Resolusi 2018; Konsisten Memulai Satu Langkah Kedepan Setiap Hari

Kepala saya rasanya ingin pecah. Detak jantung rasanya juga berdetak lebih cepat. Ada 8 artikel yang harus selesai hari itu. Ditambah cucian numpuk, harus jemput Hana, ambil pesenan masakan yang belum kelar huaaa….. lelahnya hidup.

Enam bulan yang lalu, salah seorang mentor saya mengirimi sebuah nasehat, simpel banget,

Jika kau tidak berubah di usia 40, maka waspadalah

Karena itulah saya gas pol terus, iyain aja kalau ada job. Di sisi lain, saya juga mendapat nasehat jika kesibukan bekerja juga harus diikuti dengan aktivitas spiritual. Agar seimbang, agar ideal, dan agar ada yang ngerem saat job-job tersebut mulai membuat pikiran overload.

Jadilah, saya mulai ikut ngaji sana-sini, gabung di grup-grup spiritual, atau subscribe newsletter produktivitas, motivasi, juga teknik-teknik content writing dan marketing.

Nggak tahunya keinginan “seimbang” itu malah membuat hidup saya tidak seimbang. Pekerjaan rumah tangga tidak terurus, Hana protes karena merasa terabaikan, si Ayah komplain, kacau pokoknya. Well, hidup memang nggak sempurna, ya. Kita hanya bisa yang terbaik. *eh ngelantur

Akhirnya, Muharrom kemarin saya milih cooling down. Nggak terima job dulu. Nge-list lagi PR, to do list, janji-janji, atau printihilan lain seperti catetan keuangan, ngrapihin meja kerja dan seterusnya.

Artikel terkait: Punya Banyak Pekerjaan? Ini Cara Menyelesaikannya

Tapi setelah cooling down dan evaluasi, saya malah bingung, mau kemana saya sekarang, apa yang harus saya lakukan di tahun 2018 agar usaha jasa konten situs dan media sosial saya berjalan dengan baik? Meskipun sudah berjalan lumayan, tapi masih buaanyak banget kekurangannya. Plus, masih belum bisa sesuai tujuan, gandeng para ibu untuk menjadi tim penulis.

Resolusi menuju 40 tahun, “Mengambil satu langkah kecil ke depan setiap hari”

Hingga kemudian, saat scrolling di IG, saya ketemu dengan iklan webinar Melysa Griffin, “Goals with Intention 2018“. Sebuah tawaran kelas gratis yang ditujukan untuk membantu kita menentukan goal atau tujuan di tahun mendatang.

Bicara tentang goal, umumnya kita sering menulis: jalan-jalan ke Indonesia Timur, ngetrip ke Korea, beli mobil tanpa kredit, dan lain sebagainya. Padahal, tujuan seharusnya tidak seperti itu. Hal seperti itu kurang memberikan nyawa untuk menikmati proses.

Yap, di kelas ini memang ditekankan untuk menikmati proses. Karena tujuan dalam bentuk materi, malah mudah membuat kita lelah, atau ketika tercapai, – kita bingung, mau kemana lagi langkah kita agar menjadi lebih besar.

Jadi, tujuan itu seharusnya hanya satu, core goal istilahnya. Sebuah tujuan yang bisa membuat kita bangun setiap pagi, sambil berteriak (dalam hati), “Yeah, let’s do it baby”. 😀😀😀

” I want to take a baby step in my business every day. “

Yap, itulah core goal saya.Tapi break down-nya ternyata nggak cukup satu halaman folio. Banyak dan panjang. Mulai dari planning konten, menjawab dan prospek klien, update ilmu baru, dan masih banyak lagi.

Step by step mewujudkan core goal

Rencana, mimpi, goal hanya akan berakhir pada komen “Kereennn”, “Ketjeh…” jika tidak diikuti dengan langkah nyata. So, sambil terus nyimak materi Mrs. Griffin, saya mulai membuat rencana step by step yang harus saya buat.

Langkah mewujudkan resolusi #1: Membesarkan wadah

Kali ini saya menggunakan nasehat dari mentor di kelas bisnis.

