Last Updated on: 10th February 2024, 10:48 am
Pagi ini diajak ngobrol sama teman, dia ingin memasukkan anaknya ke sebuah sekolah, yang menurutnya ideal untuk putranya, tapi apa daya, biaya bulanannya mungkin tak terjangkau.
Well, setiap orang tua pasti kepengen menyekolahkan anaknya ke sekolah yang ideal, agar bisa mengembangkan minat bakat anaknya. Sayangnya, kadang pilihan seperti itu memang tak mudah untuk didapatkan.
Jika tidak karena letaknya yang jauh, biayanya bisa jadi tak terjangkau.
Masalah kurikulum mungkin bisa diatasi dengan les atau ikut kegiatan yang sesuai bakat anak, tapi bila masalahnya adalah biaya….?
Bila sekolah ideal tak terjangkau, haruskah memaksakan diri?
Tak mudah memang menghadapi kenyataan bahwa kita tidak bisa mewujudkan impian anak. Apalagi bila kita penganut paham …
“Kalau untuk sekolah mah, rejekinya pasti ada saja”
“Sekolah itu nomer satu, kebutuhan yang lain, nomer dua“
Memang benar, semua memang tergantung niat, semua pasti ada jalan, tapi kita juga harus melihat kenyataan. Kebutuhan keluarga tidak hanya sekolah anak masih ada banyak hal yang sama pentingnya, dan sama harusnya, untuk dibiayai setiap hari.
Kita juga harus ingat bila sekolah tidak hanya saat ini, sekolah adalah sebuah perjalanan panjang yang membutuhkan pertimbangan matang.
Selain itu, bukankah pelajaran tidak hanya bisa diperoleh di bangku sekolah? Ada banyak hal diluar sekolah yang juga bisa menjadi sumber pelajaran untuk putra-putri kita. Menjadikan ia mendapat pengalaman yang ideal sesuai dengan minat dan bakatnya.
Artikel terkait: Alasan Memilih Sekolah Murid Merdeka untuk SMP Hana
Jadi apa yang perlu dilakukan saat sekolah impian tak terjangkau
Saya rasa, tidak ada orang tua manapun yang kuat berkata jika mereka tidak bisa membayar biaya pendidikan di sekolah impian anak. Dan bila pada akhirnya teman-teman dihadapkan pada situasi tersebut, pengalaman kami berikut ini semoga bisa membantu:
#1. Minta maaf
“Ayah dan Ibu minta maaf, karena tidak bisa mewujudkan impianmu.”
Ingat jangan gunakan kata alasan saat minta maaf, karenaΒ akan memberi kesan Sahabat bersikap defensif. Misal, “Ayah-ibu minta maaf, tapi ⦓, “Kami minta maaf, kalau saja ⦔ dan seterusnya.
#2. Tunjukkan, jangan ceritakan
Bawa brosur sekolah impiannya, dan tunjukkan besar biaya sekolah yang harus dibayarkan, dan mengapa teman-teman tidak mampu untuk membayarnya tiap bulan. Dulu saya tunjukkan juga catatan pengeluaran kami tiap bulan, dan jika harus masuk ke sekolah impian, maka kira-kira pengeluaran kami akan seperti apa.
Waktu itu agak susah ngajak ngobrol budget ini, apalagi di saat itu Hana juga masih berumur 7 tahun. Tapi dengan cara menunjukkan catatan pengeluaran, sedikit banyak membantu memahamkan masalah ini.
#3. Beri waktu untuk bersedih
Siapapun pasti akan bersedih bila keinginannya tak tercapai. Jadi, bila putra/ putri ngambek, sedih, jadi lebay; maka bersabarlah. Beri ia waktu untuk jadi menenangkan diri. Maklumi, bila ia menjadi lebih emosional, tapi percayalah, akan ada waktunya teman-teman berbaikan lago.
#4. Mulai tunjukkan sekolah alternatif
Setelah si Kecil mulai tenang, ajak ia untuk mengunjungi sekolah pengganti yang lebih terjangkau. Tunjukkan kelebihan sekolah tersebut, selain masalah biaya tentunya. Akan lebih baik jika mengajaknya pada hari-hari kelas berlangsung, agar ia mendapat gambaran pasti suasana belajarnya nanti.
#5. Ajak anak untuk membuat pilihan
Bisa saja sekolah yang teman-teman pilih tidak ia sukai. Bila ini terjadi, ajak ia untuk membuat pilihan. Duduklah bersama dan beri gambaran pilihan apa saja yang teman-teman miliki agar sekolah pilihannya tidak mengganggu keuangan keluarga.
Masukkan juga opsi untuk menunda sekolahnya bila memang teman-teman tidak menemukan titik temu terbaik.
Negosiasi ini tentu tidak mudah, semua butuh waktu, kadang ada drama juga. Tapi semoga cara-cara di atas membantu teman-teman melewati kondisi tersebut lebih baika.
Kami juga menjadikan hal ini sebagai pelajaran dan motivasi agar mengatur pengeluaran lebih baik, dengan sadar menyisihkan dana sekolah, plus berusaha mencari tambahan penghasilan.
Semoga tips di atas bermanfaat, sampai jumpa di artikel parenting lainnya.
Rahayu Pawitri, untuk rahayupawitriblog.com
Sekolah bagus memang penting. Tapi dari sekolah biasa aja bisa muncul mutiara juga. Jadi tergantung anaknya juga ya menurutku π Harus terus semangat di sekolah manapun π
Tips di atas sangat berguna untuk para orangtua yang mengalaminya. Semoga rezeki kita dicukupkan agar bisa mewujudkan impian anak. π
Intinya nyaris sama ketika anak meminta ke sekolah umum, tapi ortu lebih sreg ke pesantren. π
Anakku mah selalu ngikut teman2nya. :v
Sekolah mana saja menurutku sama saja. π Aku membebaskan anakku memilih, syukur2 kalau sesuai dengan kemampuan.
Pasti nyesek banget. Rasanya nggak tega kalau sampai itu terjadi pada anak saya. π
Aku pernah mengalaminya waktu masih sekolah dulu. Memang menyakitkan. π Tahun depan anakku mulai sekolah dan udah menentukan pilihannya sendiri. Kami berusaha semaksimal mungkin agar dia bisa masuk sekolah pilihannya. Aamiin π
Iya bener Mbak..keinginan orang tua pasti selalu yang terbaik untuk anak-anaknya yak. Ketika misalnya Allah belum memampukan kita, kita harus siap juga menjelaskan ke anak-anak. Duh, mudah-mudahan selalu diberi yang terbaik yak anak-anak kita dan keturunan kita.
Betul mbak. Hal itu juga bisa dimasukkan pada poin diatas ya, menjelaskan pada anak bahwa masih ada jalan atau sekolah lain yang bisa membantunya mewujudkan cita-citanya.
TErima kasih sudha berkunjung mbak.
Aamiin mbak, aamiin…
Betul, salah satu pengalaman yang susah dilupakan tu, saat orangtua menolak sekolah pilihan kita. Oya, semoga dimudahkan usahanya, dan putrane bisa masuk ke sekolah impiannya.
iyo mbak-e….apalagi anakku dah ngimpiin dari 2 tahun lampau. Alhamdulillah si, sekolah yg sekarang selain dekat dan terjangkau, akhirnya juga ia sukai.
Ayo, persiapkan dari sekarang mbak, biar ga ngalamin seperti saya
Nah itu mbak, problem teman ini yang paling susah dipecahkan. TEmenku saat ini juga galau, karena pilihan sekolah anaknya itu, ya itu alasane, temenku disana banyak. sayang biayane…alamak….
jadi, siapa yang ngalah? he he he
Aamiin, ya rabb, aamiin…
Semoga rezeki para orang tua dicukupkan. Rasanya sakit ketika tak bisa memenuhi kehendak anak. π