Seusai nulis tugas buat ODOP tadi, saya seharusnya nglanjutin nulis untuk give away mbak Uniek. Tapi ada momen menarik ni tentang Hana, sayang kalau dilewatkan.
“Ibu, lihat ini kertas kotak-kotakku. Aku potong jadi dua, lalu jadi empat, delapan, trus sekarang jadi 16”
“Oya, jadi ada berapa semua kotak Hana?”
“Aku potong 5 kertas, jadi aku punya ….
Hana pun mulai menghitung. Awalnya dia menjumlahkan 16 + 16 dengan cara mencongak, membayangkan di luar kepala. Saya kaget juga dengan hasilnya, meski agak lama, tapi dia bisa menghitung dengan benar.
Setelah ketemu sampai hitungan kertas yang keempat, ia pun mulai bingung. Kawatir Hana kesulitan dan bingung, saya menyuruhnya menggunakan papan tulis untuk menghitung.
Sedetik saya langsung menyesal, kenapa tidak saya biarkan saja dulu Hana menyelesaikan hitungan mencongaknya. Kan itu bisa melatih otaknya juga.
Seharusnya saya biarkan dulu Hana mencoba. Seharusnya saya tidak terlalu kawatir dengan usahanya. Toh, hitungan seperti itu tidak akan membuatnya sakit kan …
Back to Hana …
Akhirnya ia sukses menghitung. Dengan bangga ia melaporkan sekarang ia punya 80 kotak warna-warni. Hasil dari 5 kertas yang ia potong-potong masing-masing menjadi 16 kotak.
Lalu ia mulai berangan-angan, kalau ia memotong satu kertas warna lagi menjadi 16 buah kotak kecil, kira-kira berapa jumlah kotak keseluruhan yang ia punya.
Nah, momen ini yang saya suka. Ia kebingungan dengan hasilnya karena ternyata ia menuliskan angka terakhirnya tidak terlalu jelas.
Untuk menyelesaikannya, ia menyusun satu-persatu kelompok kertasnya, mengurainya ke bawah, dan begitulah …
Cara Hana mencari kekeliruan perhitungannya. Tanpa sadar ia sudah belajar pembagian dan perkalian he he he |
Entah ia dapat ide dari mana. Apakah pelajaran IXL math-nya selama ini berhasil membangun logikanya? Memang di IXL, meski baru sampai level kindergarten, Hana sudah belajar banyak bagaimana memecahkan persoalan, termasuk didalamnya tentang bilangan melompat, perkiraan hasil, sampai diagram venn (di IXL diagram venn ada sudah ada di level kindergarten lho. Kapan-kapan saya cerita deh, tentang IXL ini).
Apapun yang mendasari pemikirna Hana, saya suka, dan saya mensyukurinya. Alhamdulillah.
Oya, catatan ini tidak bermaksud untuk menyombongkan Hana, atau cara saya mendidik. Karena murni, aktivitas diatas adalah pikiran Hana. Bagi saya, ini adalah momen yang tak boleh saya lewatkan, itulah mengapa saya mencatatnya disini.
Selain itu kelak, seperti saya sebutkan diatas, saya tinggal menunjukkan catatan ini ketika Hana kesulitan menghadapi soal perkalian, pecahan dan pembagian. Seperti orang bilang,
Mengingat jalan kesuksesan yang lampau bisa menjadi jalan untuk keberhasilan berikutnya.
aku nunggu tulisan IXL math nya saja lah mbak
Siap …..