Sesempit apapun waktu, sebaiknya tetap usahakan untuk memenuhi kebutuhan anak |
Baru saja nganter Hana ke sekolah, dan saya mendapat renungan pagi ni.
Sang Ibu berkata kepada anaknya, “Aduh, ibu sudah telat ini, Dik.” Hmm..sepertinya si Ibu ini hendak bekerja, karena saya kenal seragam yang ia kenakan.
Si Anak tetap tidak mau melepas pelukannya. Dengan anggukan kepala, si Suami tetap menyuruh istrinya menuruti kemauan putrinya. Akhirnya si Ibu mengantar juga masuk anaknya ke dalam.
Ketika keluar, saya sempat melirik ke kelas anak tersebut. Ia duduk diam memainkan kerudungnya, dengan wajah yang tidak begitu bahagia. Sementara si Ibu sudah tidak terlihat bersamanya.
Waktu sering menjadi alasan orangtua
Waktu sempit seringkali menjadi alasan orangtua untuk tidak memenuhi kebutuhan anak.
Dua kejadian diatas kemudian mengingatkan saya pada sebuah buku “Curahan HAti Ananda”, karya Bunda Noor Wigati Abyz. Ada sebuah kisah tentang orangtua yang selalu berusaha meminta pengertian dari anaknya. Menurut orangtua mereka sibuk demi kebaikan anak, menyekolahkan, membesarkan dan membuat hidup mereka bahagia. Padahal kadang yang dibutuhkan anak hanya beberapa menit saja.
Apa yang terjadi pagi ini, benar-benar sebuah catatan untuk saya. Anak-anak kadang hanya butuh sedikit saja untuk diperhatikan, and everything will be just fine.
Saya harap, kakak yang minta diantar tadi saat ini belajar dengan bahagia. Dan saya juga berdoa, semoga Allah masih memberi kesempatan pada saya untuk memperbaiki sikap saya pada Hana saat itu.
Selamat pagi, selamat beraktivitas.
Beneeeeer…. kita selalu merasa urusan kita jauh lebih penting daripada urusan anak. Padahal kita bekerja kadang untuk membeli kebahagiaan tuk anak…
Makasih sudah diingatkan melalui postingan ini yah mbaaaak…
Memang kita harus banyak introspeksi diri yah mbaak, makanya sebisa mungkin aku pun gak pegang hape kalo lagi bareng anak2 walopun sering tergoda hehe..
Dan nge-drama cuma malem aja kalo anak2 udah tidur atau pas mereka di sekolah ๐
Aamiin.. Aku juga terkadang masih suka main HP mbak pas lagi sama anak, hasilnya ya gitu anak jadi tantrum, padahal ya waktu buka hp lebih panjang daripada ketika sedang main sama anak di rumah karena terpotong juga sama kerjaan di kantor
Iya, mbak. Biasanya mereka protes kalo nanya ini itu tapi terkadang kita cuekin karena sibuk balesin WA. Makanya, saya usahakan untuk tidak terlalu banyak main internet pas siang hari biar kalau anak nanya, jawabnya nggak sekenanya. ๐
Seperti pernah baca kisah anak yang diantar ibunya itu, kisah anak sepertinya sama seua jika kta nggak ngeluangin waktu dikit aja buat anak
nah, itu…tapi nek waktu sempit, trus lupa tujuan semula he he he
Bener tu teh, gimana aja alur drakor tu kadang belum cocok untuk anak-anak
kita ini orang dewasa, yang kadang nggak dewasa yo he he he
Betul mbak, browsing sebaiknya memang saat anak-anak tidak disekitar kita. Apalagi kalo nanti muncul pop-up yang tidak diinginkan, kan malah bahaya
iyakah, mbak? Kalau aku pernah nonton film dengan latar seperti ini, tapi endingnya anake trus sakit.
Ya, mungkin namanya juga anak, masih butuh perhatian lebih dari kita
Hahaha.. main lagi ah ๐
Lancar sampai ambon? Sehat, nggak loyo lagi? he he he