Bagaimana Cara Dapat Uang dari Blog Personal? Berikut 2 + 3 Tips dari Arif Rahman dan Sitta Karina untuk Ngeblog Profesional

Saya menatap lembaran spreadsheet di depan saya dengan bingung,  tabel waktu saya hampir 80% nya sudah berisi dengan warna. Warna-warna tersebut mewakili jenis kegiatan saya sebagai emak dengan jenis pekerjaan yang tak bisa diganggu gugat (baca: nyuci, setrika, masak, bersih-bersih rumah …).

Jujur saja sejak mengikuti kelas Hiip Academy #1 dengan tema “How to Blog Professionally“, saya mengubah cara manajemen waktu saya. Yang sayangnya, sudah hampir sepuluh hari ini, belum berjalan seperti yang saya inginkan.

Tidak seperti yang dipikirkan dan dilihat oleh banyak orang, jika profesi blogger itu adalah pekerjaan yang santai, enak, hanya tinggal ketak-ketik, hore-hore di event, pulang bawa goodie bag, masih ditambah dapat trasferan lagi.

Sebaliknya, gunung es dibalik pekerjaan itu sangat banyak, dan … ya, melelahkan.

Sahabat tentu ingat fenomena “Pamit” Ria Ricis kemarin. Terlepas apakah itu gimmick atau hal lainnya, bekerja menciptakan konten memang bukan pekerjaan yang mudah.

Karena jika sudah berbicara “menghasilkan uang”, tentu saja semua konten yang dibuat wajib sesuai dengan biaya yang sudah dikeluarkan.

Cara dapat uang dari blog personal; reportase Hiip Academy #1 “How to Blog Professionally”

Sebelum ngobrolin tentang cara dapat uang dari blog personal, saya mau tanya dulu, pernah mendengar tentang Hiip? Kalau belum, simak baik-baik info dibawah ini, karena Hiip bisa menjadi salah satu jalan bagi Sahabat untuk dapat uang dari blog personal.

Hiip ini sebetulnya adalah platform bagi para influencer dan brand untuk saling terhubung. Di tahun 2019 ini, Hiip Asia bekerja sama dengan BP Network (komunitasnya disebut dengan Blogger Perempuan) guna merangkul lebih banyak influencer di Indonesia.

Oya, kalau Sahabat tertarik untuk bergabung di Hiip, Sahabat bisa download aplikasi Hiip di Play Store. Lengkapi data dan informasi yang tertera pada aplikasi, submit, dan selesai, deh. Welcome to Hiip!!! (salaman dulu)

Dan sebagai salah satu bentuk dukungan Hiip Asia kepada para membernya, dibuatlah kursus offline pertama ini dengan mengundang Arif Rahman dan Sitta Karina sebagai pembicara, dan berbagi pengetahuan mereka tentang bagaimana cara ngeblog yang profesional, hingga akhirnya menghasilkan uang.

Ada dua tema yang dibahas dalam kelas #1 Hiip ini, yaitu Content Creation oleh Arif Rahman dan Cara Profesional Monetisasi Blog oleh Sitta Karina, seorang penulis fiksi dan Blogger. 

Okay, lets go to the first topic

Content Creation untuk ngeblog yang engaging, oleh Arif Rahman

Blog adalah sebuah platform yang sangat mengandalkan trafik atau lalu lintas pengunjung (bahasa mudahnya, pembaca blog).

Tidak seperti media konvensional (majalah, koran, TV) yang pengunjung biasa datang sendiri karena sudah kenal atau tahu dengan nama media tersebut.

Sayangnya, di dunia ini ada jutaan blog, yang berlomba untuk ditemukan oleh pembaca. Dan  setelah ditemukan, penulis blog wajib berusaha agar si Pembaca mau kembali lagi, lagi, dan lagi. Disitulah sebuah blog kemudian akan disebut memiliki trafik yang baik.

Agar trafik blog baik, Blogger wajib memiliki 2 Kon, yaitu Konten dan Konsiten. 

Dan dua hal inilah yang dibahas tuntas oleh Arif Rahman.

Arif Rahman adalah seorang Travel Blogger pemilik blog Back Pack Story.

Baru pertama membuka sesi coachingnya, mas Arif sudah membuat saya pusing dengan dua fakta, tentang kebiasaan orang membaca blog, dan alasan mereka membacanya.

Ya, jelas saja saya ngelu, blog RPB ini kan masih jauh dari kata beres, apalagi kalau bicara trafiknya, (Subhanallah deh). Eh, fakta malah bicara jika jumlah pembaca blog tidak sampai 50%. Saat itu juga, saya langsung mbatin, “Apa aku brenti aja ya, jadi Blogger?” ngumpet manja jadi Content Writer sepertinya lebih asik. 😀😀

Tapi jangan pesimis dulu, kuy, masih ada kok cara untuk mendapatkan kembali pembaca. Caranya tentu saja dengan membuat konten blog yang engaging alias bermanfaat dan menarik pembaca.

