Minggu lalu saya diajakin ngobrol online bareng Indscript dan bu Indari Mastuti,- owner Indscript. Rasanya, saya seperti dejavu, ingat cerita awal kenal dengan bu Iin (panggilan ibu Indari) dan IIDN.
Bagi saya, bu Iin, dan IIDN adalah bagian tak terpisah dari perjalanan karir saya sebagai freelance content writer.
Saya memang mengawali karir di dunia content writing, dengan mengikuti kursus menulis artikel di Indscript Creative.
Saya mengenal Indscript karena bergabung di komunitas IIDN yang didirikan oleh bu Indari. Di komunitas itu saya paling hanya duduk manis nyimak obrolan anggota disana, yang ternyata selain hobi nulis, juga biasa berbisnis dari rumah. Keren, banget pokoknya.
Tentang Indari Mastuti, komunitas untuk para ibu, dan misi mengajak ibu produktif dari rumah
Ada banyak cerita yang bisa diceritakan tentang bu Iin. Saya jatuh cinta pada Beliau sejak membca buku “Puzzle Mimpi”, biografi ibu Indari Mastuti yang ditulis oleh Anna Farida.
Saya kagum dengan banyaknya kegiatan bisnis Beliau sehari-hari, dengan tetap memperhatikan kepentingan keluarga.
Waktu saya dan Beliau smaa, tapi mengapa begitu banyak kegiatan yang bisa Beliau selesaikan. Sejak membaca Puzzle Mimpi itulah, saya jadi makin intens belajar mengatur waktu; saya ingin sepeti ibu Indari yang produktif berkarya dari rumah, dan tanpa mengabaikan keluarga.
Lahirnya Indscript Creative
Cerita tetang bu Indari tidak akan pernah lepas dari Indscript Creative dan IIDN. Ya, karena perusahaan dan komunitas khusus perempuan tersebut memang didirikan oleh bu Iin (begitu saya biasa memanggilnya).
Indscript Creative pertama lahir pada tahun 2007, disaat bu Iin memutuskan untuk total berkarir dari rumah sebagai seorang penulis.
Di awal berdirinya, hanya ada satu penulis di Indscript, yaitu bu Iin sendiri. Tapi ketika mulai ada banyak tawaran menulis buku dengan tema yang tidak Beliau kuasai, bu Iin mulai mengajak Bang Aswi (pemilik blog sosokitu.com), yang kemudian diikuti dengan dua penulis.
Kebutuhan penerbit akan buku, disambut bu Iin dengan menjadikan Indscript sebagai agensi naskah.
Sebuh terobosan baru di ranah penerbitan buku. Model bisnis Indscript ini tidak hanya dianggap aneh oleh penerbit, karena seolah Indscript “menjual kucing dalam karung”; mengajukan outline buku terbit, bukannya buku yang siap terbit seperti pada umumya para penulis.
Meskipun begitu, pada akhirnya Indscript menjadi agensi naskah terdepan dan mulai banyak menghasilkan buku dan banyak penulis. Inovasi Indscript saat itu adalah pelayanan all in, tidak hanya buku yang masih butuh revisi, tapi langsung ke buku yang telah siap cetak.
Kerennya, bu Iin membuat model bisnis tersebut secara otodidak, hanya belajar dari buku Desctop Publisher yang berisi tentang peran agensi naskah.
Indscript pun semakin berkembang dan banyak orer.
Namun cobaan datang. ketika akhirnya order yang banyak membuat kualitas buku menurun, hingga banyak order yang macet. Di tahun 2009, Indscript mulai kehilangan pelanggan (penerbit buku). Tapi bukan Indari Mastuti namanya jika menyerah.
Beliau mulai lagi membangun Indscript. Kali ini Beliau memutuskan untuk kembali belajar, dan melakukan banyak perubahan dalam Indscript. Mulai dari merumahkan karyawan, memperbaiki kembali hubungan dengan penerbit hingga akhirnya sampai bisa mengembalikan lagi kepercayaan pelanggan.
Ada satu kalimat yang bu Iin bagikan pada kami dan membuat saya begitu terkesan, dan kemudian ingin mengadopsinya sebagai moto saya dalam bekerja
Bisnis bukan hanya sekedar mengambil order yang banyak, tapi bagaimana mendeliver kebutuhan pelanggan dengan maksimal, dan menjaga kepuasan mereka agar menjadi pelanggan yang royal. -Indari Mastuti-
Kelak, kegagalan ini pula yang akan Belau jadikan sebagai salah satu kelas produktif bagi para ibu, kelas Reparasi Bisnis.
IIDN, komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis, sarana berbagi ilmu dan menelurkan penulis baru
Merasa sebagai ibu yang bisa produktif dari rumah dengan menulis, bu Iin kemudian ingin mengajak para ibu rumah tangga yang hobi menulis untuk agar juga dapat berkarya dari rumah. Kebetulan beberapa teman Beliau yang mengeluh ingin “pegang uang sendiri” meski penghasilan dari suami cukup. Namun ada kepuasaan batin tersendiri jika bisa produktif juga secara finansial. (1)
Akhirnya tanggal 24 Mei 2010, Ibu-ibu Doyan Nulis berdiri, dengan visi menelurkan penulis-penulis baru di kalangan ibu rumah tangga.
Bu Indari sengaja memilih ibu rumah tangga, karena dengan menulis Beliau bisa tetap produktif, tanpa harus meninggalkan rumah.
Komunitas IIDN, tidak hanya menjadi pelengkap semangat tapi juga sarana menebar manfaat Indscript Creative bagi banyak orang.
Kini sudah ada 4000 karya dari penulis IIDN yang diterbitkan oleh banyak penerbit mayor seperti Elex Media, Penebar, Gramedia Pustaka Utama, Caesar Publisher Book, dan masih banyak lagi.
Hikmah dari keterpurukan
Salah satu ciri bu Iin kalau ngajar, sambil bawa anak 😃 |
Inovasi dan transformasi bisnis Indscript Creative
Mulai dari agensi naskah, kemudian menjadi jasa penulisan biografi, mulai bergerak ke bisnis yang lainnya dengan inovasi-inovasi yang tidak pernah terhenti sampai sekarang, itulah Indscript. -Indari Mastuti-
Dari pengalaman belajar dengan mentor bisnis, ibu Indari akhirnya membuat beberapa terobosan baru diantaranya:
#1. Tahun 2013, mendirikan Sekolah Perempuan dan Indscript Personal Branding
Sekolah Perempuan ini merupakan sekolah yang spesial. Sekolah yang dikhususkan untuk kaum perempuan ini merupakan sarana belajar menulis, dan menfasilitasi pesertanya hingga menerbitkan buku.
Setelah mewisuda 24 angkatan, kini Sekolah Perempuan berdiri sendiri sebagai Yayasan Sekolah Perempuan. Dan kelasnya sekarang kegiatannya diselenggarakan secara daring melalui aplikasi Telegram.
Indscript Personal Branding sendiri merupakan jasa dari Indscript Creative yang memberikan layanan Personal Branding untuk para pengusaha di berbagai media.
Saya masih ingat sekali dengan Personal Branding Indscript ini. Dulu pernah ikut menulis tentang Adjie Silarus (sekarang lebih dikenal dengan nama Adjie Santosoputro) dan Veronica Tan. Dan dua project tersebut merupakan project pertama yang saya ikuti bersama IIDN.
#2. Tahun 2014, Indscript Direct Selling
Menulis bagi bu Iin tidak hanya tentang buku, kali ini Beliau menciptakan board atau papan yang merupakan alat untuk membantu konsistensi menulis; Metrik dan Dremboard. Kedua produk tersebut sangat laku keras dan belakangan Beliau juga menciptakan Writing Board, Financial Board for Mom, Social Media for Mom, Product Launching Board, Papan Kebaikan for Kids, Daily Activities for Kids, dan Daily Activities for Mom.
#3. Tahun 2015, Indscript Training Center dan Emak Pintar
Membersamai para reseller dari produk-produk Superboard dan juga buku, akhirnya membuat bu Iin membuka lini baru dalam Indscript Creative, yaitu Indscript Training Center.
Training yang diselenggarakan tentu saja tidak eksklusif bagi para reseller produk Indscript, tapi juga semua ibu pebisnis yang ada di Indonesia.
Di kelas-kelas yang ada dalam Training Center ini, bu Iin mengajarkan bagaimana membangun bisnis dari rumah.
Training yang pertama diselenggarakan adalah Reparasi Bisnis. Di kelas ini bu Iin mengajarkan bagaimana untuk bangkit dari kebangkrutan, berdasarkan pengalaman saat Beliau bangkit dulu.
Dan seiring berjalannya Indscript Training Center, layanan Indsript Personal Branding pun akhirnya ditutup. Beliau ingin lebih banyak membantu para ibu Pebisnis yang diambang kebangkrutan atau memiliki begitu banyak masalah.
Menyesuaikan dengan situasi dan terus berinovasi, kunci kesuksesan bisnis Indari mastuti |
Setelah di tahun 2010 mendirikan komunitas IIDN, tahun 2011 bu Iin juga membuat komunitas IIDB aka. Ibu-ibu Doyan Bisnis, karena Beliau melihat banyak juga anggota IIDN yang ternyata memiliki kegiatan bisnis.
Dan ketika tahun 2015, kedua komunitas semakin besar, bu Iin ingin menyatukan keduanya dalam wadah Emak Pintar. Namun Emak Pintar malah berkembang sendiri menjadi komunitas baru dengan ciri khas tersendiri.
#4. Tahun 2017, mendirikan Indblack
Jiwa berbagi ibu Indari memang seperti tidak ada habisnya. Kali ini Beliau mendirikan Indblack, yang merupakan lini fashion dari Indscript.
Dari lini Indblack inilah bu Iin berhasil memberdayakan banyak pengrajin handmade untuk membuat handsock.
Meskipun Indblack cukup sukses, awal April 2020 ini Beliau memutuskan untuk dan fokus kembali pada bidang penulisan.
#5. Tahun 2018-2019, meluncurkan workbook, agenda dan guidance book; menjadi Co Founder Kunikita
Bagi bu Iin menulis tidak selamanya harus berupa buku, tahun 2018 Beliau membuat workbook, agenda dan minibook untuk membantu para ibu produktif, berkarya dari rumah.
Dan bermula dari kelas Reparasi Bisnis yang dilanjutkan dengan kelas privat, bu Iin akhirnya menjadi Co Founder Kunikita, sebuah bisnis ritel yang menyediakan keperluan muslimah.
#6. Tahun 2019, program BUKUIN aja!
BUKUIN aja! adalah program penerbitan indie yang sebelum menerbitkan, buku, peserta diberikan training terlebih dahulu.
Di tahun ini pula Indscript Training Center berubah menjadi Indscript Businesswomen University dengan program yang ditujukan 3000% untuk perempuan.
Dari tahun ke tahun bu Iin memang terus berinovasi, dengan terus memperbaharui sistem perusahaan dengan membuat divisi pelayanan seperti Miss Indscript, Miss Love, Miss Cunik, Miss Writing, dan masih banyak lagi.
Tak lupa kekhasan bu Iin yang ramah dan friendly juga ditularkan pada para icon atau brand ambasaador Indscript.
Dalam obrolan grup kemarin, saya sampai termangu dan penasaran sekali bagaimana bisa selalu penuh semangat dan banyak ide.
Otot belajar saya memang kuat banget, senang belajar, baca biografi, dan terus mencoba hal baru-baru; berinovasi sambil terus menyesuaikan dengan kondisi saat ini. -Indari Mastuti-
Tidak hanya itu, sejak Indscript berusia 10 tahun, 10 persen omset yang diperoleh digunakan sebagai dana CSR dalam bentuk pembebasan riba, pemberian hibah modal usaha, donasi lansia, dan berbagai kegiatan lainnya.
Tahun 2020, Indscript memasuki usia ke-13. Masih banyak mimpi yang ingin Beliau wujudkan, baik melalui Indscript ataupun Kunikita, dengan tujuan utamanya adalah menciptakan semakin banyak peluang bagi perempuan untuk mengembangkan dirinya baik melalui tulisan ataupun bisnis.
Harapannya tahun 2024 nanti akan ada 15.000 jaringan pemasaran dengan anggota para kaum perempuan, khususnya ibu rumah tangga.
Obrolan selama hampir 2 jam di grup Telegram beberapa hari lalu, benar-benar memberi banyak inspirasi untuk saya. Begitulah, kalau sudah dekat dengan Beliau tuh, semangat membangun dan mengejar mimpinya memang gampang banget nular, seru pokoknya.
Semoga ulasan diatas bermanfaat ya, dan untuk Sahabat RPB, khususnya para ibu rumah tangga, yuk kenali Indscript; siapa tahu dengan belajar dan berkomunitas disana bisnis ibu bisa berkembang dengan pesat.