Manfaat Planning untuk Kesehatan Mental

pentingnya planning untuk menjaga kesehatan mental

Jum’at. 22.20 WIB

Saya baru saja selesai mengerjakan tugas kelas “27 Hari Mengubah Hidup”, dan masih ada rencana untuk planning November ini. 

Hari ini sengaja masih pengen lembur, karena besok hendak mendedikasikan hari untuk belanja dan mengurus segala keperluan yang harus dikerjakan di luar rumah. 😀

Sengaja juga masih memaksakan diri melanjutkan planning bulanan November ini. Soalnya, buat saya tuh, planning akan menjaga kesehatan mental dan kewarasan jiwa saya. 😃

Itulah mengapa saya selalu mengkhususkan satu hari di awal dan akhir bulan hanya untuk planning. Dibilang nggak punya libur, ya biar saja. Justru saya membuat planning agar setiap weekend di bulan depan saya dapat beristirahat dengan nyaman dan melakukan hobi saya. 

Begitulah, setelah dua bulan kemarin mengarungi lautan pekerjaan tanpa rencana (maaf lagi dengerin Kla Project jadi romantis, nih 😃), asli saya capek secapek-capeknya. Pernah malam nggak bisa tidur tenang gara-gara ngimpi pekerjaan dan tugas kelas online. 

Serius, se-stres itu saya. Mau dilepas butuh, ngga dilepas kok nelangsa. 😁 Saya sampai takut depresi saya balik, karena kadang jadi nangis lagi tanpa sebab. 

Program sholat on time kacau. Building habit reciting Qur’an after sala’ah, ambyar sudah. Dhuha lewat, Tahajud apalagi. 

Hidup saya berjalan auto saja. Pagi bangun, gawean, masak, gawean lagi, mandi, gawean lagi, kelas online, gawean lagi… Subhanallah, …. parah banget pokoke. 

Alhmadulillah, akhirnya ketemu ritme, dan beban kerja juga sedang sedikit berkurang, satu kelas online juga sudah selesai. Alhamdulillah. Seneng banget pokoke; meski kelasnya saya lewatin dengan prinsip, “Yang penting gue hadir. Tugas wajib dikerjakan“, 😁😁 Alhamdulillah, akhirnya usai sudah. 

Bagaimana planning membantu menjaga kesehatan mental

Karena itu, biar sedikit lembur malam ini, saya jabanin saja. Lebih baik menghabiskan 20% waktu di muka untuk planning, tapi Insya Allah 80% aktivitas saya terkendali.

Sayang nggak mau lagi gedebugan karena pekerjaan yang nggak ada acuan jadwal. 

Cukup! Enough is enough! Saya nggak mau stres lagi. 

Dan malam ini saya baru nyadar, ternyata planning punya manfaat yang signifikan buat saya, menjaga kesehatan mental.

Tapi kalau mau dirunut, ini bener, lho, planning memang bisa menjaga kesehatan mental kita. Nggak percaya, coba simak 5 alasan berikut ini. 

Manfaat planning untuk kesehatan mental

Coba deh, Sahabat RPB cek tips-tips produktivitas, salah satu tips yang diberikan,- agar mampu menyelesaiakan pekerjaan atau tidak melewatkan hal-hal penting,- pasti planning.  

Apapun profesi Sahabat, entrepreneur, freelancer, karyawan swasta, kata planning ini akan disebutkan pertama kali. 

Apalagi bila Sahabat juga seorang ibu, yang tugasnya pasti bejibun, tanpa henti. Punya planning tentu sangat membantu untuk menyelesaikan pekerjaan dan menjaga kewarasan. 


Planning saat ini dianggap sebagi dasar untuk punya hidup yang seimbang, terutama jika Sahabat menjalankan profesi ganda, atau hidup di dua dunia #tsah (maksudnya itu dunia nyata dan dunia maya 😁). 


Berikut ini 5 manfaat planning untuk menjaga kesehatan mental


#1. Life balance


Planning akan membantu kita untuk tahu seberapa jauh kemampuan kita untuk menyelesaikan tugas-tugas kita, sesuai dengan profesi yang diamanahkan pada kita. 


Planning membantu kita tahu kapan harus berhenti pada peran profesional kita kapan harus berperan sebagai individu dan makhluk sosial. 


Planning juga membantu kita tahu, prioritas setiap to do list. Dengan planning Sahabat akan tahu kapan pekerjaan A harus dilakukan, kapan pekerjaan B yang tidak butuh banyak fokus bisa dilakukan. 

Hasilnya, tentu saja waktu ekstra untuk melakukan hal yang Sahabat sukai. #nontondrakoryuk … 😂


#2. Membatasi ketidakpastian

Coba kalau kita mau pergi, tapi nggak tahu mau kemana, disana mau ngapain, perginya naik apa, kira-kira gimana rasanya? Dijamin nggak jadi pergi saking bingungya. 

Itulah mengapa planning penting. 

Saya tahu sebagai freelancer, saya harus aktif di media sosial, blog, mengamalkan strategi marketing, dan masih banyak lagi. 

Tapi saat saya tidak membuat planning, saya tidak tahu sampai kapan saya harus mengerjakan semua itu. 

Saya hanya mengerjakan “karena mereka bilang, begitu”. Dan semuanya juga akan saya kerjakan otomatis, orang teriak A, saya ikut A. Orang teriak B, maka saya ikut B. Tidak ada waktu evaluasi dan koreksi, hanya terus lari. 

Saya pun nggak ngerti kapan semua pekerjaan akan selesai, karena seolah semua jadi penting, semua harus selesai sekarang juga. 

Beda halnya jika saya punya planning; hari ini mungkin saya akan fokus menulis, esok fokus pada media sosial, lain waktu mengumpulkan gambar, dan seterusnya. 


#3. Membantu fokus


Sedang masak, eh kepikiran update status. 

Sedang update status, udah mikirin besok mau bikin konten apa. 

Biasa seperti itu? 

Itu saya dua bulan kemarin, ciyus. Dan hasilnya malah nggak ada pekerjaan yang selesai. Atau kalau selesai hasilnya nggak maksimal. Wis to, cuuapek pokoke!


Jujur, planning membantu saya tahu, setiap kegitan sudah punya jatah waktu masing-masing. Jadi saya bisa fokus pada pekerjaan yang dihadapan sekarang saya kerjakan. 


#4. Membantu konsistensi

Kesel, malas bikin jadwal karena nggak pernah bisa konsisten? Sebaiknya jangan! Justru aktivitas membuat jadwal, itu juga membantu kita membentuk kebiasaan baik, dan melatih konsistensi kita. 

Dengan planning Sahabat akan mudah melacak kesalahan, kenapa nggak bisa memenuhi jadwal, apa saja gangguan yang dihadapi sehingga jadwal berantakan, dan seterusnya. 

Contoh mudah, misalnya saya yang susah update IG. tapi setelah bikin planning, ternyata saya bisa konsisten update, bisa juga melakukan IW (Instagram Walking, istilahnya saling mengunjungi akun yang follow atau like Instagram kita), follower nambah sedikit, dan engagement pun membaik (meski sedikit sih, he he he). 


Planning membantu kita konsisten. Dan seperti kita tahu konsisten termasuk modal berharga dalam hidup kita. 


#5. Peace of mind

Ini artinya apa ya, pikiran yang tenang? Anggap saja gitu, ya. 😁

Seperti yang saya sebutkan diatas itu, karena tahu setiap kegiatan sudah ada waktunya, jadi semua nggak buru-buru. Santai, tapi ada alurnya. Ah, what a peace of mind, right? 💚💚

Sebulan lalu, saya ikut kelas Instagram, dan karena ikutnya mendadak, dan memang nggak ada plan, berkalikali saya harus mendadak menyiapkan konten juga. 

Kejar-kejaran sama pekerjaan konten yang lain. Dugun-dugun kenceng, waktu koneksi internet lelet …. Mending kalau idenya nongki cantik di meja; lha kalau dia malah lari-lari ngejar kucing tetangga gimana? 

Waaa…. auto stress, Maaakkkk!!!

So kawan, mumpung masih awal bulan, bikin planning, yuk. Biar kegiatan kita lebih mindful, dan kita pun jadi lebih hepi, plus kesehatan mental lebih terjaga. 

Nggak percaya? Cobain dulu …. baru boleh nggak percaya.

Thank you for dropping by, see you at another productivity post

Rahayu

Show 2 Comments

2 Comments

  1. Bener juga, yaa.. Kayaknya aku harus mulai membuat planning juga. Biasanya aku go with the flow aja untuk urusan pekerjaan. Tapi Alhamdulillah, untuk Dhuha aku selalu berusaha memprioritaskan.

    Biasanya, sebelum masak untuk makan siang, aku Dhuha dulu. Kalo udah Dhuha, rasanya bebas mau ngapa-ngapain. Kalo belum Dhuha, masak atau apapun juga rasanya kayak dikejar-kejar.

  2. Alhamdulillah …. Kalau punya planning tuh, kita jadi lebih berkomitmen sama hal yang penting untuk kita.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *