Trik Meringkas Materi Materi Pelajaran dengan Pohon Pikiran

mindmap_carameringkaspelajaran_rahayupawitri_penuliskonten
Mind mapping, salah satu cara efektif meringkas materi pelajaran

Sore itu ketiga kalinya Hana betanya apa jawaban untuk soal-soal pekerjaan rumahnya. Ketika saya tanya apakah disekolah tidak diajari bagaimana menjawab soal-soal yang diberikan, “By reading your previous material for instance?”

“Enggak. Nggak pernah diajari gitu.”

Ho ho ho …. Saya jadi muter otak gimana cara memberikan kail padanya.

Kalau saya suruh baca materi, paling hanya berbusa doang. Bakalan lama untuk paham dan mampu jawab soal. Saya pun juga males kalau suatu saat nanti harus mengulang materi yang sama untuk soal yang berbeda.

Jadi sore itu, saya minta ia menutup PR-nya dan membaca materi terlebih dahulu.

Dengar kata “membaca” wajahnya mulai mendung he he he. Ah, anak ini memang bukan anak linguistik. Barisan huruf di buku susah sekali menarik hatinya; kecuali judulnya sudah ada tulisan “Dongeng” atau “Kartun”.

Saya harus bisa membuat Hana memahami bacaannya tanpa ia merasa terpaksa.

Lalu saya ingat bila saat ini Hana sedang suka sekali menggambar dan mewarnai. Jadi menurut saya, metode belajar yang menggabungkan membaca, menggambar, sekaligus mewarnai akan cocok untuknya. I think she’s a visual or spatial person. Itu artinya mind mapping bisa jadi hal yang asik baginya. Okay, let’s give it a try!

Mind mapping, trik asik meringkas materi pelajaran

mindmap_carameringkaspelajaran_rahayupawitri_penuliskonten
Sebetulnya terlalu naif si, meminta seorang anak kelas 1 SD untuk belajar memahami materi. Tapi saya hanya ingin Hana belajar efektif, sedini mungkin. Menurut saya, sayang waktu yang sudah ia habiskan untuk membaca kan? (semoga ini tidak menggambarkan jika saya seorang embok yang ambisisus, ya he he he).

So, here we’re go, let’s reading, drawing and coloring!

Saya sangat suka dengan mind mapping, peta pikiran. Materi yang berlembar-lembar bisa menjadi hanya selembar saja.

Materi pelajaran biasanya ditulis dengan banyak kalimat pengantar, cerita, dan ilustrasi gambar. Cara penyampaian materi diatas, akan sangat asik untuk anak-anak dengan tipe linguistic. Karena mereka akan belajar dengan sangat baik ketika mendapatkan penjelasan secara tertulis.

However, it would be so tiring and boring for spatial/ visual person.

Anak-anak tipe visual akan sangat cocok belajar dengan gambar, diagram, memahami kata kunci, atau bila materi lebih banyak tulisan, maka tulisan harus ditulis semenarik mungkin (misal dengan banyak warna).

3 Langkah membuat pohon pikiran aka. mind mapping

1. Kenali topik bacaan

Kita akan semangat belajar, ketika kita tahu manfaat dan apa yang sebenarnya sedang kita pelajari bukan? Jadi saya memulai memperkenalkan mind mapping dengan membaca peta konsep.

Peta konsep biasanya ada di bagian paling depan buku atau sebelum uraian materi pelajaran.

2. Jadikan topik atau tema pelajaran sebagai titik awal peta pikiran

Bentuk asli mind mapping sebetulnya seperti gambar dimuka. Tapi bagi saya, hal itu mungkin akan sangat memusingkan bagi Hana. Jadi saya memodifikasinya dan membuat mind map lebih sederhana dengan gambar pohon. Dan namanya pun jadi berubah, pohon pikiran he he he.

Topik atau tema pelajaran saya letakkan pada batang pohon, dan cabang atau rantingnya sebagai materi penjelas dan contoh.

mindmap_carameringkaspelajaran_rahayupawitri_penuliskonten


3. Satu cabang, satu kata kunci

Dalam buku “Buku Pintar Anak Jenius” karangan Adam Khoo, disebutkan jika mind mapping adalah alat pembuat catatan penting. Jadi, satu garis cukup mengandung satu kata saja.

Saat kemarin mengajak Hana meringkas materi dengan pohon pikiran, saya letakkan satu kata kunci pada setiap cabangnya, dan menjadikan pikiran penjelas pada daun-daunnya.

Lakukan dengan tanya jawab

Meskipun saya sudah menjelaskan pada Hana tentang pohon pikiran dan apa fungsinya, tetap saja saya belum bisa melepaskan Hana untuk menggambar dan membuat sendiri pohon pikirannya.

Jadi kemarin saat Hana belajar tentang “Dua Kalimat Syahadah” , materi keempat Agama Islam untuk kelas 1 SD, saya bertanya pada Hana,

“Adik baca apa?”

“Bagaimana bunyinya?”

“Kapan dibaca?”

“Apa arti dari tema yang adik baca?”

dan seterusnya….

Nah, itu lah cara saya membantu anak memahami materi pelajaran. Jika kebetulan putra/ putri Sahabat adalah anak dengan tipe atau pemebelajar seperti Hana, maka pohon pikiran atau mind map ini bisa jadi adalah trik yang cocok untuknya.

mindmap_carameringkaspelajaran_rahayupawitri_penuliskonten

Oya, saya juga punya beberapa variasi dari mind map ini. Saya membuatnya dalam bentuk rumput, juga cloudy map. Pilihan yang terakhir saya pilih, karena kebetulan Hana suka dengan dongeng “Awan kecil”. Jadi saya gunakan saja bentuk awan sebagai salah satu bentuk mind map.

Semoga pengalaman saya membantu Hana belajar ini bermanfaat untuk njenengan semua ya… Salam, dan selamat nonton drakor *eh!

Show 7 Comments

7 Comments

  1. Sekarang anak2 mulai SD dah disuruh mindmap yak. Malah bukunya tebel2 gitu, aku bikin buat buku aja ga rampung2 malah ngayal kemana-mana…

  2. Bukan mbak-e, aku yang ngajarin Hana bikin mind mapping. Soale dia mudah lupa kalao hanya sekedar baca. Alhamdulillah, dengan pohon pikiran ini dia lebih paham materi pelajarannya.

  3. saya juga suka begitu Mba.. dan ada dosen saya yang ngasih nilai A karena saya menjawab soal ujian dengan cara begitu..wkwkwk.. rupanya trik mendapat nilai A dari dosen adalah dengan mengenali karakternya, kesukaannya juga..haha

  4. Mangga cobain.

    Kemana ajah sihhh…dah bosen nge-blog ya? ๐Ÿ™‚

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *