat itu belum memiliki pengalaman sama sekali, jadi berapapun harga jasa saya, ya diambil saja.

Belakangan setelah tahu bagaimana seharusnya memulai sebuah kerja freelance, saya mulai menganggap jasa ini sebagai sebuah binis jasa, tidak hanya sekedar sebuah pekerjaan sampingan, yang penting menghasilkan.

Untuk menentukan berapa target penghasilan yang seharusnya dicapai, saya menentukan dengan cara menghitung kebutuhan paling dasar setiap bulan, seperti biaya penyusutan barang, biaya data, kebutuhan peralatan tulis, alokasi dana darurat, dan juga gaji untuk diri saya sendiri. Tidak lupa saya menambahkan biaya tahunan untuk domain, hosting, biaya software seperti TickTick dan Canva.

Setelah menentukan target penghasilan, cek berapa alokasi waktu kerja teman-teman setiap hari. Bagi target penghasilan dengan alokasi waktu bekerja, hasil dari pembagian tersebut dapat teman-teman gunakan untuk menentukan rate bekerja teman-teman setiap jam.

Artikel terkait: Pentingnya Melacak Waktu Bagi Freelancer

#6. Buat portfolio

Teman-teman dapat membuat portfolio berdasarkan pengalaman pekerjaan atau membuat portfolio sendiri. Pilihlah project terbaik, dan menurut teman-teman memberikan hasil yang terbaik.

Saat dulu memulai pekerjaan menulis konten ini, saya menggunakan blog ini sebagai portfolio saat mengajukan proposal kepada Asian Parent Indonesia dan UangTeman. Sementara di agensi (kalau tidak slah waktu itu namanya re-media services) saya melewati tes beberapa tahap sebelum akhirnya masuk ke dalam tim penulis freelance.

Untuk membuat portfolio teman-teman dapat mengumpulkannya dalam sebuah website, penyimpanan cloud (Google Drive atau One Drive), Behance, dan lain sebagainya.

#7. Mulai memasarkan jasa

Eng , ing, eng … kini waktunya teman-teman mulai memasarkan jasa kepada klien. Memulai karier sebagai freelancer, sebetulnya seperti juga usaha memulai bisnis online yang lain. Setelah 6 persiapan di atas teman-teman miliki. Berikut beberapa strategi pemasaran yang bisa teman-teman coba.

  • Menawarkan jasa melalui platform pekerja freelance seperti Upwork, Fiveer, Freelance, WeWorkRemotely, dan lain sebagainya.
  • Membangun jejaring profesional; Teman-teman dapat masuk ke komunitas sesuai dengan jasa yang teman-teman tawarkan.
  • Menggunakan media sosial; Saat mengawali jasa menulis konten ini saya juga banyak aktif di media sosial. Saat itu saya memilih menggunakan Facebook karena target market saya kebanyakan adalah UMKM dan agensi penulis konten. Jadi, jika selama ini jarang aktif di media sosial, mulailah aktif untuk membuat konten, menjalin komunikasi dengan para profesional, HRD, atau pun pemilik bisnis.
  • Promosikan diri sebagai ahli dengan cara membuat artikel, blog, white paper, ebook, dan konten digital lainnya yang bisa teman-teman jadikan promosi saat menawarkan jasa kepada klien

Tips tambahan mempersiapkan diri untuk kerja freelance

Saat dulu mulai bekerja freelance, saya tidak melakukan banyak persiapan seperti di atas. Dulu hanya berpikir, bagaimana caranya agar bisa segera dapat job. Tapi, Alhamdulillah dulu saya masuk ke komunitas menulis yang tepat (Ibu-ibu Doyan Nulis), sehingga saya memperoleh info tentang pekerjaan penulis konten freelance dengan cepat.

Namun, saat ini market telah banyak berubah. Mereka yang berkompetisi di dunia freelance semakin banyak. Tidak hanya mereka yang sekedar butuh pekerjaan, tapi banyak juga yang sudah ahli pada bidang tertentu dan ingin mencari tambahan penghasilan. Jadi, meski nasehat kalsik “mulai aja dulu” mungkin masih bisa kita lakukan, tidak ada salahnya juga mulai melakukan persiapan dengan lebih matang.

Berikut ini adalah beberapa hal yang saya catat dari mengamati beberapa kawan freelancer sukses.

Mulai dari apa yang dimiliki

Menjadi seorang freelancer adalah perjalanan yang tidak ada titik finishnya (infinite game). Akan selalu ada hal yang perlu dikerjakan setiap kali satu pekerjaan selesai. Jadi, alih-alih mengusahakan segala sesuatu sempurna di awal, mulailah dari sumber daya yang sudah teman-teman miliki (keterampilan dan pengalaman).

Dengan fokus pada kekuatan, teman-teman akan lebih mudah menghasilkan pekerjaan yang berkualitas dan juga enjoy melakukannya. Kelak jika layanan teman-teman sudah mulai menghasilkan, maka barulah rencanakan bagaimana mengasah atau mengembangkan sumber daya yang sudah dimiliki.

Cara berpikir “mulai dari apa yang dimiliki” juga akan membantu mengurangi biaya operasional di awal. Gunakan peralatan dan software yang ada saat ini. Langkah baru tidak selalu harus dimulai dengan semua hal yang baru bukan?

cara mulai kerja freelance

Mulai bangun personal branding

Jika karier freelance ini adalah pilihan pekerjaan awal, maka mulailah membangun personal brand.

Cara paling mudah untuk melakukannya adalah mulai aktif di media sosial. Ceritakan tentang profesi yang sedang teman-teman tekuni, ilmu yang sedang teman-teman pelajari, dan lain sebagainya. Jangan lupa untuk meninggalkan komentar pada utas jejaring yang ada di media sosial.

Jika teman-teman memiliki cukup waktu, tidak ada salahnya juga untuk membangun blog terkait dengan profesi yang teman-teman tekuni. Media sosial memang memiliki jangkauan yang baik. Calon pengguna atau pembaca tulisan teman-teman sudah berkumpul di platform media sosial. Namun, blog memiliki kelebihan dalam pengelompokkan topik.

Setiap tulisan yang teman-teman buat, dapat dikelompokkan dalam kategori tertentu. Sehingga saat pembaca mencari topik yang spesifik, mereka akan lebih mudah mendapatkan jawaban, tidak perlu scrolling di media sosial yang mungkin akan sangat melelahkan.

Tetapkan tenggat waktu untuk setiap milestone di atas

Persiapan pekerjaan freelance memang banyak, beberapa hal malah mungkin tidak akan pernah ada titik akhirnya (pekerjaan personal branding misalnya). Meskipun begitu, setidaknya berikan tenggat waktu yang jelas agar teman-teman bisa segera mulai menawarkan jasa atau layanan. Misalkan identifikasi kekuatan cukup dua hari, menentukan keahlian dua hari, dan lain sebagainya.

Reviu, reviu, reviu

Guru saya mengajarkan, “tidak ada hal yang bisa kita perbaiki, jika kita tidak tahu ada dimana kekurangan dan kelebihan dari hal yang sudah kita lakukan.” Karena itu siapkanlah satu catatan khusus untuk membuat journal apa saja yang sudah teman-teman lakukan, apa hasilnya, dan insight apa yang teman-teman peroleh saat melakukannya.

Cara ini akan membantu teman-teman membuat perbaikan, sekaligus semakin mengenali dimana kekuatan dan kekurangan teman-teman.

Selamat mencoba, semoga tips di atas bermanfaat. Sampai jumpa di dunia persilatan! ๐Ÿ™‚

Show 2 Comments

2 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *