Pengertian dari Penyakit Maag, dan Pebedaannya dengan Penyakit Gastroentritis dan GERD

penyakit-maag-dan-bedanya-dengan-gastroenteritis-dan-gerd

Sudah tahu belum apa beda pengertian dari penyakit maag? Apakah betul menyebut maag sama dengan asam lambung? Kira-kira apa bedanya dengan GERD? 

Sama-sama penyakit perut, ternyata ketiga penyakit mempunyai perbedaan yang besar, terutama penyebab dari ketiga penyakit tersebut. 

Maag, dan perbedaanya dengan Gastroentritis dan GERD

Tiap telat makan atau salah pilih jenis kopi hitam, lambung saya pasti protes. Perut langsung nggak nyaman, melilit, dan rasanya seperti ada banyak angin dalam perut.  
Kalau ditanya Hana saya sakit apa, biasanya saya suka bilang kalau maag kambuh dan asam lambung naik ke tenggorokan. 
Eh tapi, jawaban saya ini salah, lho; ada beda antara sakit maag, dan asam lambung yang naik. Simak yuk, perbedaan ketiganya pada uraian di bawah ini. 

#1. Pengertian penyakit maag

Sakit maag ternyata nama lainnya bukan asam lambung, melainkan dispepsia. 
Gejala yang umum terjadi pada penyakit maag adalah rasa nyeri dan panas pada lambung. 
Sakit maag biasanya terjadi karena 
  • Adanya luka yang terbuka pada lapisan dalam lambung atau tukak lambung 
  • Infeksi bakteri helicobacter pylori 
  • Efek samping dari penggunaan obat, terutama obat anti inflamasi non steroid 
  • Stres
  • Terlalu banyak mengkonsumsi makanan pedas dan berlemak
  • Kebiasaan makan banyak dan cepat
Di Indonesia, penyakit ini merupakan penyakit yang umum diderita oleh masyarakat Indonesia. Dan hampir 85% nya merupakan dispepsia fungsional. Artinya sakit perut yang dirasakan terjadi tanpa adanya luka dan tidak ada penyebab yang jelas. 

Karena itu sebagian besar penyakit maag tidak memerlukan konsultasi dokter. Penanganan yang paling dibutuhkan adalah mengurangi faktor-faktor yang memicu sakit maag atau dispepsia fungsional ini. 
Gejala dari dispepsia fungsional biasanya berupa 
  • Kembung
  • Sendawa berulang kali
  • Mual
  • Merasa kenyang
  • Ada sensasi terbakat atau tidak nyaman terutama dibagian perut atau dada bawah

Meskipun begitu, Sahabat RPB perlu segera ke dokter jika rasa sakit ini terjadi terus-menerus dan disertai dengan muntah, sulit menelan, nyeri ulu hati, dan berat badan turun tanpa sebab. Terlebih bila saat ini Sahabat telah berusia 55 tahun atau lebih. 
Sakit maag juga dapat disebabkan karena adanya radang pada pankreas atau usus yang tersumbat. Jadi, jika memang merasa tidak nyaman, atau khawatir dengan kondisi yang Sahabat alami, tidak ada salahnya segera berkonsultasi pada dokter. 

#2. Gastroenteritis

Nama lain dari gastroenteritis adalah flu perut. Gejala yang umum terjadi adalah muntah dan diare. 
Penyakit ini terjadi karena infeksi atau peradangan pada dinding saluran pencernaan yang disebabkan oleh serangan virus, bakteri, atau konsumsi obat-obatan tertentu. 
Di Indonesia gastroenteritis biasa disebut dengan muntaber.  Gejala biasanya mulai muncul setelah 1-3 hari terinfeksi. Selain muntah dan diare gastroenteritis juga menunjukkan gejala lain seperti 
  • Demam disertai menggigil 
  • Sakit kepala 
  • Mual 
  • Penurunan nafsu makan 
  • Sakit perut 
  • Nyeri otot dan sendi. 
Infeksi bisa terjadi umumnya karena kita tidak menjaga kebersihan dengan baik. Misalnya tidak mencuci tangan setelah buang air, sebelum makan, atau setelah beraktivitas di luar rumah. 

#3. GERD

GERD merupakan singkatan dari gastroesophageal reflux disease. 
GERD terjadi karena adanya gangguan katup pada kerongkongan yang melemah. Katup atau sfingter ini akan menutup setelah makanan atau minuman masuk ke dalam lambung. 
Pada penderita gerd katup ini melemah sehingga tidak dapat menutup dengan sempurna. Akibatnya, makanan yang telah bercampur dengan asam lambung, akan naik kembali ke kerongkongan. 
Apabila ini terjadi berulang kali, lapisan kerongkongan akan teriritasi sehingga terjadi peradangan dan lama-kelamaan menjadi lemah. 
Gejala yang umum terjadi saat GERD adalah asam lambung yang naik diikuti rasa asam atau pahit di mulut, timbul sensasi perih atau panas terbakar di dada dan ulu hati, terutama saat penderita membungkuk berbaring dan makan
Sahabat RPB dikatakan menderita GERD jika kenaikan asam lambung ini terjadi setidaknya 2 kali dalam seminggu. 
Gejala lain yang menyertai biasanya berupa 
  • Kesulitan menelan (seperti ada benjolan di tenggorokan)
  • Gangguan pernafasan misalnya batuk atau sesak nafas
  • Suara menjadi serak 
  • Mual dan muntah 
  • Sakit tenggorokan 
  • Kadang isi lambung keluar tanpa disadari 
  • Gangguan tidur 
  • Bau mulut 
  • Gigi rusak karena adanya asam lambung yang naik
Oh ya, kadang gejala GERD disalah artikan dengan serangan jantung. Karena baik GERD ataupun serangan jantung sama-sama menimbulkan rasa perih di dada dan nyeri ulu hati. 
Bedanya, pada serangan jantung, rasa nyeri di ulu hati atau dada biasanya lebih lebih terasa berat, dan menjalar sampai ke lengan, leher, atau rahang. Rasa nyeri biasanya juga muncul seusai melakukan aktivitas fisik. 
Sementara pada GERD, nyeri ulu hati disertai dengan adanya rasa asam pada mulut. Nyeri juga tidak muncul setelah aktivitas fisik. Rasa sakit yang dirasakan juga tidak menyebar ke bagian tubuh lain. Hanya saja nyeri akan semakin berat dirasakan pada saat penderita berbaring. 
Nah jelas kan sekarang apa beda penyakit maag, gastoenteritis, dan GERD.
Semoga artikel diatas bermanfaat dan dapat membantu Sahabat RPB lebih paham dengan gejala-gejala awal gangguan perut yang dirasakan. 

Leave a Comment

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *