Alhamdulillah akhirya sampai kembali di Bekasi. Meski masih pusing karena harus langsung bebersih rumah, tapi dah pengen banget ni, kembali nge-blog. Apalagi kalau bukan cerita seputar lebaran, ya, mumpung momennya masih dapet gitu.
Ada yang selalu saya suka setiap kali pulang ke kampung halaman di Parakan, Temanggung. Selalu saja ada yang baru dari kota kecil ini. Setiap tahun ia seolah tumbuh, memantaskan diri untuk menjadi pusat pertemuan dari kota-kota di sekitarnya.
Tahun ini, saya takjub dengan perubahan besar salah satu pasar di Parakan, Pasar Legi. Pasar itu kini telah bertansformasi menjadi sebuah pasar semi-modern, dan konon kabarnya menjadi pasar terbesar di Jawa Tengah.
Wajah lama Pasar Legi Parakan (Pic. source: temanggungcity.blogspot.co.id)
Pasar Legi Parakan telah ada sejak tahun 1925. Bahkan kabarnya lokasi pasar ini merupakan bekas alun-alun kabupaten Menoreh yang dahulunya memang berkedudukan di kota Parakan.
Pasar Legi Parakan sedari dulu telah menjadi pusat perdagangan dari semua daerah di sekitarnya, seperti Ngadirejo, Wonosobo, juga Temanggung.
Seiring berjalannya waktu, Pasar Legi Parakan berubah menjadi pasar yang kumuh, dan seolah tak terurus. Jalan-jalan disepanjang los pasar sering becek saat hujan, dan jajaran Andong (kereta kuda) di depan pasar sering menimbulkan bau yang tidak sedap. Ketika musim prepegan tiba, jalan di depan pasar ini bisa menyebabkan kemacetan yang panjang, karena penuhnya pedagang kaki lima dan pembeli yang sedang berburu kebutuhan mereka.
Beruntunglah tahun 2013, wacana renovasi pasar ini mulai digulirkan. Meski sempat menimbulkan pro dan kontra, karena sebagian masyarakat percaya bahwa pasar ini selayaknya menjadi salah satu dari cagar budaya.
Wajah Pasar Legi Parakan yang baru
Gerbang timur Pasar Legi Parakan
Pembangunan pasar ini memang sempat tertunda, karena lelang proyek yang tak kunjung usai. Namun syukurlah pada 18 Februari 2014, pasar legi akhirnya mulai di renovasi. Tak tanggung-tanggung, pasar ini dibangun dengan konsep mirip mall.
Disini banyak simbah yang masih sering belanja/ jualan, jadi ditambahkanlah eskalator ini
Dibangun dengan konsep dua lantai, Pasar Legi Parakan kini bertransformasi menjadi seuah pasar tradisional semi-modern.
Lantai bagaian bawah kebanyakan di tempati oleh para pedagang pakaian dan makanan siap saji. Seperti kue-kue kering dan makanan khas daerah seperti emping jet, slondok, rengginang dan lain sebagainya.
Cocok buat windos shopping ni
Belanja di sini nggak panas kok. soalnya tempatnya lega, dan udara kota Parakan memang dingin
Menjelang lebaran, pedagang snack menjadi salah satu kios yang ramai didatangi pembeli. Masyarakat di Parakan kini lebih suka membeli kue untuk hidangan lebaran, dibanding membuat sendiri. Selain lebih praktis, juga malah lebih murah. Soal rasa memang sedikit berbeda, tapi tetep okelah.
Suasana pasar, masih agak sepi karena saya datang sekitar jam 7 pagi
Lantai dua Pasar Legi Parakan ditempati oleh pedagang sayuran, makanan kemasan, juga daging dan ikan. Pasar Legi Parakan kini juga diperluas hingga menjangkau bekas terminal kota Parakan, yang sekaligus berfungsi sebagai pintu gerbang untuk keluar masuk bahan makanan basah yang dijual di lantai dua.
Penunjuk arah kios/ los di Pasar Legi Parakan
Kue-kue ini biasanya untuk dijual kembali, jadi harganya murah banget. Sebungkus kue paling banter Rp5rb – 6rb saja
Los daging masih sepi, belum masuk waktu prepegan soalnya
Oya, ada satu lagi yang baru, kini Parakan memiliki pusat kuliner malam. Pusat Kuliner ini menempati sisi sebelah Utara Pasar Legi Parakan. Tak heran, kini kota Parakan menjadi lebih hidup di malam hari. Padahal beberapa tahun lalu, jam 7 malam di kota ini jalanan sudah sepi dan hanya ada satu dua mobil yang melintas.
Kind of places you should drop by he he he
Dengan adanya pusat kuliner malam ini, bisa disebut tak ada lagi pedagang kaki lima di sekitar Pasar Legi Parakan. Para pengunjung di sana pun akan lebih mudah untuk memilih jenis makanan yang mereka inginkan.
Sebagai warga Parakan, saya sangat menghargai adanya pembangunan Pasar Legi ini. Pemerintah kabupaten Temanggung sepertinya mempertimbangkan dengan matang pembangunan pasar ini. Dibanding mengijinkan pedagang besar untuk membangun mall atau pasar swalayan modern, membangun pasar tradisional yang setara dengan pasar modern, adalah lebih baik. Eksistensi pedagang kecil pun jadi terlindungi kan?
Meski pasar tradisional, tapi toiletnya bersih lho.
Apa saja bisa diperoleh di Pasar Legi lho; sayuran segar, daging, ikan, dan kebutuhan pokok, hingga salaon untuk potong rambut pun ada. Yang nggak ada hanya satu, toko buku he he he.
Kualitas barang yang dijual di Pasar Legi pun tidak kalah dibanding barang-barang yang dijual di toko atau swalayan lainnya. Saya sampai kalap lihat kacang kapri, brokoli, kembang kol apalagi wortel yang dijual disana. Kalau nggak diingatkan ibu di rumah tidak ada lemari pendingin, pasti dah borong deh.
Pasar Legi Parakan juga sudah dilengkapi dengan ruang laktasi, mushola, bahkan ruang pertemuan pedagang. Komplit pokoknya.
Nah, bila kelak Sahabat melintas di kota Parakan, jangan lupa mampir di Pasar Legi Parakan, ya. Sahabat bisa memperkenalkan konsep pasar tradisional pada anak-anak tanpa kawatir anak-anak menjadi jengah dan risih. Buat para ibu, hati-hati, jangan kalap belanja he he he.
Oke, itu aja deh cerita oleh-oleh lebaran saya kali ini. Sampai ketemu di cerita jalan-jalan berikutnya.
Tujuannya agar pedagang baju yang dibawah juga laku mbak. Orang datang kepasar kan biasanya hanya untuk membeli kebutuhan sehari-hari, dengan melewati deretan toko baju sebelum ke lantai atas, diharapkan pedagang pakaian dan makanan jadi di lantai bawah juga tersambangi. Untuk bongkar muat produk basah ada sayap kanan kok mbak, aksesnya langsung ke lantai dua. jadi, tidak melewati deretan baju dan makanan itu
Wow, dari depannya aja sudah keren, dan ketika lihat dalamnya juga bagus. Jadi pengen belanja di pasar ini teh, pengen beli perlengkapan masak..hehe
Selain itu terlihat lebih tertata dan bersih. Apalagi ketika lihat toiletnya bersih. Itu yang aku suka, seharusnya memang seperti itu, tak hanya pihak pasar saja yang merawat, tapi para pembeli dan pengunjung pasar juga ikut merawat..
Kalau gini mah siapa coba yang gak betah lama-lama milih belanjaannya untuk di borong..he
Bagus banget pasarnya, toiletnya juga masih bersih semoga akan terus dirawat dan bersih seperti itu ya.
Btw kenapa pasar di Jateng pasar sayur, ikan ada di lantai atas ya, padahalkan kotor dan bau ๐
Tujuannya agar pedagang baju yang dibawah juga laku mbak. Orang datang kepasar kan biasanya hanya untuk membeli kebutuhan sehari-hari, dengan melewati deretan toko baju sebelum ke lantai atas, diharapkan pedagang pakaian dan makanan jadi di lantai bawah juga tersambangi.
Untuk bongkar muat produk basah ada sayap kanan kok mbak, aksesnya langsung ke lantai dua. jadi, tidak melewati deretan baju dan makanan itu
asyiiik… oleh-oleh. Pasarnya bersih ya..
Mari, mari… keripik tahu, ping jet, atau mau enting2 gepuk? ๐
Wow, dari depannya aja sudah keren, dan ketika lihat dalamnya juga bagus. Jadi pengen belanja di pasar ini teh, pengen beli perlengkapan masak..hehe
Selain itu terlihat lebih tertata dan bersih. Apalagi ketika lihat toiletnya bersih. Itu yang aku suka, seharusnya memang seperti itu, tak hanya pihak pasar saja yang merawat, tapi para pembeli dan pengunjung pasar juga ikut merawat..
Kalau gini mah siapa coba yang gak betah lama-lama milih belanjaannya untuk di borong..he
Jenengan lare Para'ang tho..?
Sami kaliyan kulo , namung sakmeniko kula dereng nate mlebet Pasar legi ..
Dados pengin mudik malih ..kangen co'an
Nah, makanya mampir he he he
Lha mbok enggih mantuk malih… lajeng tindak pasar. Ampun kesupe ngasto arto ingkang kathah, lajeng mborong werni-werni he he he
foto pertama (Pasar Legi tampak depan) apa original mb Rahayu yang ambil? (Elok Jember)
Iya, saya sendiri yang ambil. Kenapa to Pak/ Bu?