Membangun Kebiasaan Baik Membaca Al Quran Seusai Sholat

cara konsisten membaca al quran

Selama ini kita sudah sering mendengar tentang manfaat membaca Al-Quran dalam hidup. 

Tapi seringkali juga, kita masih meninggalkan amalan yang bermanfaat ini. 

Alasannya banyak, mulai dari tidak ada waktu, kecapekan, lupa, dan masih banyak lagi. 

Jujur, saya pun pernah mengalami problem yang sama, dan pakai alasan yang sama seperti di atas.

Waktu itu membaca Al Qur’an, paling mentok pas magrib aja; itupun paling cuma satu rukuk atau setengah halaman Alquran. Dan seperti itu aja, sudah membuat saya merasa jumawa. Parah banget, kan?

Ketika hidayah datang, membaca Al-Qur’an usai sholat, akhirnya menjadi tantangan

Suatu hari, nggak sengaja saya mampir di sebuah grup bisnis, disana ada yang update status jika “membaca Alquran setelah sholat, adalah cara kita berdoa kepada Allah.” 

Bahkan, pada status tersebut juga menyebutkan jika berdoa setelah membaca Al-Qur’an usai sholat akan lebih banyak dikabulkan.  

Jujur waktu itu memang kepengen banget bisa punya penghasilan yang cukup, dan kepengen bisa segera punya rumah sendiri. Jadi, sejak saat itu saya pun berusaha rutin untuk membaca Al-Qur’an seusai sholat.

Begitulah, se-matre itu memang motivasi saya membaca Al-Qur’an seusai sholat. Tapi kalau nggak minta Allah, mau minta pada siapa coba? 

Tapi, meski dengan motivasi sebesar itu, se-ingin itu, ternyata membangun kebiasaan baik membaca Al-Qur’an seusai sholat, belum bisa saya wujudkan.  

Habis subuh bisa, dhuhur, asar, lewat. Magrib oke, Isya sudah malas. Sehari lancar, berminggu-minggu kemudian gagal. Balik lagi ke kebiasaan lama. 

Di luar sana memang ada nasehat, 

“Jika kau menginginkan sesuatu tapi tak segera memulainya, bisa jadi keinginan itu tak sebenarnya kamu inginkan.”

Jujur saja, kalimat di atas (motivasi kurang) membuat saya sering merasa bersalah. Mudahnya, minta melulu sama Allah, tapi perintah untuk membaca Al-Qur’an saja tidak dilakukan. Dunia melulu yang diurusin. *Negative self-talk detected.

Rasa bersalah juga muncul karena ada pikiran, kalau untuk kepo status orang aja tahan berlama-lama, masak sih baca Al-Qur’an harus dari sedikit-sedikit, mana ketaatan sebagai hamba. 

Dan ini kemudian memicu saya untuk membaca Al-Qur’an berlembar-lembar. Tapi dilain waktu malah nggak baca sama sekali. Karena merasa, kalau baca sedikit ya, buat apa. Paling banter baca seusai sholat maghrib aja, seperti kebiasaan lama. 

Membangun kebiasaan (yang kemudian kita harapkan untuk menetap selamanya), memang tidak mudah; reward, AMBAK pun kadang nggak mempan. Ada faktor pikiran, keyakinan, dan juga perasaan yang mempengaruhi. (Insya Allah, kapan-kapan tak nulis tentang habit, ya). 

Alhamdulillah Allah akhirnya beri jalan. Nggak sengaja waktu itu melihat potongan ceramah Ustadz Khalid Basalamah di status WA mbak Kiki, tentang bagaimana mengatur waktu sebagai seorang muslim. 

Dari situ akhirnya saya lebih percaya diri, lebih memilih membangun konsistensi dulu, dibanding mengutamakan hasil, misalnya bisa membaca sekian lembar dalam sehari. 

Alhamdulillah juga, motivasinya sekarang mulai bergeser, nggak sekedar agar doa dikabulkan tapi lebih kepada membangun otot komitmen dan konsistensi

Cara saya membangun kebiasaan rutin membaca Alquran seusai sholat

Seperti kita tahu Islam sangat konsen terhadap penggunaan waktu. Apalagi pada surat Al-Ashr Allah sudah bersumpah “Demi masa”.

Sebagai Muslim memang sudah patutnya kita pandai mengatur waktu, agar ibadah wajib tidak terlewat dan dapat kita laksanakan dengan sebaik-baiknya. 

Tapi seperti yang saya sebutkan di atas, jujur saya punya beberapa motivasi selain ibadah saat memulai kebiasaan ini, yaitu 

#1. Punya banyak mimpi

Dan saya percaya hanya Allah saja yang bisa penuhi. Dari pengalaman selama ini, saya merasa jika campur tangan Allah sangat besar dalam terwujudnya mimpi-mimpi saya. Dapat pekerjaan yang sesuai passion, dikumpulkan dengan orang-orang yang sepemikiran, sampai hal remeh-temeh, terasa sekali kehadiran Allah disana. 

Nggak berarti saya nggak mau berusaha dong, tetap ikhtiar saya lakukan, yang terbaik malah. Tapi tetap hasil akhir Allah yang tentukan. 

Saya nggak akan bisa mencapai setiap keinginan juga tanpa seizin Allah.  

Contoh mudahnya, saat saya sudah berusaha serapi mungkin mengatur waktu, tapi ada aja kejadian yang sering membuat jadwal jadi berantakan. Karena itu tanpa pertolongan Allah, saya percaya kalau manajemen waktu saya tidak akan pernah berhasil. 


#2. Tanggung jawab waktu

Motivasi yang kedua datang setelah membaca buku Produktif Muslim. 

Menurut Mohammed Faris, si Penulis buku, produktivitas bagi seorang muslim tidak hanya masalah duniawi, seperti menyelesaikan to-do list, membaca lebih banyak buku, mengembangkan bisnis, dan lain sebagainya. 

Produktivitas bagi seorang muslim, juga ada faktor spiritualitasnya. yaitu tanggung jawab dalam memanfaatkan waktu yang sudah Allah berikan. 

#3. Pengen 

Hi hi hi, enggak banget alasannya, ya? 

Selama ini saya sering dengar nasehat jika dengan rutin membaca Al-qur’an, maka Al-Qur’an juga akan selalu menjaga kita dimana saja, kapan saja. 

Nah, saya pun pengen seperti itu, dijaga oleh Al-Qur’an, dijaga oleh Allah. Bukankah tidak ada sebaik-baik penjaga selain Allah kan? 

Dan berikut ini cara saya membangun kebiasaan baik untuk bisa membaca Alquran seusai sholat

Cara saya membangun kebiasaan baik membaca Al-ur’an seusai sholat

Kebiasaan ini saya bangun berdasarkan teori-teori membangun kebiasaan baik yang sering saya baca. 

1. Mulai dari yang paling kecil

Setiap kali ingin memulai sesuatu yang baru, apalagi jika menyangkut ibadah, kita seringkali ingin yang besar, yang banyak. 

Ya masak kita bisa berjam-jam ngobrol di WA, scrolling Facebook,Instagram tapi baca Qur’an masak cuma sebentar banget. 

Sayangnya, cara otak kita bekerja tidak seperti itu. Otak kita tuh, paling malas dengan perubahan. Makanya, ia akan berusaha sekuat tenaga agar kita tidak melakukan apa yang harus kita lakukan. 

Itulah mengapa, kita perlu mulai kebiasaan ini dari yang paling kecil, paling sedikit. 

Tidak masalah kalau saat ini hanya sanggup baca 5 ayat dulu. Pada tahap ini, lebih penting showing up, dibanding berapa banyak yang sanggup  kita baca.  

Oh tentu akan ada godaan seperti yang saya sebutkan di atas (scroll IG aja betah berjam-jam, masa naca Qur’an cuma 5 ayat). Tapi abaikan saja dulu bisikan ini. Tahap ini adalah latihan kita membangun konsistensi. Kelak, jika sudah terbiasa, jangankan 5 ayat, 20 ayat aja nggak bakal terasa. 

#2. Track kemajuan


Tracking kemajuan ini tidak tentang jumlah ayat ya, tapi apakah kita sanggup showing up atau enggak. Istilah mudahnya, habit tracker, melacak kebiasaan baik yang sedang kita bangun. 

Tools-nya boleh apa saja, pakai konvensional ala temen-teman yang suka buljo bisa, mau pakai app habit tracker juga monggo. terserah. 

Fungsi dari tracking ini selain untuk mengetahui sejauh mana kemajuan yang kita buat, kita juga bisa gunakan sebagai motivasi bahwa kita sedang berada di jalur menuju impian kita. 

#3. Tingkatkan tantangan

Manusia itu dasarnya mudah banget bosan. Saya juga begitu, ketika konsistensi sudah sanggup dibangun, saya pun bertanya, “kok mulai ada yang kurang, ya”. 

Nah, dibagian ini, Sahabat RPB bisa mulai meningkatkan tantangan, entah dengan menambah jumlah ayat yang dibaca, menuliskan ayat yang berkesan, atau malah mau sambil menghapalkan. 

Saat bosan kemarin, saya tambahi waktu interaksi Al-Qur’an dengan menghapal surah pendek. Sesekali kalau ada surah yang ngena di hati, saya tulis dalam journal saya. Dengan cara ini Alhamdulillah, interaksi dengan Al-Qur’an semakin terasa menyenangkan. 

Selamat mencoba, semoga tips di atas dapat membantu Sahabat membangun kebiasaan baik membaca Al-qur’an. 

Sampai jumpa di artikel #produktivitas lainnya. 

Show 1 Comment

1 Comment

  1. Masyaallah kisahnya untuk membaca alquran the best banget, saat belum terbiasa banyak sekali rintangan untuk itu. Alhamdulillah kalau akhirnya sudah terbiasa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *