“Ibu, jadi kenapa bioenergi itu baik?”
“Menurut Adik, kenapa?”
“Nggak tahu, enggak ada di buku.”
Dan saat saya membuka ESPS IPA-nya, ternyata memang tidak ada kalimat yang meyebutkan apa manfaat bioenergi. Namun ada sebaris kalimat yang menyebutkan “Energi Alternatif umumnya tidak mencemari lingkungan karena tidak menghasilkan zat-zat buangan yang berbahaya bagi lingkungan.” ①
Saat itulah saya sadar ternyata kemampuan literasi membaca, terutama untuk buku non fiksi, putri saya masih kurang.
Pentingnya literasi membaca pada anak dan apa yang bisa dilakukan orangtua untuk menumbuhkannya
Bagi saya pribadi, kemampuan memahami bacaan, sama pentingnya dengan kemampuan membaca.
Dengan memahami apa yang dibaca, anak tidak akan salah mengartikan informasi yang ia terima. Bagi saya, pada tahap inilah, seorang anak sudah dapat dikatakan memiliki literasi baca yang baik.
Arti literasi
“Literasi baca tulis: kemampuan untuk memahami isi teks tertulis (tersurat ataupun tersirat) dan menggunakannya untuk mengembangkan pengetahuan, potensi diri, serta kemampuan menuangkan ide atau gagasan ke dalam tulisan untuk berpartisipasi dalam lingkungan sosial”
Sayangnya, meski saat ini sebagian besar rakyat Indonesia sudah mampu membaca, namun kemampuan literasi baca di Indonesia masih sangat kurang.
Penelitian PBB (UNESCO) pada 2016 terhadap 61 negara, menunjukkan jika literasi baca Indonesia masih ada di peringkat 60. ②
Menurut Bapak Lukman Solihin, peneliti di Pusat Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan Balitbang Kemendikbud, akses rakyat Indonesia terhadap buku bacaan atau media baca alternatif lainnya masih sangat kurang.
Akses inilah yang menghalangi terwujudnya perilaku dan kebudayaan membaca di masyarakat kita.
Manfaat literasi baca pada anak
Saat ini pemerintah sedang giat menggalangkan kampanye literasi baca pada masyarakat, dan anak-anak utamanya.
Banyak kegiatan yang dilakukan demi naiknya literasi baca. Seperti yang dilakukan Perpusnas di lebaran tahun ini.
Nasional
membagikan buku gratis di beberapa titik terminal untuk menemani pemudik menuju kampung halamannya.
Bahkan 8 September lalu, Gubernur Anies Baswedan meresmikan ruang baca di stasiun MRT Bundaran HI.
Mengapa literasi baca penting? Karena literasi dapat meningkatkan pola pikir juga kecakapan individu.
Pada anak-anak, literasi baca akan membantu mereka
- Menjadi seorang pembaca yang baik,
- Meningkatkan performa disekolah, dan
- Meningkatkan pengalaman belajarnya.
Peran keluarga dalam meningkatkan literasi baca pada anak
Seperti telah disebutkan diatas, jika saat ini akses membaca sangat mempengaruhi literasi baca, terutama pada anak.
Dan bicara tentang anak, tentu tidak dapat lepas dari keluarga, sebagai lingkungan yang paling dekat dengan anak.
Keluarga memiliki peran sangat penting salam meningkatkan literasi baca pada anak. Bagi anak, keluarga merupakan sekolah pertama, tempat belajar pertama bagi anak setelah ia lahir di dunia.
Sedari kecil, anak juga menghabiskan masa awal belajarnya dalam keluarga. Disinilah peran orangtua akan sangat menentukan tingkat literasi baca tulis pada anak.
Jadi, kira-kira apa saja yang dapat orangtua lakukan untuk menumbuhkan juga meningkatkan literasi pada anak?
Cara meningkatkan literasi baca pada anak
Menurut saya, ada beberapa trik yang dapat kita lakukan untuk menumbuhkan dan meningkatkan literasi baca pada anak.
Dan ini, dapat kita lakukan semenjak dini.
Berikut ini adalah cara saya memupuk minat dan menumbuhkan literasi baca pada anak saya.
1. Mengenalkan media baca pada anak sejak dini
Pernah tidak terbayang mengenalkan buku sejak dini pada anak, sedari bayi malah?
Orangtua jaman sekarang sebetulnya memiliki banyak sarana dan prasarana untuk memupuk literasi baca pada anak.
Sahabat bisa menggunakan buku yang terbuat dari kain sebagai mainan juga media mengenalkan buku pada anak.
Saya memberikan buku kain saat Hana mulai tengkurap. Saat itu belum ada banyak penjual buku flanel seperti saat ini. Jadi, saya membuatnya dari kain perca yang ada di rumah.
Saya juga menggunakan album kain sebagai alternatif buku yang lain. Di dalamnya saya letakkan foto aktivitas Hana. Sambil bermain dengan bukunya, saya ajak dia ngobrol tentang aktivitas yang ia lakukan pada foto.
Saat ia beranjak besar, saya mulai mengenalkan hard book padanya.
Ada banyak hard book di pasaran; baik yang hanya berisi cerita, ataupun buku pop up yang dapat mengeluarkan suara sesuai gambar pada buku.
Percaya deh, kita tidak akan mati gaya pada aktivitas ini. Ada banyak sarana juga cara yang bisa kita lakukan untuk mengenalkan buku sejak dini pada anak.
Oya, satu lagi, membiasakan anak membuka lembaran buku, ternyata terbukti meningkatkan kemampuan motorik jari anak juga,lho.
Saya masih ingat, di usianya yang baru dua tahun, Hana sudah rapi memegang pensil.
Jadi, jangan ragu lagi, masukkan buku kain dalam daftar belanja perlengakapan bayi ya… 😉.
2. Sediakan tempat dan waktu khusus untuk membaca
Langkah yang kedua dapat kita lakukan saat anak sudah lebih besar. Lebih tepatnya saat ia sudah punya banyak aktivitas bermain di luar yang lebih banyak.
Saat hendak tidur (baik siang atau malam), saya sering mendongengkan cerita untuknya.
Alhamdulillah, sedari kecil Hana memiliki ritme waktu yang teratur, jadi mudah bagi saya untuk mengajaknya membaca di waktu tertentu.
Saya juga letakkan buku anak di tempat yang mudah Hana raih. Saat ingin membaca (diluar waktu mendongeng), biasanya ia akan asik dengan bukunya di dekat rak buku koleksinya.
Bagaimana jika di rumah tidak ada tempat untuk rak buku? Mudah saja, gunakan saja kotak sejenis dengan kotak mainan. Dan usahakan buku dan mainan dipisah. Selain memudahkan anak mencari, cara ini juga akan menjaga koleksi buku anak agar tidak mudah rusak.
3. Biasakan menanyakan pada anak isi bacaan yang ia baca
Saat Hana masih kecil, paling saya akan mengajukan pertanyaan tentang isi cerita yang baru saja ia dengar. Misalnya cerita tentang awan putih.
Saya akan menunjuk gambar awan pada buku yang baru saja kami baca. Saya biasanya bertanya ada apa dengan si Awan, mengapa awan menangis, dan apa yang kemudian terjadi pada Awan akhirnya.
Setelah memasuki usia sekolah, saya mengenalkan Hana pohon pikiran, yang merupakan adaptasi dari mind map Tony Busan.
Untuk mempermudah ia merangkum bacaan atau pelajaran, saya ajak ia menggunakan metode 5W+1H (apa, dimana, siapa, kapan, mengapa, dan bagaimana).
Cara ini cukup membantu Hana dalam memahami pelajaran ataupun bacaannya.
Tapi mungkin karena kemarin saya kurang intens menemani dia belajar, trik ini mulai dia lupakan. Dan begitulah, pemahamannya akan bacaan jadi sedikit menurun.
Aktivitas belajar Hana kemarin, benar-benar menjadi koreksi untuk saya, nih.
4. Ajak anak ke toko buku atau perpustakaan
Jika kita amati, anak-anak kita ini sebetulnya punya minat baca yang tinggi, lho. Tapi seringkali kita, para orangtuanya, tidak memberikan akses pada bacaan.
Jadi, yuk kita kurangi belanja barang yang tidak penting dan gunakan sebagai ongkos untuk mengajak anak ke perpustakaan atau jalan-jalan di toko buku.
Disana, Sahabat akan melihat, betapa antusiasnya anak memilih buku bacaan.
5. Gunakan media selain buku
Membaca tidak hanya tentang buku. Jika memang akses pada bacaan jauh (seperti di kota kecil saya, yang perpustakaan letaknya jauh atau tidak ada toko buku bacaan), kita dapat menggunakan media lain untuk meningkatkan litrasi baca anak. Misal dengan membaca baliho, iklan, brosur, dan lain sebagainya.
Untuk anak yang lebih besar, apalagi sudah kenal ponsel pintar, aplikasi Google Book, iPusnas, situs sahabatkeluarga.kemendikbud.go.id juga biasa gunakan sebagai sarana menambah bacaan anak.
Tips tambahan agar sukses meningkatkan litarasi baca pada anak
Menurut banyak pakar kepengasuhan, cara terbaik untuk mendidik anak adalah dengan contoh. Begitu juga dengan membaca, orangtua wajib memberikan contoh sebagai pembaca yang baik.
Tunjukkan jika Sahabat juga suka membaca, tidak hanya membaca buku, tapi juga gambar, tanda-tanda di jalan, pola sebuah peristiwa atau kejadian, dan lain sebagainya.
Pilihkan juga bacaan yang sesuai dengan tingkat usia dan kehidupan anak. Pada anak yang lebih kecil, Sahabat juga dapat mengubah bacaan menjadi lagi, atau sajak berirama.
Dari apa yang saya uraikan di atas, semoga Sahabat RPB memiliki gambaran, jika ada banyak hal sederhana yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan literasi baca pada anak. Percayalah, ada banyak manfaat yang akan kita,-sebagai orangtua,- juga anak akan peroleh dengan memiliki kemampuan literasi baca yang baik.
Semoga ulasan diatas bermanfaat ya, sampai jumpa di ulasan perkembangan anak lainnya.
① Irene, ESPS IPA kelas 4, 2016, 81,Erlangga, Jakarta
②https://edukasi.kompas.com/read/2019/06/23/07015701/literasi-baca-indonesia-rendah-akses-baca-diduga-jadi-penyebab Indonesia Rendah, tanggal akses 20 September 2019