7 Pertanyaan tentang Toksoplasma yang Sering Ditanyakan pada Saya

toksoplasma tidak hanya disebabkan kucing

Last Updated on: 1st December 2023, 06:20 am

Untuk kesekian kalinya saya mendapat telepon terkait pengobatan toksoplasma yang pernah saya jalani.

Sejak menulis artikel “Dokter Menyatakan Saya Positif Toksoplasma” di Asian Parent Indonesia, saya banyak sekali mendapat pertanyaan riwayat pengobatan saya. Beberapa mengirimkan pertanyaan dengan berkomentar pada artikel, ada juga yang sms, DM di Facebook dan Instagram.

Tulisan ini saya buat tidak karena saya merasa terusik, sebaliknya, saya sering lupa memeriksa “Permintaan Pesan” di Facebook, atau spam.

Jadi, bagi Anda yang sedang berjuang untuk lepas dari toksoplasma, inilah pengalaman saya saat berusaha lepas dari penyakit tersebut.

Pertanyaan tentang toksoplasma yang paling sering ditanyakan kepada saya

Pertanyaan toksoplasma #1. Benarkah toksoplasma bisa sembuh?

Jika berdasar pengalaman pribadi saya, maka saya akan bilang toksoplasma bisa disembuhkan.

Jika Sahabat RPB melakukan pencarian di Google atau mesin pencari lain, beberapa artikel kesehatan juga menyebutkan jika toksoplasmosis ini bisa disembukan.

Saya maklum bila banyak yang bertanya seperti itu. Berjuang untuk bebas dari toksoplasma itu amat, sangat melelahkan, baik fisik, apalagi kantong.

artikel tentang toksoplasma

Dulu di tahun 2002, saya harus menghabiskan Rp600rb setiap bulannya untuk membeli antibiotik. Belum lagi untuk pengobatan herbal, ongkos ke rumah sakit, dan sebagainya.

Kemarin salah seorang penderita bercerita, jika ia menghabiskan Rp700rb untuk obat selama 2 minggu saja.  Nah, silahkan Sahabat bayangkan, bagaimana bila Beliau seorang kepala rumah tangga. Besar sekali dana yang harus ia keluarkan setiap bulannya. Belum biaya test darah tokso yang ratusan ribu.

Sudah pengobatannya mahal, saya merasakan perkembangannya sangaaat lama. Saya tidak tahu dengan pasien yang lain, tapi setidaknya, itulah yang terjadi pada saya.

Jika penyakit lain tiga bulan sudah menunjukkan perubahan, maka yang terjadi pada saya justru sebaliknya; jalan di tempat.

Ya, mungkin karena saat itu daya tahan tubuh saya tidak baik, makanya sulit untuk sembuh.

Pertanyaan toksoplasma #2. Jadi, berapa lama berobat toxoplasma sampai sembuh?

Tiga tahun lebih. Saya menghentikan pengobatan ketika hasil tes toxo Ig G dan Ig M saya negatif.

Pertanyaan toksoplasma #3. Apa jenis pengobatan yang dijalani?

Saat itu saya minum spiramycyn (mg-nya sudah lupa), 4 kali sehari.

Di tengah pengobatan saya juga sempat melakukan pijat refleksi 2 kali seminggu, plus minum obat herbal yang dicampur madu.

Sayangnya saya sudah lupa ekstrak buah apa yang saya minum saat itu. Tapi saya masih ingat, obat tersebut saya peroleh dari Bapak Djuanda, seorang spesialis pengobatan alternatif TORCH.

Saya menghentikan pengobatan herbal karena setelah 6 bulan mengkonsumsi, tidak ada hasil yang sinigfikan padahal harga obat herbal tersebut cukup mahal untuk saya saat itu.

Kebetulan terapis pijat refleksi saya menyarankan agar saya memperbaiki pola hidup saya. Beliaulah yang melihat bahwa daya tahan tubuh saya sangat lemah, jadi yang terbaik adalah memulai gaya hidup sehat, mengkonsumsi lebih banyak air hangat, dan menghindari jajan yang dibeli di tempat-tempat terbuka.

Pertanyaan toksoplasma #4. Bagian tubuh mana yang terserang?

Saya menyadari menderita toxoplasma, ketika merasa ada yang tidak beres dengan mata kiri saya. Saya merasa ada pendar-pendar sinar kecil, atau bayangan ubur-ubur yang melayang-layang.

Saat periksa di optik (karena saya mengira minus saya bertambah) ternyata memang mata kiri saya rusak. Ketika melihat sebuah kotak, biasanya saya tidak bisa melihat bagian tengahnya. Meski bagian pinggir dari kotak tersebut dapat saya lihat dengan jelas.

Disaat itu, petugas optik yang memeriksa menyarankan saya berkonsultasi dengan dokter mata terlebih dahulu sebelum memutuskan membeli kacamata baru.

Dan tepat sekali seperti dugaan petugas optik, dokter mata menvonis saya menderita toksoplasmosis.

Pertanyaan toksplasma #5. Apakah kerusakan pada mata bisa sembuh?

Sayangnya, tidak. Sampai saat saya menulis artikel ini, kerusakan mata saya belum pernah membaik. Bahkan dokter mata saya bilang, hanya keajaiban dari Tuhan yang bisa mengembalikan kerusakan mata saya.

Pertanyaan toksoplasma #6. Apakah mungkin toksoplasma bisa kambuh lagi?

Terus terang untuk yang satu ini saya tidak tahu jawabnnya. Sampai tes terakhir, dua tahun yang lalu, toksoplasma saya masih negatif. Jadi saya tidak tahu apakah toksoplasma bisa kambuh atau tidak.

Update artikel tanggal 30 Maret 2023.

Dari beberapa penderita toksoplasma yang curhat kepada saya, ternyata toksoplasma bisa kambuh kembali. Seorang Bapak yang tinggal di Kelapa Gading, Jakarta, saat itu bercerita jika dia pernah tes negatif. Namun 6 bulan kemudian saat merasa mata beliau terasa mengganggu, dan kembali tes darah, ternyata titer IGg-nya naik lagi hingga masuk ke standar positif toksoplasmosis.

Pertanyaan toksoplasma #7. Saya hamil dan dinyatakan positif toksoplasma. Apa yang harus saya lakukan? Apakah pengobatannya aman untuk bayi saya?

Yang harus Sahabat lakukan pertama kali tentu berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan lebih tahu jenis pengobatan yang tepat dan aman untuk janin yang Sahabat kandung.

Kira-kira itulah 7 pertanyaan yang biasanya ditanyakan oleh beberapa pembaca Asian Parent Indonesia.

Oya, ada yang dua hal yang ingin saya tambahkan.

Bila saat ini Sahabat berencana menikah, selain menabung untuk biaya pernikahan, sisihkan juga budget untuk tes kesehatan pra-nikah. Saya banyak sekali mendapat curhatan jika mereka tidak menyadari menderita toksoplasmosis. Mereka baru sadar ketika sering keguguran, bayi lahir meninggal, atau malah lahir, mohon maaf, dengan membawa kekurangan baik fisik ataupun non fisik.

Bijaklah! Kesehatan Sahabat tidak hanya untuk Sahabat, apalagi bila Sahabat dan pasangan telah sepakat untuk memiliki keturunan.

Yang kedua, bila Sahabat adalah pasangan yang telah menikah, dan salah satu dari Sahabat dinyatakan positif toksoplasma; sebagai pasangan sebaiknya Sahabat juga melakukan tes darah. Dokter saya pernah berkata, toksoplasma ini seperti flu, bisa bolak-balik menyerang penderita.

Apakah artinya toksoplasma bisa menular melalui hubungan seksual? Wallahualam, saya belum pernah membaca literatur yang membahas detil hal tersebut. Namun, dulu saya juga minta suami untuk tes tokso saat saya masih dalam masa pengobatan.

Beralihlah atau teruskan gaya hidup sehat Sahabat, jauhi stres, dan dekatkan diri pada Tuhan.

Untuk Anda yang belum tahu tentang toksoplasma, kawan saya mbak Arinta membuat tulisan singkat terkait virus ini pada blog-nya kayusirih.com (*bila Anda mengikuti tautan disamping, Anda akan ditujukan pada post kayusirih.com)

Show 4 Comments

4 Comments

  1. Sama seperti kista ya, toksoplasma ini bisa kembali datang walau sudah sempat diperiksa dengan hasil negatif. Jadi menghindari jajan di tempat terbuka itu jg masuk sbg cara pencegahan ya mbak… Semoga tidak terkena lagi, Amin…

  2. Hihihi lucu … Seharusny IGG+ aja udah bisa promil ya ..karena igg+ itu berarti tubuh sdah membentuk anti body … Mungkin pengobatan lama karena daya tahan tubuhnya lemah …

  3. iya. dokter saya dulu bilang saya sudah terinfeksi tokso lama karena melihat Igg positif itu.

    Saya kurang tahu hubungan antara IGg positif dan promil. Tapi memang saya punya anak lama. Apakah ada hubungan dengan tokso atau tidak, ini juga wallahualam. Karena aad keputusan Tuhan juga disana kan? ๐Ÿ™‚

    Terima kasih insight dan kesediaan mampir di blog saya kakak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *