Last Updated on: 2nd October 2023, 09:29 pm
Ada dua adegan dari drama Korea “Descendant of the Sun” yang membekas banget di ingatan saya.
Pertama, ketika kapten Yo Si Jin membayar pesanan makanan di cafe dengan cukup mengangsurkan telepon pintar di tangannya. Adegan yang kedua, ketika dokter Mo Yeon mengambil uang, juga cukup dengan menempelkan telepon pintarnya di mesin ATM.
Waktu itu, saya berpikir, Korea keren banget ya, teknologinya maju cepet banget. Saya pun jadi ngarep semoga, suatu hari nanti, pembayaran atau transaksi ATM serupa di drama DOTS itu, juga ada di Indonesia.
Dan ternyata, saya nggak perlu menuggu lama, karena metode pembayaran ala kapten Yo Si Jin dan tarik tunai ala dokter Mo Yeon sudah bisa saya nikmati dari aplikasi LinkAja. Saya cukup scan barcode saat membayar belanjaan di mini market dekat rumah. Gampang banget dan praktis.
Dan ternyata pemerintah saat ini pun sedang menggalakkan pembayaran cash less alias non tunai, yang salah satunya dengan scan kode QR.
Transaksi QR Code, apakah itu
QR code atau Quick Respone Code merupakan barcode dalam bentuk dua dimensi yang dapat digunakan untuk menyimpan data informasi tertentu.
Dalam transaksi pembayaran, QR Code tentu saja berisi data informasi yang terkait dengan proses pembayaran tersebut. Dengan menggunakan QR Code, kita tidak perlu lagi menggesek kartu atau memasukkan kode PIN saat melakukan pembayaran.
Di Indonesia sendiri, cara pembayaran dengan metode ini semakin marak sejak tiga tahun terakhir. Lihat saja dengan semakin maraknya penyedia layanan dompet digital seperti OVO, Dana, LinkAja, dan GoPay. Atau dompet digital yang dikeluarkan oleh institusi bank seperti CIMB GoMobile, BCA Sakuku, dan MandiriPay.
QR Standar untuk kemudahan transaksi sehari-hari
Sayangnya setiap dompet digital memiliki kode QR yang berbeda. Akibatnya, merchant atau penjual yang bekerja sama dengan penyedia layanan dompet digital ini juga harus menyediakan QR Code yang berbeda-beda.
Begitu juga konsumen yang menggunakan jasa dompet digital, agar lebih mudah melakukan transaksi di banyak merchant, mau tidak mau, akhirnya “mengoleksi” banyak aplikasi dompet digital.
Saya sendiri menggunakan GoPay, LinkAja, dan Dana. Cukup merepotkan, dan makan biaya sebetulnya (biaya transfer dana ke setiap dompet digital), tapi demi kemudahan pembayaran saat di luar rumah, saya memilih menggunakan tiga aplikasi tersebut.
Syukurlah ketidak efektifan cara ini direspon pemerintah dengan meluncurkan QR Code Indonesian Standard (QRIS) pada tanggal 17Agustus 2019 lalu.
Cara penggunaan dan sosialisasi QR standar ini dikenalkan BI pada acara #FesKaBi2019 (Festival Edukasi Bank Indonesia) yang diselenggarakan di 3 universitas, yaitu Universitas Sebelas Maret Solo, Universitas Lampung, dan Manado. Pada Feskabi ini mahasiswa diajak untuk mencoba melakukan pembayaran dengan QRIS.
Pembayaran dengan QR code memang identik dengan gaya ala anak muda milenial, tapi tidak berarti kelompok masyarakat lain juga tidak dapat menggunakan transaksi model ini. Sebaliknya, siapapun dapat menggunakan QR code untuk bertransaksi jual beli.
Malahan, salah satu tujuan pemerintah mengadakan QRIS ini adalah mendorong perkembangan UMKM. Karena ketersediaan kemudahan pembayaran, tentunya juga akan semakin memperluas pangsa pasar juga kan?
Dengan QR Standar, kita akan lebih mudah melakukan transaksi pembayaran, karena semua merchant hanya akan memiliki satu standar QR saja, sementara kita sebagai konsumen, juga dapat melakukan pembayaran dengan semua jenis aplikasi dompet digital.
Dengan #pakaiQRstandar seperti ini tentu lebih sejalan dengan tujuan pemerintah yang ingin mengefektifan proses transaksi keuangan.
Btw, sudah tahu belum kenapa pemerintah terus mendorong penggunaan transaksi non tunai?
Enggak hanya agar kelihatan keren lho, tapi juga ada tujuan lebih besar dibalik penggunaan transaksi non tunai ini. Transaksi non tunai akan mengurangi penggunaan dan peredaran uang kartal (uang tunai).
Itu artinya akan ada pengurangan juga pada biaya cetak, biaya distribusi uang, juga biaya cash handling.
QRIS membuat transaksi keuangan lebih mudah dan lebih murah
Contohnya nih, kalau Sahabat RPB sebagai penjual yang menggunakan QR Code, tidak perlu lagi menyetorkan hasil penjualan ke bank kan? Karena dana hasil jualan sudah langsung masuk ke rekening.
Jika masih dalam bentuk cash, maka Sahabat perlu meluangkan waktu untuk menghitung hasil penjualan, pergi ke bank, belum lagi masih ditambah dengan resiko keamanan di jalan.
Bagi kita yang konsumen, nggak akan ada lagi cerita dapat kembalian dalam bentuk permen, karena pembayaran yang kita lakukan pasti pas, kan? Intinya, pembayaran non tunai akan membuat kita lebih hemat sekaligus praktis dalam melakukan transaksi keuangan.
Jadi, kita #gairahkanekonomi dan #majukanekonomiyuk, dengan mendukung program pemerintah ini dengan mempopulerkan penggunaan QR Standar untuk transaksi keuangan sehari-hari.