Waktu tadi rapihin meja kerja, saya nemu pemberitahuan tentang imunisasi difteri Hana. Alhamdulillah, saat ini dia sudah dapat imunisasi difteri ketiga sih, jadi saya merasa tenang.
Tapi saya jadi ingat dengan Kejadian Luar Biasa Difteri di Indonesia dua tahun lalu. Saat itu, difteri terasa menjadi momok setiap hari.
Ya, gimana enggak, cara penularannya yang guampang banget, sukses membuat para emak was-was, akan kesehatan buah hatinya (termasuk saya, tentu). 😁 Masih ditambah di Indonesia, masalah imunisasi juga masih menjadi polemik, wis to, pokoke galau.
Difteri, jenis penyakit apa sih?
Dulu tu, kalau dengar kata difteri, pikiran saya akan langsung tertuju pada “orang yang tidak bisa menjaga higinitas tubuhnya”, malas cuci tangan misalnya.
Meski bukan pendapat yang salah, tapi pendapat saya itu, ternyata tidak sepenuhnya benar.
Tidak rajin cuci tangan setelah beraktivitas memang bisa menjadi cara penyebaran difteri. Terlebih difteri memang bisa menular melalui barang-barang yang sudah pernah dipegang oleh penderita kan?
Nah, selain dari kontak benda, nyatanya difteri juga mudah menular melalui udara, seperti ketika penderita bersin atau batuk, dan kemudian tanpa sengaja, percikan ludahnya mengenai tubuh kita.
Penularan lainnya adalah jika anak kita tanpa sengaja menyentuh luka akibat difteri di tubuh si penderita.😨 .
Saya ingat banget waktu KLB difteri dulu, ibu sampai bela-belain telepon malam-malam, sekedar mengingatkan cucunya untuk, “Jangan lupa cuci tangan, ganti baju kalau habis main di luar, ya, Ngger….” 😂
Ya memang mengerikan sih, difteri ini. Karena kalau sudah terinfeksi, sering banget tidak menunjukkan gejala apa-apa, tahu-tahu 2-5 hari kemudian langsung kolaps aja.
Kenalan dengan Corynebacterium diphteriae
- Miokarditis atau peradangan otot jantung
- Lumpuh
- Gagal ginjal
Gejala infeksi difteri
Lapisan abu-abu pada tenggorokan,pertanda adanya bakteri Corynebacterium diphteriae |
Difteri umunya menyerang selaput lendir pada hidung dan tenggorokan. Dan jika kita tinggal atau memiliki kebiasaan higine yang tidak baik, bisa saja kita terserang difteria kulit atau disebut dengan cutaneous diphteria.
Seperti disebutkan diatas, orang yang terinfeksi difteri, sering banget tidak tahu jika ia di dalam tubuhnya telah berkembang bakteri Corynobacterium ini. Ada juga sih, yang memiliki gejala seperti mau flu ringan.
Tapi gejala yang paling mudah dideteksi adalah adanya lapisan berwarna abu-abu pada tenggorokan dan tongsil.
Sementara gejala lainnya adalah:
- Demam
- Menggigil
- Kelenjar limfe (pada leher) membengkak
- Batuk
- Tenggorokan sakit dan suara serak
- Pilek; awal terinfeksi lendir hanya berupa cairan, tapi akhirnya berubah menjadi lebih kental, bahkan sesekali disertai darah
- Napas cepat, atau malah sulit bernapas
- Badan lemas dan merasa lelah
Cara mencegah difteri
- 2 bulan
- 3 bulan
- 4 bulan
- 1,5 tahun
- 5 tahun