Seperti yang dilakukan mas Arif ini, meski sekarang Beliau tidak sering update blog, namun saat ini pengunjung blognya sudah mencapai 4 juta visitor (dengan ribuan pengunjung setiap hari tentunya).

Tapi pencapaian mas Arif selama ini juga tidak mudah loh, Beliau melakukan branding selama 1-2 tahun sebagai seorang Travel Blogger.

Dan selama dua tahun itu, nggak berarti mas Arif hanya santai-santai saja. Jalan-jalan sih, tentu saja, tapi juga membuat menulis, mengambil foto, video, riset, merencanakan perjalanan dan seterusnya, Hmm … hidup Travel Blogger ternyata tidak seindah feed Instagramnya, ya. 🤭

Kerja seorang Blogger sebetulnya memang sebanyak itu. Dan sayangnya, sudah bejibun pekerjaanya, masih harus menunggu beberapa waktu untuk akhirnya dapat mencapai target atau hasil seperti yang diinginkan.

Bahkan saat awal membangun karir sebagai Travel Blogger, mas Arif ini memaksa diri untuk setiap bulan harus jalan-jalan, yang tentu dengan biaya sendiri (kata mas Arif, ongkos jalan-jalan ini kalau dikumpulkan bisa untuk beli rumah cash, lho).

Tapi menurut mas Arif, itulah bentuk dedikasi, investasi pada blog yang mas Arif bangun.

Prinsip #1 seorang Blogger Profesional: Content is the King 

Mas Arif mengutip apa yang pernah Gary Vee katakan, konten yang menarik haruslah konten yang informatif atau menarik (menarik ini dapat berarti hal yang lucu atau menghibur pembaca).

Dan itulah yang menjadi landasan mas Arif sampai mengeluarkan biaya besar saat awal membangun blog travel-nya; musti all out, jangan setengah-tengah.

Untuk membuat blog yang menarik, mas Arif juga menyarankan untuk mencari gaya menulis yang pas dengan gaya kita.

“Contohnya kalau di Back Pack Story ya, aku biasanya membuat tulisan dalam bentuk naratif, panjang kata paling tidak 1000, dan aku selipkan humor atau komedi didalamnya. Dengan cara ini, pembaca jadi tidak bosan atau bisa jadi terbawa oleh alur cerita”

Agar cerita mengalir lebih mudah, mas Arif menyarankan untuk

  • menulis tentang hal yang kita suka, atau sebaliknya
  • menulis tentang hal yang tidak kita suka
*Tapi ingat, jangan jadi juliders ya he he he

Oya, pada sesi ini saya sempat bertanya, dengan semua biaya yang telah Beliau keluarkan, dan mungkin kami juga akan mengikuti (walau investasinya dalam bentuk waktu), seberapa besar sebetulnya potensi Blogger di masa depan; apakah masih baik, atau mulai menurun?

Menurut mas Arif potensi itu akan selalu ada, selama kita tidak hanya mau berputar hanya pada apa yang kita bisa tapi juga bersedia untuk mencoba ke hal yang lain. Seperti yang mas Arif sedang lakukan saat ini dengan mulai aktif di YouTube, meski belum yakin benar, apakah Beliau juga akan sukses di platform ini, yang penting coba dulu.

Pesan mas Arif ni, seorang Blogger harus mau tumbuh, jangan hanya melakukan apa yang bisa dilakukan. 

Prinsip #2. seorang Blogger Profesional: Konsisten

Nah, jika sudah tahu betapa pentingnya kualitas konten untuk blog kita, kita pun perlu mengikuti hal tersebut dengan “Kon” yang lain, yaitu konsisten.

Syarat yang satu ini tentu bukan hal yang mudah, tapi tentu saja mungkin untuk dilakukan.

Caranya adalah jangan ragu untuk memulai. Menulis terus dan latihan terus. Temukan saat atau kesempatan yang tepat untuk menciptakan hasil yang akan terus membesar di kemudian hari.

Dari kedua hal ini saja kita sudah dapat membayangkan, menjadi Blogger yang profesional itu tidaklah mudah. Pekerjaan ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit juga waktu yang sangat banyak.

Karena itu, jika memang sudah berniat menjadi Blogger, sebaiknya ya, serius, kreatif, dan itu tadi all out.

“Jika tidak bisa jadi yang pertama, maka jadilah yang terbaik. Kalau tidak bisa jadi yang terbaik, maka jadilah yang ter”gila” ,- Arif Rahman. 

Cara Profesional Monetisasi Blog oleh Sitta Karina

Nah, ini yang kita tunggu, cara mempersiapkan diri untuk me-monetisasi blog kita, dan “tampil” lebih profesional sebagai seorang Blogger.

Dari yang mbak Sitta paparkan kemarin, saya mengambil kesimpulan, ada 3 hal yang perlu kita lakukan agar blog kita siap untuk di-monetesasi, yaitu

  1. Menyiapkan kualitas blog
  2. Menyiapkan rate card
  3. Menyiapkan sosial media

#1. Menyiapkan blog yang berkualitas

Blog yang berlualitas itu seperti apa, sih? Kalau menurut mbak Sitta, blog berkualitas adalah blog yang banyak pengunjungnya. Dan untuk mendatangkan pengunjung pada blog, perlu banget nih, kita memperhatikan 9 hal berikut ini:
  1. Target pembacanya tepat
  2. Kategori (niche) blog yang jelas
  3. Konten yang menarik dan bermanfaat
  4. Navigasi atau penataan halaman yang efektif
  5. Waktu loading blog cepat
  6. Desain mobile responsif
  7. Tata letak nyaman dibaca
  8. Konten rajin diperbarui
  9. Sentuhan personal
Seperti yang sudah saya singgung di bagian Content Creation, jika blog harus bisa ditemukan oleh pembaca (lebih tepatnya target pembaca blog Sahabat); karena itu setelah membuat blog, jangan lupa juga untuk mendaftarkan blog pada Google Search Console. 

“Selain itu, kuasailah teknik storytelling agar pembaca betah membaca tulisan kita. Caranya, ya dengan rajin ngeblog.” – Sitta Karina”

Mbak Sitta juga menekankan pentingnya menjadikan blog kita media yang komunikatif, misal dengan membagikan tulisan di sosial media, kemudian menjawab setiap komentar yang masuk, mencari gaya bahasa yang sesuai dengan target pembaca, dan seterusnya.

Dan seperti mas Arif, mbak Sitta juga menyebutkan jika konten blog juga wajib update. Agar lebih mudah kita bisa membuat planning blog. Agar tidak mudah lupa, bisa menggunakan bantuan aplikasi seperti Google Calendar dan semacamnya.

#2. Menyiapkan rate card

Materi lain yang paling saya tunggu dari mbak Sitta adalah tentang rate card.

Untuk pembaca yang belum paham, rate card ini semacam proposal penawaran kerjasama, yang didalamnya berisi

  • Rincian pekerjaan yang Sahabat hendak lakukan beserta harga dari pekerjaan tersebut (misalnya satu post di Instagram berapa, harga Content Placement dsb)
  • Profil Sahabat sebagai Blogger
  • Informasi singkat seputar blog dan akun media sosial
  • Portofolio pekerjaan
Saya paling menunggu materi ini karena, jujur saja, menentukan harga rate card bukan hal yang mudah; mahal takut ketinggian (ntar nggak dapat job gimana?), kerendahan nanti kita merasa nggak nyaman mengerjakan. 
Menurut mbak Sitta, menentukan harga rate card ini memang sifatnya subyektif, berbeda-beda tiap orang. Agar lebih mudah, kita bisa menentukan harga dari tingkat kesulitan pekerjaan, durasi pekerjaan, ongkos produksi, dan gunakan patokan 1000 view. 
Jangan lupa tambahkan juga pajak, plus added value yang Sahabat Blogger bisa berikan.

#3. Menyiapkan media sosial

Blogger juga tidak bisa lepas dari media sosial, karena itulah, wajib banget bagi blogger juga melakukan manajemen media sosial. 
Tips mbak Sitta, setidaknya pilih dua media sosial saja, cantumkan bio yang menarik dan informatif, rajin update dengan konten positif, bangun komunikasi dengan follower, dan hindari konflik di media sosial. 


Tuh, kan, jelas sekarang, betapa banyaknya kerjaan Blogger. Saya sampai bercanda dengan teman, “Duh, aku pulang dengan berbeban traffic, nih.” 😀😀

Kelas Hiip perdana ini memang seru. Puas banget deh; semua “the how” saya banyak terjawab di kelas kemarin. Kelasnya memang formatnya interaktif, jadi kemarin ya, saya nanya aja terus. Alhamdulillah nggak disemprit. Mbak Sitta-nya juga sabar menjelaskan setiap materi yang Beliau berikan.

Dan karena mbak Sitta juga seorang ibu, yang notebene kerepotannya juga banyak, kelas yang interaktif kembali seolah juga menjadi sarana belajar bagaimana harus ngeblog dengan baik dan profesional. 
Oya, satu lagi pesan mbak Sitta, wajib bagi Blogger untuk dapat mengelola emosi. Misalkan jadwalnya nulis, tapi sedang banyak masalah, bagi Blogger tetep harus bisa bekerja dan menulis sesuai jadwal. Karena itulah salah satu bentuk dari ke-profesional-an. 
Gimana, materi academy Hiip daging banget, ya. Ya, udah deh, saya tak kembali ke manajemen waktu saya. Karena teori, tetep harus dipratekkan agar menghasilkan kan? Sampai jumpa di reportase lainnya, ya. 
Show 5 Comments

5 Comments

  1. Tips tambahan ini, terimakasih tipsnya mbak yu… Semoga saya semakin konsisten dalam membuat konten

  2. Aku ke sini gara-gara uang. #eh

    Baca tulisan Mbak Wiwit, aku jadi merasa belum melakukan apa-apa. Tapi kayak yang udah sibuk aja, gitu. Huhuhu.. Kembali ke manajemen waktu, yaa, berarti.

    Thanks for sharing, Mbak Wiwit. Semangaaaat ngeblognya. Semoga semakin sukses menebar manfaat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *