“Invoice baru aja cair, gajian juga baru 10 hari yang lalu; tapi duit di dompet kok tinggal lembaran ungu dan ijo ya? Lha, ATM kok juga tinggal Rp200rb? Waa…kemana aja uangku?!!”
Sering ngerasa seperti itu nggak, prens? Saya iya…!
Empat bulan lalu, saya juga merasa seperti itu, baru tanggal 10 tapi uang belanja dari suami tinggal beberapa lembar. Perasaan saya ni (hanya perasaan), saya tu nggak banyak pengeluaran. Buktinya, stock sabun cuci dan cemilan juga nggak ada. Jadi, kemana uangkuuu…!!
Karena handphone kepenuhan memori, saat ini saya memang tidak lagi instal aplikasi pengatur keuangan. Dan begitulah, pengaturan keuangan saya biarkan begitu saja. Akibatnya ya itu tadi, baru tanggal 10 sudah megap-megap.
Kesel karena nggak bisa tracking pengeluaran, akhirnya saya pilih kembali mencatat pengeluaran sehari-hari.
Selama dua bulan pertama, peneluaran hanya saya catet saja, pengen tahu pola saya belanja seperti apa. Misalnya apa saja items yang pasti saya beli tiap bulan, tiap minggu, juga kemana uang mengalir setiap harinya.
Setelah dua bulan hanya “let it be” akhirnya saya bisa membaca pola pengeluaran rutin saya. Dari situ saya akhirnya tahu dimana letak boros saya, dan pengeluaran apa saja yang bisa saya hemat.
Alhamdulillah, sejak dua bulan ini saya bisa kipas-kipas, nggak merasa tercekik lagi. Udah bisa mulai menyisihkan, membuat budget sesuai realitas, dan yang pasti bisa tetep jalan-jalan di akhir bulan.
Alasan mengapa harus mencatat pengeluaran setiap bulan
Dari pengalama diatas, saya bisa mendapat pelajaran jika, mencatat keuangan itu memang menyebalkan, bikin males, tapi sungguh; cara ini efektif untuk mengatur keuangan kita. Lebih rincinya, berikut 7 alasan mengapa sebaiknya teman-teman mulai mencatat pengeluaran setiap bulan.
Manfaat #1, Jawaban untuk “Kemana aja si, uangku selama ini?”
Yap, jika hal itu selalu terjadi pada teman-teman, maka ini waktunya mulai mencatat pengeluaran yang teman-teman lakukan selama ini. Percaya deh, it will make you feel good. Habis nyateti tu biasanya jadi “ber-Oooo” panjang sekali. 😀
Tapi ingat ya, musti jujur. Nggak boleh merasa nggak enak, takut ketahuan (suami) kalau boros, nggak mau menghadapi kenyataan kalau kamu hobi belanja, dan seterusnya. Pokoknya mesti jujur dan … detil.
Manfaat #2, Membantu memenuhi tujuan keuangan kamu
Logikanya gini, kalau selama ini nggak tahu kemana duit mengalir, ya gimana mau bikin budget, mau punya dana darurat selama 6 bulan pengeluaran, pengen punya tabungan dan tujuan keuangan lainnya.
Kalau kamu nggak tahu selama sebulan ini biasanya butuh apa aja, bagaimana kamu mau menentukan budget kan? Hantam kromo, pokoke nyisihin uang? Nggak bakal bisa, ujung-ujungnya pasti bakal dikorek-korek juga tu simpenan →→→ udah ngalamin soalnya!
Manfaat #3, Bantuin kamu bikin prioritas pengeluaran
Nah, kalau sudah tahu kebutuhan tiap bulan, kan enak tu hilangin pengeluaran yang nggak perlu.
Di rumah saya tu punya daftar toiletris banyak. Tapi semua itu nggak habis tiap bulan. Ada yang dua bulan sekali, bahkan tiga bulan sekali. Begitu juga kosmetik, pelembap yang saya gunakan, malah cukup diupdate per 8 bulan. 😅
Jadi, disaat nggak perlu kebutuhan full, saya bisa sisihkan dana untuk nambahi dana darurat, atau nambahi isi celengan jago.
Manfaat #4, Jadi tahu kebiasaan pengeluaran
Mencatat peneluaran bikin kita tahu dimana sisi boros kita.
Dikeluarga saya, momen boros itu ada di pagi hari. Saat kami nggak pengen makan berat, tapi lapar. Kalau lagi nggak ada stok makanan jadi lari ke tukang kue pagi. Nah, momen kayak gini ni yang seringkali bikin boros.
Saya juga nggak tahan kalau lagi nonton ongoing Kdrama. Kuota habis, duh kaya cacing kepanasan deh.
Tapi sejak tahu kebiasaan pengeluaran setiap bulannya, saya jadi lebih bisa nahan diri. Di kepala adanya cuma pengen save, save, save!
Manfaat #5, Mengamankan rekening tabungan
Salah satu alasan orang kawatir dengan transaksi online, adalah takut kebablasan nge-gesek. 😆
Nah, kalau sudah bikin budget, alihkan dana ke rekening belanja dan sediain stok cash secukupnya, kita nggak perlu lagi bawa ATM atau kartu kredit kemana-mana.
Setelah mencatat pengeluaran jadi habit, biasanya jadi pengen menjaga agar pengeluaran kita nggak minus (harus nyobain dulu, baru boleh protes). Otomatis tabungan pun akan lebih aman bukan?
Manfaat #6, Pengeluaran Ge-Je jadi kelihatan
Waktu nggak pakai aplikasi lagi, saya jadi males bikin budget. Let it flow aja, sampai jauh, sampai nggak tahu lagi kemana uang belanja habis nggak sampai sebulan.
Karena nggak ada budget, belanja pun akhirnya sesuai “keperluan”. Perlu sabun cair, mampir ke Al**. Butuh obat nyamuk mampir ke In*****t. Mie instan habis, mampir di warung tetangga. Konyolnya, itu terjadi hampir setiap hari.
Masalahnya ni, bolak-balik mampir di mini market itu bikin boros. Belinya sabun, tapi coklat juga ambil, kopi instan enggak lupa, snack ini itu ambil juga… dan geje-geje lainnya.
Nah, dengan mencatat kebutuhan aka. pengeluaran, kita jadi tahu apa aja items yang bisa dibeli di awal bulan. Hasilnya, belanjaan geje-geje itu nggak akan ada lagi.
Manfaat #7, Mudah mengendalikan keuangan
Ya, inilah tujuan akhirnya, mengendalikan keuangan. Untuk apa aja uang yang kita miliki juga berapa jumlah yang bisa simpan.
Begitulah, mencatat keuangan itu memang bikin males, tapi apa kamu rela uang yang sudah kamu peroleh susah payah menghilang begitu saja? Enggak kan?
So, yuk cobain deh, mulailah mencatat pengeluaran. Trust me, it will make you feel good and happy.
Saya kalau untuk mencatat sampe ke printilannya banget sih enggak. Cuma memang punya dua rekening. Hasil duit yang didapat harus dibagi dua, dan duit yang dipakai cuma boleh dari satu rekening aja, kecuali ada urusan penting banget.
Memang males banget Mbak. Tapi baca ini jadi mikir, bener deh, pengeluaran musti dicatet!! makasih sharingnya ya
Aku baru mau coba tahun ini. ๐
Memang lebih teratur kalau dicatat. ๐
Kayanya aku harus mulai mencatat pengeluaran. ๐ Berasa kaya kurang gimanaaa gitu. Beli gak terlalu banyak tapi pengeluaran jadi membengkak
lha yo itu mbak. jadi sok sebel sendiri to?
betul mbake.
Wis, bikin aja mbak-e. Mulai hari ini aja
Sami-sami mbak-e. Seneng bisa bermanfaat
kalau menurut aku penting sekali , kalau tdk dicatat bisa2 ntah kemana uang nya tdk diketahui …:)
Saya kalau untuk mencatat sampe ke printilannya banget sih enggak. Cuma memang punya dua rekening. Hasil duit yang didapat harus dibagi dua, dan duit yang dipakai cuma boleh dari satu rekening aja, kecuali ada urusan penting banget.
yap, itu juga bisa jadi salah satu cara miss