Jika ingin hasil besar, maka perbesar wadah. Datangi Yang Maha Besar dulu, ajak Dia untuk turut serta di setiap aktivitas kita, dan serahkan semua hasilnya padaNya

Membesarkan wadah. Itu yang harus saya lakukan. Wadah dalam arti adalah ilmu, kesiapan mental, dan emosional.

Ada tiga hal yang diajarkan oleh mentor bisnis saya:
1. Mengusahakan sholat tepat waktu
2. Membaca Al-Qur’an usai sholat
3. Terus belajar sesuai dengan usaha yang dilakukan, dan praktekkan dengan konsisten.

Tiga hal tersebut yang saya ambil sebagai langkah pertama. Belajar hal baru, sekarang menjadi jadwal kedua usai saya sholat Tahajud. Kali ini saya berusaha lebih fokus, cukup satu kelas online dan satu kelas offline dalam sebulan; kemudian dipraktekkan.

cukup satu kelas online dan/ atau offline sebulan

Langkah mewujudkan resolusi #2: Menyiapkan fisik

Keunikan usia 40 itu ada dua hal, di satu sisi, pada usia ini seseorang biasanya sedang sibuk untuk memenuhi tuntutan kebutuhan seperti sekolah anak yang jenjang dan  biayanya tentu semakin tinggi, mempersiapkan pensiun, atau mulai membangun usaha untuk persiapan pensiun. Disisi lain, secara fisik, kekuatan tubuh juga mulai melemah.

Karena itu, saya mulai lebih memperhatikan kesehatan fisik. Jika dulu olah raga hanya kalau sempat, kali ini saya masukkan ke dalam jadwal harian, meski hanya 15 menit.

Bagaimanapun juga kerja mager seperti saya ini cukup rawan gangguan kesehatan, mulai dari kardiovaskular, sampai kegemukan. Jadilah mulai mengumpulkan video aerobik yang durasinya pendek, atau ambil rute ngonthel yang lebih jauh.

Pola makan pun mulai saya atur. Sudah hampir dua bulan saya mencoba food combining, dan Alhamdulillah selain membuat tubuh lebih sehat, frekuensi ngopi pun mulai berkurang.

Sesekali saya juga mengonsumsi suplemen vitamin, jika saya merasa beban sudah overload, habis sakit, atau kira-kira asupan nutrisi saya tidak terpenuhi.

Langkah mewujudkan resolusi #3. Merealisasikan core goal

Ini langkah yang paling berat, karena realisasinya membutuhkan waktu dan konsistensi.

Saya berencana membuat konten dengan format redaksional. Nyontek cara editor saya dulu membangun sebuah situs Asian Parent Indonesia. Saya memulainya dengan membuat mind maps, dan membuat rencana redaksional hingga setahun ke depan.

Langkah lainnya adalah meningkatkan kecepatan saya membuat konten. Saya memulainya dengan kembali belajar ngetik online di ratatype.com. Iya, meski sudah lama nulis konten, saya baru bisa ngetik dengan sebelas jari.

Saya belajar menggunakan komputer otodidak, jadi masalah ngetik memang saya abaikan. Dan saya baru sadar, jika ingin resolusi saya tercapai tahun ini, paling tidak saya harus mampu membuat konten 5-6 artikel sehari dengan panjang artikel minimal 500 kata.

Sebuah kerja keras buat emak yang hanya punya waktu kerja 6 jam sehari, kan? Karena menurunkan target tidak mungkin, pilihan saya hanya satu, menaikkan kecepatan membuat konten. Alhamdulillah, so far so good. Saya sudah bisa menulis dengan kecepatan 25 kata per menit, dari yang semula hanya 12 kata.

Begitulah, saya sadar pekerjaan saya masih banyak, jalan yang harus saya lalui hingga tujuan saya di 2018 nanti juga masih panjang. Tapi saya berharap, sedikit keberhasilan saya meningkatkan kecepatan menulis, juga akan diikuti dengan keberhasilan saya untuk mewujudkan resolusi di 2018; taking a baby step for my business every day. 😉

Show 4 Comments

4 Comments

  1. Semoga diberi kelancaran dalam memnunaikan semua resolusi tahun depan. ๐Ÿ˜€

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *