Perluas wawasan, kumpulkan, beri nama, dan kemudian optimalkan untuk menyelesaikan masalah Anda. (Sumber foto: Bing.com) |
Ada sebuah kisah menarik dari seorang teman.
Sudah dua minggu lamanya si Ibu menikmati kulkas hadiah tersebut. Hingga siang itu, si Ibu mendapat SMS untuk membawa kembali ke toko hadiah kulkas yang ia terima kemarin. Alasannya, untuk pemotretan ulang waktu penyerahan hadiah. Foto pada saat penyerahan hadiah kemarin rupanya tanpa sengaja terhapus oleh salah satu staf. Dan karena pemotretan harus menggunakan latar belakang toko, maka mau tidak mau, kulkas satu pintu itu harus dibawa kembali ke toko tersebut.
Kejadian, juga kesalahan, seperti di atas dapat saja terjadi oleh siapa saja. Sayangnya, di saat genting seperti itu, seringkali kita terlupa untuk mencari solusi terbaik dan termudah guna penyelesaian masalah.
Namun, selalu saja, di saat krisis kita sering terlupa untuk menggunakan pelbagai pengetahuan yang sebetulnya lebih mudah digunakan untuk menyelesaiakn masalah yang sedang di hadapi. Hal ini dapat terjadi karena kita kurang pandai dalam mengatur pengetahuan yang telah kita peroleh.
Identifikasi pengetahuan untuk menyelesaikan masalah
Pengetahuan atau informasi yang kita miliki dapat berupa ilmu teknis yang kita peroleh dari bangku sekolah. Dapat pula berupa pandangan atau kesimpulan setelah kita membaca atau mengalami sesuatu dan biasanya dipengaruhi oleh nilai serta keyakinan seseorang.
Dengarlah selarik kalimat yang diucapkan oleh Lia, dalam sebuah film documenter “Eagle Award”. Lia bertekat untuk tetap bersekolah meski ibunya hanya berprofesi sebagai pengemis. Ketiadaan biaya tidak ia dijadikan alasan. Karena dengan bersekolah ia dapat mengenal internet. Dan melaui internet, akan selalu ada kemungkina baginya untuk meminta bantuan guna melanjutkan pendidikannya. (Eagle Awards, “Harapan Selangit Kelam”, Metro TV, 22 September 2013)
Apakah pemikiran seperti Lia itu dipelajari disekolah? Tentu saja tidak. Pendapat Lia, yang ia gunakan untuk menyelesaikan masalahnya ini berasal dari pengetahuannya serta pengalaman hidup yang ia jumpai sehari-hari. Lia telah mampu memanfaatkan pengetahuan atau informasi yang ia peroleh secara utuh. Dan dengan informasi tersebut, ia mampu menyusun strategi untuk menyelesaiakn permasalahannya.
Individu seperti ini kadang kita temui di dunia nyata sebagai seseorang yang mudah sekali bergaul. Berbicara dengannya seolah membaca sebuah buku ensiklopedia, selalu nyambung. Ia mampu mangaitkan informasi yang ia miliki dengan penglaman pribadinya, buku yang baru saja ia baca dan lain sebagainya.
Agar mampu menjadi pribadi dengan kwalitas sedemikian, maka selalu pasang telinga Anda, tajamkan rasa, amati sekeliling. Selalu berusahalah untuk melihat apa yang tidak terlihat di depan mata.
Rapikan informasi dan pengetahuan yang diperoleh
Setiap hari, ada begitu banyak informasi yang kita peroleh. Semakin kita bertemu dengan banyak orang, berada di banyak tempat, akan semaikin banyak informasi yang masuk ke otak kita.
Dengan terus berlatih mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri, kita akan bertemu dengan pelbagai kesimpulan-kesimpulan baru. Informasi seperti inilah yang akan menjadi data base utama kita. Ia akan mudah kita tarik, karena sejatinya kesimpulan-kesimpulan tersebut merupakan hasil ciptaan dari pemikiran kita sendiri. Berpikir dengan rapi dan teratur, optimal serta efektif adalah cara terbaik untuk menyelesaikan pelbagai permasalahan yang kita hadapi hari ini.
Rahayu Pawitri