Artikel ini pernah tayang di tahun 2017 dengan judul “Trik Kembali ke Rutinitas Harian”
Jam 6 pagi, dan rumah masih sepi. Kebiasaan waktu pulkam kayane masih terbawa; habis subuh pada gegoleran di kasur yang akhirnya….bablas tidur lagi 😀
Gitulah, padahal sudah wanti-wanti sama si Dhenok, kalau seminggu sebelum masuk sekolah, semua kebiasaan sudah harus kembali ke kebiasaan saat sekolah. Tapi mungkin karena atmosfer libur masih terasa, juga nggak ada kegiatan usai subuh, jadi deh doi masih asik aja nyante.
Jadi, mau nggak mau, cari-cari lah cara agar doi bisa segera kembali ke rutinitas dan siap kembali ke sekolah.
Tapi kalau SD apa perlu, ya?
Kalau buat saya sih, perlu; karena menyiapkan dan mendidik anak lebih baik dari kecil sih. Kalau buat saya ni, saya lho, ya, kita semua akan lebih berhasil ketika mengerjakan sesuatu yang sudah direncanakan atau sudah menjadi rutinitas harian kan? Orang pinter bilang,
Tahu apa yang akan terjadi, dan apa yang akan dilakukan kemudian, akan membuat kita lebih fokus, tenang dan lebih aman saat bekerja.
5 cara membantu anak siap kembali ke sekolah
1. Mulai dari jadwal tidur
Jadi, jam tidur, saya urusi pertama kali. Jam delapan theng, doi mesti sudah beberes mainan, gosok gigi, dan bersiap masuk kamar.
Eh, tapi nggak cuma anak yang butuh bersiap kembali ke rutinitas sekolah, ortu pun sebetulnya juga wajib nyiapain diri agar rutinitas pagi nggak gedebrukan alias kacau.
Kalau buat si Dhenok, waktu tidur yang cukup akan membantunya untuk bangun lebih mudah, sehingga persiapan untuk ke sekolah juga lebih longgar.
Selain itu, kata para ahli kesehatan, tidur cukup sangat mempengaruhi konsentrasi anak, membantu anak untuk tidak terbiasa membuat kesalahan, dan menjaga kekebalan daya tahan tubuhnya.
Saya memulainya dengan melakukan persiapan tidur 30 menit sebelum jam tidur. Misal dengan menyemprot kamar tidur, mematikan televisi, menggosok gigi, dan ngobrol di atas tempat tidur. Dengan cara ini sih, Hana biasanya sudah tahu, kalau sebentar lagi dia harus beberes mainan.
2. Mengembalikan jadwal makan
Selain tidur, bagi saya jadwal makan juga sama pentingnya. Kebetulan si Dhenok ni, kalau udah terlewat jadwal makan biasanya jadi mudah masuk angin.
Alhamdulillah, langkah ini menjadi lebih mudah karena pas pulkam kemarin kami terbiasa makan bareng di rumah embahnya. Kebiasaan ini juga terbawa saat pulang ke Bekasi, si Dhenok jadi sering minta makan bareng. Hasilnya, saya pun jadi berusaha masak sebelum waktunya Dhenok minta makan. Pelan-pelan jadi back to the track kan?
Yang paling susah memang menyesuaikan jam makannya si Dady, karena kebetulan habis lebaran ini malah lebih sering masuk siang. Tapi prinsip saya, jika tidak bisa sempurna, maka 80% okelah; 😃 nggak bisa makan bareng bertiga, paling enggak, Dhenok makan bareng saya.
3. Jadi role model
Jadi role model tu memang trik untuk segala masalah ya. Tapi saya ngerasain sendiri lho, dari manfaat ini.
Beberapa kali saya coba, kalau saya nggak teratur, maka si Dhenok pun ikut nggak teratur. Kalau saya terbiasa melakukan jadwal mepet-mepet jam (misal sholat akhir waktu, makan di jam suka-suka) kok ya tanpa saya sadari, ritme si Dhenok pun jadi ikut suka-suka.
Jadi, ketika pengen balik ke jadwal nulis, selain jadwal tidur dan jadwal makan, jadwal untuk mengerjakan pekerjaan rumah dan belajar pun mulai saya kembalikan ke jam-jam sebelum libur panjang kemarin.
4. Balik olah raga lagee…
Lebaran kemarin saya gagal olahraga di rumah. Bukan karena suasana di Temanggung yang lagi uadem buanget…. tapi karena penuhnya kegiatan keluarga besar seusai lebaran. Ndilalahnya, rumah ibu jadi tempat masak untuk semua acara. Dari jam 6 pagi sampai sore, rumah full rame orang. Yo wis lah, pending deh olah raga.
Nah, agar nanti pas masuk sekolah lebih fit, saya juga ngajak Hana balik olahraga lagi. Meski kemarin baru mulai sepedaan keliling perumahan. Hitung-hitung, ngurangi jam nonton TV juga kan? 😀😀😀
5. Buat semua terencana
Ingat nggak waktu anak-anak kita masih kecil dulu, tiap mau pergi kita pasti sudah woro-woro “besok bangun pagi ya, kita mau pergi jam 8”. Hasilnya, dari subuh mereka sudah melek.
Nah, trik ini juga saya pakai. Dan saya mulai dengan meminta Hana membuat daftar makanan dan bekal dia nanti.
Buat saya, rencana itu penting, selain akan mengurangi beban pikiran, juga mempercepat kerja kita sebagai emak kan?
Enggak lupa, saya juga mulai kembali nyentuh buku to do list.
Dengan begitu banyaknya acara di kampung kemarin, saya jarang sekali membuat jadwal. Paling mengusahakan bangun lebih pagi untuk kerja atau upload post blog.
Cara saya kembali ke to do list, ternyata juga diikuti Hana, dia mulai corat-coret kapan pengen main, hapalan, juga mandi.
Nah, gitu deh, trik saya kembali membantu anak siap kembali ke sekolah; mulai dari yang basic (tidur) sampai yang sedikit ribet aka. bikin jadwal he he he.
Moga membantu ya, Bu-ibu.
Setuju, Teh. Tidur memang seharusnya diperhatikan. Sesibuk apapun rutinitas, tetap istirahat harus di utamakan. Lebih baik istirahat di awal, bangung jam 2-an, terus lanjut dengan aktiftias bermanfaat selain shalat ๐
Atur pola makan juga sangat penting, terlebih bagi mahasiswa..hehe