Last Updated on: 22nd April 2024, 10:07 pm
Sebagai seorang penulis, baik dalam profesi sebagai Blogger atau Penulis Freelance, sebisa mungkin kita akan berusaha menulis artikel menarik dan enak dibaca.
Sayangnya, saat menulis artikel online, banyak sekali hal yang harus diperhatikan; mulai dari artikel harus mudah ditemukan oleh mesin pencari, mengandung kata kunci, memperhatikan kaidah SEO, sampai pada keterbacaan pembaca.
Dan ketika semua hal tersebut diterapkan dalam kepenulisan, seringkali proses menulis menjadi terhambat. Hingga akhirnya Writers Block datang. Menahan kreativitas, membuat kita hanya bengong duduk di depan lepi, ngliatin kursor yang berkediap.
Ada yang senasib, mari angkat tangan bareng-bareng. ๐
Dua hal sederhana yang perlu diperhatikan sebelum menulis artikel yang menarik dan enak dibaca
Sebelum lanjut, disclaimer dulu, ya. Artikel ini merupakan artikel yang saya alih bahasakan dari news letter Darius Foroux. Kebetulan waktu itu saya share artikel doi di grupnya mbak Widi Utami, dan janji hendak menerjemahkan. Nah, ini adalah pemenuhan janji saya (meski janjinya mundur sampai dua bulan :D).
Saya juga masih belajar menulis artikel yang menarik dan enak dibaca kok. Oya, ini alih bahasanya sesuka saya tapi ya, nggak ngikuti kaidah penerjemahan yang baku (ngetiknya malam, wis capek kalau harus sesuai kaidah penerjemahan #ngeles).
Sekian disclaimer, terima kasih, dan terima transferan. #eh
Nah menurut om Darius, ada dua hal yang wajib kita perhatikan saat hendak menulis artikel, yaitu;
1. Pembaca artikel
Dalam copywriting, terutama untuk konten situs, pembaca artikel sering disebut sebagai user. Artikel yang kita tulis perlu bermanfaat dan menjawab permasalahan user yang datang ke blog/ situs kita.
Pemahaman akan user akan sangat menentukan jenis gaya bahasa yang perlu kita gunakan. Kan, nggak mungkin to, nulis artikel untuk dibaca para owner perusahaan dengan gaya lu, gue?
“Lha, tulisanku cakep dan bermanfaat buat semua orang, lho!“
Ya nggak masalah jika pengen seperti itu. Tapi agar tulisan kita menarik dan tepat sasaran, sebaiknya perhatikan dulu siapa calon pembaca artikel kita.
Seperti seorang pengusaha yang membuat produk, atau seperti teman-teman yang memberikan jasa menulis konten. Kalau buat rok ya, pasti untuk perempuan kan, nggak mungkin untuk laki-laki? Begitu juga kalau kita menulis tentang SEO; seberapa pun manfaatnya tulisan tersebut, buat tetangga saya yang jualan di rumah, tulisan SEO ya, jelas nggak bakal dilirik, dong. Yang ada saya malah diomelin, “Apaan sih, ma Han, nambahin beban hidup, aja!” ๐
Dengan menentukan calon pembaca kita, maka kita akan lebih mudah untuk memilih kata (diksi) yang akan digunakan. Kita juga akan lebih mudah fokus, mau dibawa kemana hubungan kita tujuan tulisan tersebut.
Artikel yang fokus pada pembaca tertentu, lebih mudah mencapai target yang kita harapkan. Terlebih di tengah persaingan mesin pencari, yang sekali satu kata kunci saja, saingannya bisa sampai jutaan artikel.
โฆ articles that are for everyone are usually for no one.
Darius Foroux
2. Manfaat artikel untuk pembaca
Bagi Darius Foroux, sebuah artikel seharusnya menjadi sebuah “perjalanan kecil” pembaca, dan diakhir perjalanan, pembaca sebaiknya mendapat “pengalaman”; entah dalam bentuk jawaban atas pertanyaan, sebuah cerita yang menginspirasi, apapun itu. Karena itu, tidak berarti setiap artikel harus memiliki unsur informasi, bisa saja sebuah perasaan atau pengalaman tertentu saat kita menghadapi masalah dan bagaimana kita menyelesaikan masalah tersebut.
Poin pentingnya adalah apa manfaat dari artikel yang kita akan tulis. Misalnya seperti artikel yang sedang Sahabat RPB baca saat ini, tujuannya tentu saja membantu Sahabat untuk melanjutkan menulis dengan mudah, bukan?
Memang benar, manfaat yang dirasakan pembaca bukan sesuatu yang dapat kita kendalikan. Tetapi dengan menfokuskan pikiran kita pada manfaat yang ingin kita bagikan, akan membantu proses penulisan lebih mudah (dan tulisan juga tidak akan melebar kemana-mana).
Coba ingat-ingat saat Sahabat merasa kesulitan membuat tulisan atau mencoba belajar masak dari resep online. Begitu berhasil mengatasi hambatan tersebut rasanya ingin segera bercerita di Facebook semua perasaan dan trik untuk mengatasi kesulitan tersebut bukan?
Nah, kira-kira seperti itulah salah satu cara untuk menulis artikel yang menarik dan enak dibaca; punya rasa dan punya nyawa.
Mengatasi rasa takut gagal saat menulis (dan hambatan lainnya)
Salah satu kendala yang kadang membuat kita macet menulis (kena writers block), biasanya adalah rasa takut salah, takut tidak ada yang membaca, takut diketawain dan masih banyak lagi.
Bagi Darius, sebelum menulis kita perlu punya mindset yang tepat terlebih dahulu. Mindset bahwa sebetulnya kita semua dapat menulis. Menurutnya, selama kita dapat bicara dengan baik, kita tentu akan bisa menulis dengan baik pula. Menulis tidak hanya tentang tata bahasa, atau bagaimana kita memilih diksi dan gaya bahasa; tapi juga tentang “tahu apa yang akan kita tulis.”
Sayangnya, kita sering tidak mau mulai menulis dengan alasan takut ini dan itu. Kita telah menghakimi tulisan kita sendiri, bahkan sebelum satu hurufpun kita tulis.
But the bitter truth is, susah sekali mengusir “para hakim” di kepala kita ini.
Satu-satunya cara untuk dapat mengalahkan “hakim-hakim di kepala kita adalah, dengan melawannya. Kita harus sadar jika hakim-hakim itu telah menyabotase dan menghentikan kita dari memulai tulisan. Konyolnya, sebenarnya hakim-hakim itu tidak pernah ada. Kitalah yang menciptakan mereka. Karena itu, hanya kita yang akan bisa mengusir mereka.
Terus kenapa jika di luar sana sudah banyak buku laris? Apakah masalah jika kita gagal? Toh, kita bisa mendapat pelajaran dari kegagalan tersebut, bukan?
Hadir saja di saat ini, jangan berada di masa depan. Kita hidup di saat ini, sekarang, bukan di masa yang akan datang.
Menyadari kita hidup di saat ini, akan membantu kita melepaskan para hakim di kepala. Kita pun tidak akan memiliki rasa takut tentang “buku yang gagal di pasaran”, “artikel tidak ada yang membaca”,”tulisan tidak menarik”, dan lain sebagainya.
Nikmati proses menulis. Darius sendiri mengaku, jika ia menulis untuk memuaskan dirinya sendiri. Memang akan menyenangkan jika banyak orang yang mengatakan tulisan kita bermanfaat dan mengubah hidup mereka. Tapi pertama kali yang harus merasa bahagia adalah diri kita sendiri.
Itulah dua saran dari Darius Forux tentang cara menulis artikel yang menarik dan enak dibaca. Semoga setelah membaca tulisan ini, Sahabat dapat menikmati proses menulis, dan nggak ditempeli writers block lagi. Ingat keluarkan saja apa yang di kepala, edit mah urusan belakangan, okay?