Gaya hidup manusia di era modern seperti sekarang ini,-diakui atau tidak-, membawa efek negatif pada kesehatan manusia. Misalnya, tanpa kita sadari, penciptaan teknologi membuat manusia minim bergerak karena banyak hal bisa dilakukan dengan menggunakan gadget saja. Padahal menggerakkan tubuh merupakan kegiatan yang sangat penting, mengingat otot tubuh perlu dilatih untuk bisa kuat.
Selain itu, menggerakkan tubuh juga bermanfaat untuk membakar lemak, kolesterol dan zat lainnya yang bisa menyebabkan penyumbatan pembuluh darah.
Gaya hidup buruk penyebab stroke
Gaya hidup yang buruk bagi manusia ini, menyebabkan berbagai jenis penyakit salah satunya adalah stroke yang disebabkan karena pembuluh darah otak mengalami penyumbatan sehingga supply darah terganggu.
Otak sebagai organ yang sangat penting untuk manusia memerlukan oksigen yang dibawa oleh darah setiap saat melalui pembuluh darah. Pembuluh darah yang berbentuk seperti pipa lunak ini, sayangnya, dapat tersumbat oleh lemak, kolesterol hingga zat kapur yang terbentuk dari makanan atau kurangnya metabolisme di dalam tubuh.
Sumbatan tersebut menghalangi darah menuju otak sehingga asupan oksigen yang dibutuhkan otak juga terhenti. Kondisi ini membuat kerusakan pada jaringan otak. Semakin lama tertundanya atau sedikitnya aliran oksigen yang diterima maka semakin besar kerusakan otak yang bisa terjadi.
Hal inilah yang disebut stroke. Biasanya pasien akan mengalami gejala seperti
- Tiba-tiba kehilangan kesadaran
- Sakit kepala
- Mati rasa
- Kehilangan pandangan hingga mengalami koma.
Penanganan pasca stroke untuk mempercepat pemulihan
Pasien yang mengalami stroke memerlukan penanganan dengan segera untuk menghilangkan penyumbatan pada pembuluh darahnya.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan tim kedokteran dan harus dilakukan dalam waktu yang cepat agar pasien bisa selamat, diantaranya adalah
#1. Trombolisis
Trombolisis merupakan terapi yang dilakukan dengan cara memberikan obat pengencer darah kepada pasien dengan tujuan agar bekuan darah yang menyumbat dapat larut. Akan tetapi terapi ini juga memiliki efek samping menyebabkan pendarahan.
#2. Trombektomi.
Terapi pasien stroke yang dilakukan dengan cara kateterisasi pembuluh darah yang mengalami penyumbatan untuk mengeluarkan bekuan darah. Terapi trombektomi ini harus dilakukan secepatnya agar mendapatkan hasil yang terbaik.
Setelah pasien stroke mendapatkan penanganan pertama yang sangat menentukan keselamatan jiwanya, kemudian pasien disarankan untuk melakukan fisioterapi pasca stroke.
Fisioterapi ini bertujuan untuk mengembalikan fungsi tubuh yang hilang atau berkurang akibat stroke.
Pada saat stroke, otak yang tidak dialiri oksigen bisa mengalami kematian jaringan baik sementara maupun permanen yang berhubungan dengan fungsi bagian tubuh yang diaturnya. Karena itu pasien stroke umumnya mengalami ketidakmampuan menggerakkan tubuh.
Kondisi inilah yang akan diminimalisir dengan melakukan fisioterapi. Fisioterapi bisa dilakukan di rumah sakit yang memiliki stroke center.
Sahabat RPB yang bertempat tinggal di Jakarta sangat beruntung karena ada banyak rumah sakit yang di dalamnya memiliki stroke centre dengan fasilitas fisioterapi. Bahkan hampir semua rumah sakit besar di Jakarta sudah memilikinya sehingga Sahabat bisa dengan mudah mendapatkan pertolongan.
Selain melakukan fisioterapi di rumah sakit, Sahabat juga bisa mengundang terapis untuk melakukan terapi di rumah secara profesional. Namun pastikan terapis yang Sahabat pilih adalah terapis profesional yang didatangkan dari fasilitas layanan rumah sakit.
Terapi untuk pasien stroke bisa membutuhkan waktu yang panjang agar pasien bisa benar-benar pulih seperti sedia kala. Ada juga beberapa pasien bisa mengidap gangguan stroke permanen, dan tidak bisa lagi menggerakkan beberapa bagian tubuhnya seperti sebelum terkena serangan stroke.
Jadi, jangan lupa untuk segera menghubungi dokter jika ada yang keluarga yang mengalami gejala stroke, ya. Dan untuk Sahabat yang masih sehat, yuk, kita jaga kesehatan dengan lebih baik lagi.