Kesalahan Orangtua dalam Mendidik Anak

Ada 4 kesalahan utama dalam mendidik anak 

Saya baru saja usai menyimak video ceramah Bunda Elly Risman tentang beberapa kesalahan orangtua dalam mendidik anak. Kebetulan beberapa kali melihat video ini di timeline media sosial juga.

Ada 4 poin yang Bunda Elly garis bawahi tentang kesalahan orangtua (terutama di Indonesia) dalam mendidik anak-anaknya; yaitu:

  1. Tidak menjadikan penanaman keimanan sebagai dasar dalam mendidik anak
  2. Meng-sub kontrakkan pendidikan agama hanya pada sekolah-sekolah keagamaan
  3. Tidak meng-optimalkan kemampuan otak kiri
  4. Abai pada teknologi

Pentingnya kehadiran orangtua dalam proses tumbuh kembang anak

penjabarannya, Bunda Elly menekankan kehadiran kedua orangtua dalam kehidupan anak. Tidak berarti kita harus 24 jam di samping anak si, tapi membiasakan komunikasi yang sehat, disertai usap, peluk, sapa, dan mau mendengar adalah beberapa hal yang seharusnya dilakukan oleh banyak orangtua (ini tidak ada dalam video diatas si, tapi Bunda seringkali menekankan hal ini di banyak sesi ceramahnya).

Bunda Elly juga menekankan pentingnya kehadiran ayah dalam kehidupan anak. Ayah yang mau mendidik agama, ayah yang mau menjadi tempat curhat anaknya dan masih banyak lagi.

Ada banyak akibat yang bisa terjadi ketika ayah tidak hadir dalam kehidupan anaknya. Masalah kenakalan anak/ remaja, narkoba, seks bebas adalah beberapa hal yang bisa terjadi karena hilangnya sosok ayah dalam proses tumbuh kembang anak.

Jangan jadikan sekolah berbasis agama sebagai pendidikan utama anak

Tidak salah memang kita memilihkan sekolah agama untuk anak, namun jangan sampai kita menjadikan sekolah agama sebagai satu-satunya sumber pendidikan anak.

Bunda Elly berkata, “Pada saat sel sperma bertemu dengan sel telur, pada saat itulah Allah menetapkan pasangan tersebut sebagai Babysister bagi si calon anak.”

Saya sangat setuju dengan himbauan Bunda ini. Memang selayaknya kita menempatkan sekolah berbasis agama sebagai patner dalam mendidik anak, bukan sebagai sumber satu-satunya pendidikan agama anak.

Bagaimanapun keteladanan orangtua adalah jurus ampuh untuk kesuksesan mendidik anak dunia akhirat.

*Btw, saya juga punya pengalaman salah dalam mendidik anak, lho. Saya rangkum ceritanya pada post “10 Kesalahan Mendidik Anak yang Pernah Saya Lakukan“*

Kesalahan orangtua terkait penggunaan Gadget

Ada hal unik yang saya amati terkait penggunaan gadget pada anak; orangtua di lingkungan saya malah terkesan sangat bangga saat dirinya tidak bisa menggunakan smartphone, sementara anaknya yang masih duduk di bangku SD malah sudah pandai menggunakan aneka media sosial, games, hingga bagaimana memaksimalkan penggunaan smartphone yang dipegangnya.

Padahal hal yang tepat adalah kuasai dulu perangkatnya, baru berikan pada anak.

Hal ini pula yang disesali Bunda Elly, pemberian gadget tanpa penjelasan, tanpa keterangan bahwa ada banyak bahaya yang mengintai dibalik kemudahan smartphone atau gadget yang dipegang anak adalah bencana.

Selayaknya, sebelum memberikan gadget pada anak, orangtua memberikan pemahaman dulu agar anak menjaga pandangannya, menjaga kemaluannya, agar bahaya-bahaya yang tersembunyi dari iklan, games tidak merusak pikiran dan jiwa anak.

Saat anak-anak kecil, bisa saja kita mengontrol penggunaan gadget dengan aneka aplikasi parental control seperti kids center atau kakatu, tapi ketika besar apakah kita masih mampu mengontrol penggunaan gadget dengan aplikasi semacam itu? Bisa saja mereka mengakses hal-hal yang kita larang dari smartphone teman, warnet, atau komputer kawan?

Jadi penanaman iman di dada, pemahaman akan bahaya dunia digital yang mengancam tetap perlu anak-anak miliki.

Show 6 Comments

6 Comments

  1. Menjadi perhatian utama dalam pendidikan serta tumbuh kembang anak ya mbak, hingga tuntutan menjadi orang tua bijak perlu sekali

  2. iya, mbak. Menuntut kita untuk terus belajar, belajar dan belajar

  3. Entah ya, teman2ku sekarang sedang trend menyekolahkan anak2nya ke boarding school sedini mungkin. Mereka bilang supaya pendidikan agamanya baik. Sekolahnya juga mahal, katanya supaya anak2 mendapatkan fasilitas terbaik. Tapi ya berarti jauh dari orangtua, nggak sejalan dg saran bu Elly.

  4. Tapi siapa tahu teman-teman jenengan tu sudah punya metode untuk tetap menjaga anak-anak mereka mbak. Dan tetep boarding schoolnya tu hanya untuk tambahan. Harus dilihat prosesnya juga menurutku ๐Ÿ™‚

  5. Amiin, mbak, amiin. Sebagai orangtua, kita semua memang berharap demikian ya, mbak

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *