Opening:
Berhubung si Ungu, kawan gawe selama satu tahun terakhir lagi ngambek, akhirnya balik ke si deskti merah. Pas ngulik-ngulik di documen lama, ternyata nemu tulisan yang lumayan juga. Ga tahu ini tulisan buat post mana; artikel apa, ga jelas. Yang pasti tertanggal 4 April 2014 (kyaaa…. lama kaaannnn?).
Berhubung di dua konten kerja ga ada, ya udah, buat post di blog aja. Lumayan, buat update setelah sekian lama ga nge-blog, tersita dunia persilatan di kehidupan nyata. Yuks, monggo, silahkan dinikmati, sekedar kawan geje sambil nyruput kopi. Maaf kalo ga “kekinian”, lha namanya aja geje
Foto pinjam dari mobavatar.com |
One day on April 2014,
Banyak orang mengatakan, gara-gara PEMILU kemarin, rakyat Indonesia banyak yang berubah. Termasuk juga pertemanan di dunia sosial. Bisa jadi Sahabat Rumah Hana pernah diunfriend (ituh guee….) atau malah meng-unfriend beberapa teman hanya karena perbedaan pilihan calon presiden. Dalam hati mungkin Sahabat mengeluh, “Ah, ternyata aku salah mencari teman.” Tunggu dulu, benarkah pendapat itu?
Sebagai seorang makhluk sosial, mencari teman adalah salah satu kebutuhan manusia. Kehendak untuk didengar, diakui keberadaannya, membuat keberadaan teman sangatlah penting disepanjang hidup kita.
Bahkan Sir William Osler pernah mengatakan, bahwa hal terpenting dalam hidup untuk meraih kebahagiaan adalah pertemanan (versi asli, “Hal terpenting dalam kehidupan seorang pemuda untuk meraih kebahagiaan adalah pertemanan”).
Sayangnya, tidak semua orang yang Sahabat temui cocok untuk dijadikan teman; terlebih teman terbaik, yang dengan cara tertentu, memberi Sahabat kebahagiaan.
Fotonya masih pinjam dari personalexcellence.co |
Bagaiamana mencari teman terbaik
Dua tahun sebelum meninggal, Samuel Johson pernah berkata, bahwa saat tersesat, ia bersyukur karena berkenalan dengan orang baru.
Memanglah benar, bertemu dengan orang baru, bercakap-cakap, saling melempar lelucon, dapat memberikan kita sebuah jalinan pertemanan baru, yang bisa jadi, tumbuh menjadi sebuah persahabatan.
Sesungguhnyalah, hubungan paling kukuh antar dua orang manusia adalah hubungan antara pria dan istrinya; kemudian dengan anak-anaknya; ayah-ibunya, dan mertuanya.
Meskipun begitu, pertemanan diluar hubungan keluarga dan ikatan darah juga perlu dipupuk agar tetap utuh. Siapa lagi yang hendak mendengarkan bualan kesuksesan atau malah rengekan saat galau jika bukan teman-teman disekeliling kita?
Teman yang setara adalah teman terbaik untuk kehidupan kita. Mereka yang berstandar sama atau lebih baik, adalah calon-calon teman terbaik yang akan membawa kebaikan dalam hidup kita.
Akan lebih mudah memupuk pertemanan dengan standar yang sama. Masih ingat bukan ketika kecil kita sering berkata, “Kamu nakal, aku tidak mau temenan sama kamu lagi.”
Sudah sifat manusia untuk otomatis memilih teman yang ia sukai berdasar kemiripan selera, kepribadian, termasuk juga nilai-nilai kehidupan.
Dan mereka, orang-orang yang lebih baik dari kita akan membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik pula. Tak ada yang lebih menyenangkan bercakap-cakap dengan orang yang dapat mengisi sisi kosong dan kekurangan pribadi, atau lebih dari itu, memperluas wawasan kemampuan otak kita.
Haruskah membatasi diri dalam mencari teman?
Selalu ada kesempatan untuk mencari teman terbaik, saat Tuhan membangunkan kita di pagi hari (Sumber gambar: pixabay) |
Tidak banyak orang di dunia yang memiliki banyak persamaan dengan kita. Untuk itu bila saat ini Sahabat telah menemukannya, maka bergaullah dan pupuklah hubungan Sahabat dengannya.
Pererat jalinan pertemanan Sahabat dengan nilai-nilai kehidupan mendasar seperti kejujuran, ketulusan, kesetiaan, dan bisa diandalkan. Tidaklah penting bila ia lebih menyukai K-pop, bukan Jazz seperti selera Sahabat, adalah jauh lebih penting mempertimbangkan kepercayaan, kekuatan untuk dapat diandalkan, kemauan berbagi, telinga yang selalu mendengarkan dan lidah yang mengeluarkan kritik membangun.
Selain itu, tetaplah buka diri Sahabat untuk teman-teman yang baru. Selama Tuhan masih membangunkan Sahabat dipagi hari, berarti kesempatan belajar Sahabat masih terbuka lebar. Sahabat tidak pernah tahu ilmu baru apa yang akan Sahabat temui saat bertemu dengan orang yang baru.
Ikuti intuisi, dan biarkan waktu menunjukkan mana yang teman baru yang baik untuk hidup Sahabat. Nah, selamat mencari teman. Semoga waktu, juga akan membawa jalinan pertemanan pada kehidupan kita.
Inspired from: “The Lesson” by G. Kingsley Ward
iya, Mak, betul banget
Kalau sudah menemukan sahabat terbaik, pasti deh selalu bisa sehati ya.
Sekarang cari teman buat sahabat susah2 gampang… kadang perlu juga seorang sahabat yang selalu suport dari belakang…
Hidup menyendiri hampa banget… apalagi kalo belum punya pasangan…