Jadi, Anakmu Pinter Nggak di Sekolah?

haruskah_anak_pinter_di-sekolah_dan_apa_kriterianya
Bagi saya, nilai bukan patokan kepandaian seorang anak

Semalam ngobrol dengan salah ibu wali murid di kelas Hana. Mulanya cuma ngobrolin PR dan tugas anak, tapi akhirnya jadi merembet juga tentang prestasi anak di sekolah. Usai ngobrol dengan Beliau ini, saya jadi ingat salah satu inbok kawan lama dulu;

Jadi, si hana pintar nggak disekolah? Pasti pinter lah ya, kan emaknya juga pinter?

Andai besar kepala itu halal, pasti saya sudah besar kepala 😀😀

Kalau tentang anak pinter… hmm, saya nggak tahu harus ngomong apa. Sudah lama saya berkeyakinan setiap anak pasti memiliki kelebihan. Jadi, bagi saya semua anak itu pinter, meski dalam bidang yang berbeda-beda.

Dan keyakinan ini pun terbawa sampe Hana masuk sekolah. Saya nggak pernah terlalu pusing dengan nilai-nilai Hana. Fokus saya lebih ke “bagaimana Hana melewati proses belajarnya”.

Apa ia akan terus semangat saat harus menghapal juz amma, meski sulit dan surahnya panjang? Bagaimana mengajaknya mau praktek bahasa inggris di rumah? Apa yang harus saya lakukan, agar Hana lebih mudah belajar bahasa arab, dan seterusnya. Itu yang menjadi fokus saya, bukan berapa nilainya.

Seperti yang pernah saya singgung sedikit di post “PR Sekolah yang Menyebalkan yang Dibutuhkan”   Bagi saya, sekolah adalah salah satu tempat bagi Hana untuk berkembang menjadi pribadi yang baik (melalui pengetahuan dan juga interaksi sosial); jadi saya mengukur kepandaian Hana adalah dari kemampuannya menyelesaikan masalah, tanggung jawabnya, kemandiriannya, interaksinya dengan orang lain, plus pengetahuannya tentang agama.

Dan Alhamdulillah, selama ini grafiknya membaik. Jadi, bagi saya, Hana cukup pinter di sekolah.

Tapi jika yang dimaksud adalah nilainya paling tinggi di sekolah, maka saya harus tanya Miss-nya Hana dulu. Dan saya yakin, saya harus bisa meyakinkan Beliau, jika pertanyaan saya tersebut tidak ditujukan untuk memaksa Hana belajar lebih keras demi nilai.

Lha, emang belajar keras salah? Ya, enggak si, selama anaknya enjoy. Tapi kalau untuk Hana, saya harus bisa membuat motivasi agar ia mau belajar lebih dari biasanya.

Kalau masalah nilai, biasanya saya mulai kepo saat terima rapot. Jika ada nilai Hana yang di bawah standar, baru saya akan ngobrol lama bertanya bagian mana yang harus Hana perbaiki.

Dan itupun tidak pernah sampai menyinggung nilai si A, si B, atau siapa pun itu. Fokus saya, semata bagaimana Hana bisa memenuhi standar pengetahuan untuk cita-citanya nanti.

Jadi, untuk saat ini, bagi saya, Hana sudah pintar ketika ia taat pada janjinya berhenti main game setelah 30 menit. Hana pintar karena ia bisa menceritakan dengan runut (dalam tulisan) apa yang sudah ia lakukan bersama dengan teman-temannya. Hana keren,ketika ia tidak mau ikut mengejek dan membully temannya,meski kemudian dia sendiri tidak memiliki teman main.

Begitulah, sampai saat ini saya memang tidak berniat membentuk anak yang nilai matematikanya 10, hapalan juz amma terbanyak, tapi saya ingin membuat Hana semangat, menikmati proses, dan tahu bagaimana mengaplikasikan pengetahuannya untuk menyelesaikan masalahnya.

Karena pintar itu tidak diukur dari nilai, tapi dari bagaimana menautkan pengetahuan yang satu dengan yang lain untuk mengatasi semua tantangan yang dihadapi 😉

Show 2 Comments

2 Comments

  1. Bagus sekali mbak, terkadang yang selalu juara saat di sekolah juga bukan apa-apa ketika di luar. Mungkin sy termasuk yang merasakan ini. Dulu seperti mati-matian mengejar nilai dan sampai melewatkan banyak hal menyenangkan…lebih banyak karena tuntutan orang tua yang sering membandingkan dengan teman. Tanpa sadar ucapan membandingkan itu sebenarnya adalah sebuah kesalahan. Dan itu rasanya sangat tidak enak…Semua anak terlahir pintar. Mungkin dia tidak pandai matematika, tapi dia jago menggambar. Ah, tapi kebanyakan orang tua tidak memamahi itu. Terima kasih mbak tulisannya sangat mencerahkan… Salam kenal Hana..:)

  2. Pengalaman mengajari saya jika enjoy belajar itu lebih asik dibanding nilai mbak.
    Terima kasih sudah berkunjung. Salam kenal …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *