Inspirasi Mengasuh Anak Remaja dari Drama Korea Was It Love

Kalau ditanya teman, apa yang bikin betah nonton drama Korea, jawaban saya biasanya jalan cerita dan life lessonnya. Dan salah satu pelajaran yang saya peroleh akhir-akhir ini adalah dari drama Was It Love. Saya melihat ada pelajaran mengasuh anak remaja dari drama komedi romantis ini.

Secara rating, drama ini tidak bagus banget, hanya sekitar 2%, tapi saya betah aja nontonnya, karena penasaran bagaimana Noh Ae-Jung menyelesaikan masalahnya dengan putri semata wayangnya, Oh Ha Nee, yang berusia 14 tahun.

Waktu nonton episode pertama drama ini saya langsung “jatuh cinta” karena melihat konflik No Ae-Jung (diperankan oleh Song Ji Hyo) dengan anaknya. “Ah, konflik emak – anak remaja, nih,” batin saya waktu itu.

Ya, saya kahir-akhir ini memang sedang tertarik dengan parenting anak remaja. Maklum, putri saya Hana juga mulai remaja. Dan jujur saya deg-degan banget menghadapi fase ini.

Inspirasi mengasuh anak remaja dari drama Korea Was It Love

Mengasuh remaja sering menjadi hal yang menakutkan untuk banyak orang tua. Pergaulan anak yang mulai diluar kontrol orang tua, emosi para ABG yang sering naik turun, plus rasa ingin tahu yang besar, sering bikin deg-degan para orang tua; termasuk saya tentu. 😊

Karena itu, kalau nemu inspirasi ngasuh anak remaja, sering saya simak baik-baik, kalau perlu dicatet, agar nanti nggak lupa saat mengalami permasalahan atau cerita serupa. Termasuk dari drama Korea Was It Love ini.

Drama ini sebetulnya bercerita tentang CLBK, alias cinta lama Ae-Jung yang bersemi kembali. Dan konflik yang terjadi antara Ha Nee dan Ae-Jung terjadi juga karena cinta lama ini.

Cara mengasuh anak remaja, inspirasi dari drama Korea Was It Love

Sebagai single mother, Ae-Jung dapat membesarkan Oh Ha Nee dengan baik. Ha Nee termasuk anak yang cukup tangguh (berani melawan teman-teman yang berusaha merundungnya), dan tahu menghargai perjuangan ibunya. Saya melihat ada 3 hal yang Ae-Jung lakukan untuk mendidik dan menjalin kedekatan dengan Oh Ha Nee

#1. Mencintai dan menerima anak sepenuhnya (termasuk teman-temannya)

Sepanjang cerita kita akan melihat bagaimana Ae Jung mencintai putri satu-satunya. Tapi memang dari awal, Ae Jung sendiri yang memilih membesarkan anaknya sendirian. Bahkan memilih tidak melanjutkan kuliahnya agar dapat melahirkan dan membesarkan Oh Ha Nee.

Ketika mereka harus pindah rumah, dan Ha Nee bertemu dengan teman baru (Dong Chan), Ae-Jung sangat menyayangi Dong Chan, bahkan berkata ia akan menunggu dan memeluk Dong Chan ketika Dong Chan bermain hingga larut malam.

Kita sering menganggap, menghadapi anak yang memasuki masa remaja itu menakutkan, sulit, dan sering bikin jantungan.

Perubahan perilaku, hobi mereka yang aneh di mata kita, kadang membuat kita memaksa anak mengikuti orang lain. “Lihat tuh, si A, si B, mereka tuh, nggak berantakan macam kamu.”

Ya, mungkin maksud kita baik, kita ingin anak kita baik, tapi di mata si ABG ini bisa menjadi tanda jika kita tidak menerima mereka sepenuhnya.

Jadi, terima mereka dengan apa adanya, selama tidak melanggat aturan norma, agama, atau nilai dasar keluarga. Menerima kelebihan dan kekurangan si ABG, akan membantu mereka percaya pada kita dan tahu jika kita akan selalu ada untuk mereka.

Jangan lupa terima juga teman-teman dekatnya, seperti Ah Jeong, yang menerima Dong Chan dengan penuh suka cita.

#2. Selalu sediakan telinga

Di episode pertama dan kedua drama ini, kita sudah diajak menyimak konflik No Ae-Jung dengan putrinya, saat Ha Nee terlibat pertengkaran dengan teman sekolahnya.

Kedatangan ibunya untuk meminta maaf atas keributan tersebut, malah berujung kemaraha Ha Nee. Ha Nee marah karena merasa ibunya tidak mau mendengarkan apa yang sedang terjadi; alih-alih langsung meminta maaf kepada keluarga pembully Ha Nee dan Dong Chan.

Pertengkaran orang tua dan remaja seringkali terjadi karena perbedaan sudut pandang. Mendengar akan membantu kita untuk tahu apa saja yang telah mereka alami, dan bagaimana perasaan mereka terhadap hal tersebut.

#3. Nge-date berdua

Meskipun sibuk mengurus film yang akan ia garap, Ae Jung sering berusaha meluangkan waktu untuk makan di luar rumah atau menghabiskan waktu bersama Ha Nee di sauna.

Menginjak usia remaja, umumnya anak-anak mulai ingin dihargai privasinya. Mereka mulai bermain rahasia dan tidak mau disuruh-suruh.

Nge-date berdua bisa menjadi cara untuk orang tua agar tetap terhubung dengan anaknya. Jangan lupa, letakkan gadget dan semua hal yang menganggu perhatian kita saat menghabiskan waktu bersama, agar ia tahu, bahwa mereka ada di level VIP dalam kehidupan kita, orangtuanya.

Itulah tiga cara mengasuh anak remaja yang dapat kita contoh dari drama Was It Love? Bagaimana dengan Sahabat RPB, apakah termasuk penonton setia drama ini juga? Pelajaran apa yang dapat Sahabat peroleh dari drama ini?

Leave a Comment

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *