Hari Minggu saya kemarin, rasanya seperti hari Sabtu saja, karena, mau tidak mau, kemarin saya masih harus menyelesaikan pekerjaan yang belum selesai di minggu berjalan.
Hari Sabtu memang saya gunakan sebagai hari cadangan (sekaligus hari review, tentu). Tapi karena hari Sabtu kemarin harus bantu tetangga yang punya hajat, akhirnya hari cadangan dan review bergeser ke hari minggu.
Dan tiba-tiba, saya jadi ingat pertanyaan yang paling sering ditanyakan jika kebetulan mendapat kesempatan sharing masalah manajemen waktu; apakah kalau sudah bisa ngatur waktu, semuanya akan sesuai jadwal?
Ya, bisa kalau Anda hidup sendiri, dan tidak berhubungan dengan siapapun. 😁😁😁
Beda halnya jika hidup dengan orang lain, atau malah pekerjaan kita terkait dengan pekerjaan orang lain. Kan tidak semua orang tahu jadwal harian kita, juga tidak ada hal di dunia ini yang bisa berjalan persis seperti mau kita. Biasanya ada saja kendala yang mengganggu, entah itu koneksi internet, anak sakit, saudara datang berkunjung, dan seterusnya.
Jadi, apakah kegiatan mengatur waktu sebenarnya adalah pekerjaan sia-sia?
Jika jadwal terganggu, apakah mengatur waktu menjadi pekerjaan sia-sia?
Saat awal-awal mulai mengenal mengatur waktu, saya juga berpikir, untuk apa mengatur waktu dan terus membuat jadwal jika kegiatan lebih sering berantakan.
Tapi ternyata, konsisten membuat jadwal dan mengatur waktu kegiatan sehari-hari, tetap lebih bermanfaat dibanding tidak melakukannya.
Kalau istilah orang sono, “manage your time will make you feel accountable”
Saya pernah membaca sebuah artikel yang diunggah di mindfulabition.net; judul “The Equanimity game: A Simple Practice to Develop Resilince”.
Artikel tersebut bercerita tentang master Osensei, seorang master seni bela diri. Beliau adalah pendiri Aikido, dan banyak orang yang menyebutnya sebagai seorang artis bela diri yang paling hebat.
Ketika salah seorang muridnya memuji kemampuannya yang begitu sempurna, Osensei berkata,
I lose my center all the time. I just find it again so quickly that you can’t see it.
Seperti itulah, ketika kita sudah bisa mengatur waktu, tidak berarti semuanya akan berjalan plek ketiplek sesuai rencana, gangguan akan tetap ada, kemungkinan jadwal kacau itu biasa. Tapi mengatur waktu akan membantu kita lebih mudah kembali ke jalur yang seharusnya.
Contoh mudahnya begini,….
Saat ini. satu-satunya musuh bebuyutan saya adalah koneksi internet. Biasanya saat cuaca mendung, atau malam hari, koneksi pasti membuat saya pengen garuk-garuk tembok, pokoknya Subhanallah leletnya.
Nah, karena sudah punya track, atau catatan waktu kapan jam efektif atau tidak, maka saya memilih memindahkan jadwal pekerjaan online ke jam berbeda. Misalnya dengan memilih bekerja lebih pagi, dan menggunakan jam-jam koneksi lelet untuk mengerjakan pekerjaan rumah, main sama Hana, rapikan catatan keuangan, dan lainnya.
Jadi, tidak pernah ada yang sia-sia. Waktu adalah aset yang paling berharga bagi kita, karena itu ada gangguan atau tidak, ada pekerjaan atau tidak, bekerja dari rumah atau tidak, akan lebih baik jika kita tetap mengatur kegiatan kita. Bagaimanapun setiap kita akan dimintai tanggung jawab atas semua yang kita lakukan di dunia bukan?
Siap mengatur waktu? Artikel “Ibu Rumah Tangga Sebaiknya juga Punya Jadwal Harian” ini mungkin membantu Anda.