5 Hal yang Bisa Kamu Lakukan Saat Nggak Ada Semangat kerja

Sudah seminggu ini saya nggak dapat kerjaan. Nggak tahu kenapa; entah karena kebanyakan must-to-do atau karena terperangkap pesona Wong-Shim couple di Drama Korea 100 Days Husband. 😁 #carialibi

Tapi ya, rasanya nggak enak juga, karena ada kerjaan yang sudah masuk tenggat waktu plus dua laporan event yang harus segera ditulis. Well, I have to be a responsible Blogger, don’t I?
Selain itu, hidup musti terus berjalan, nggak peduli saya lagi malas kerja;  tagihan SPP Hana harus tetep dibayar, dana darurat juga harus dipenuhi, belum lagi kebutuhan-kebutuhan lainnya.
Jadi mau nggak mau harus cari cara, agar rasa malas kerja ini segera kabur ke negeri antah berantah sana. 😑

5 Hal yang bisa kamu lakukan saat merasa malas kerja

“Nggak papa kok, break aja dulu kalau emang  lagi malas kerja.” 

“Apa mungkin kamu butuh pindah kerja?” 

“Coba baca lagi catatan mimpi kamu deh, biar jadi semangat lagi.”

Familiar dengan nasehat seperti itu? Sebagian dari Sahabat RPB mungkin sudah sering mendengarnya, atau malah sudah mempraktekkan tiga nasehat diatas. Saya pun sudah, tapi hasilnya, ya… gitu deh…. Break selesai, malas balik lagi. 
Jujur aja, saat kita mencoba “mengalihkan rasa malas” ke hal lainnya, bukankah sebetulnya kita hanya menunda perasaan saja? Makan jalan-jalan, nonton drakor, kepoin bias, atau apa aja … Beberapa mungkin berhasil, dan merasa lebih siap, tapi sebagian tetap merasa sama. The Feeling “I don’t wanna do it” masih aja nongki cantik di hati, dan bikin BT. 
Menurut saya pribadi, nasehat pertama itu bukan jawaban. Entah berapa kali saya pernah mencoba tidur dulu, nonton dulu, jalan-jalan dulu, window shopping dulu, tapi tetep, rasa malas itu nggak juga hilang. 
Sementara nasehat kedua, juga bukan hal yang mudah untuk dilakukan; semua butuh proses. Ya kalau kerja freelance macam saya, paling tinggal pindah klien, kalau kerja kantoran? Dan apakah yakin, kalau dengan pindah kerja jadi semangat terus; nggak bakal ketemu dengan rasa malas lagi? 😖
Jadi, sepertinya dihadapi sajalah rasa malas itu. Hadapi, dan usir dengan hal lain yang bisa bantu selesai kerjaan, atau paling tidak mengurangi to-do lainnya. 
Jadi, inilah yang saya coba kerjakan untuk tetap menyelesaikan pekerjaan saat semangat kerja menghilang. 
#1. Copas slogan “Nike”, alias Just Do It

Nggak semangat kerja? Do what Nike said, Just Do It 😃


Iya, malas atau enggak, tanggung jawab harus dipenuhi kan? Jadi, ya kerjakan saja. Dan pada akhirnya, tanpa kita sadari, kita telah melakukan pekerjaan yang sedang tidak ingin kita kerjakan itu. 
Harus setrika, tapi malas; gelar aja dan mulai setrika satu baju. Tidak terasa, lama-lama jadi pengen setrika kaos, kemeja, dan seterusnya.
Malas olahraga? Langsung berdiri dan pemanasan saja, lama-lama juga badan jadi tergerak untuk melakukan latihan inti juga. 😊 
Dalam buku “The Antidote: Happines for People Who Can’t Stand Positive Thinking”, Oliver Burkeman bilangsebetulnya kita tidak perlu harus punyasemangat atau perasaan ingin melakukan sesuatu” terlebih dahulu, baru bergerak untuk melakukan. 
Ini adalah mitos dan jebakan produktivitas yang sering menjebak kita. Just do it, like what Nike said. 😁
Untuk pekerjaan menulis, cara nomor satu ini mungkin sedikit sulit dilakukan, seperti pengalaman saya kemarin. Apalagi jika kamu termasuk golongan penunggu inspirasi saat menulis. 
Tapi coba lihat sisi baiknya, dengan memaksa diri untuk buka buku atau aplikasi dokumen, bikin outline, milih gambar, … paling tidak kamu sudah bisa ceklist daftar to-do kan? So, on the next day, you will have less to-do-list, won’t you? 
Nah, untuk meringankan beban dari Just Do It! ini, kamu bisa pakai tips yang kedua. 
#2. Kerjakan sebentar saja


Kurangi beban kerja dengan mengerjakannya sebentar saja


Ada banyak alasan mengapa kita hobi menunda (procrastinating), misalkan karena yang sedang dilakukan terlalu sulit  atau malah makan waktu terlalu lama. Akibatnya, perasaan malas mengerjakan pun muncul.  
Jadi, agar bisa mengurangi beban bayangan sulit dan lama, kerjakan saja pekerjaan tersebut satu pomodoro saja (25 menit), lalu istirahat, dan lanjutkan lagi dengan waktu yang lebih lama.

Idealnya sih, istirahatnya 5 menit saja, tapi kalau lagi malas begini biasanya saya milih 10 menit untuk kepoin Instagram, bikin kopi, atau strecthing badan.

#3. Be procastinator in smart way 😆

Sudah pernah dengar istialh diatas; procastinate, but in smart way? Maksudnya tuh, nggak papa ditunda, tapi, dengan cara yang tepat.

Gambaran mudahnya seperti ini; coba ingat, berapa kali kita menunda nulis artikel lomba atau review hanya karena DL-nya masih lama? (#senyum malu-malu, ngumpet dikasur 😀)

Dan konyolnya kita malah mengerjakan pekerjaan lain, yang enggak ada hubungannya sama lomba dan nggak ada DL-nya.

Dalam psikologi, kondisi ini banyak disebut dengan “structured procrastination”, istilah yang digunakan untuk menyebut “kebiasaan manusia mengerjakan pekerjaan yang lebih mudah, daripada mengerjakan pekerjaan utama”‘ meski mungkin pekerjaan lain itu tidak ada tenggat waktu, atau bisa dikerjakan kapan saja.

Kita melakukan kebiasan itu biasanya karena merasa “pekerjaan lain” lebih cepat selesai, lebih mudah, lebih disukai, dan seterusnya.

Nah, kita bisa ikuti structured procrastination ini saat nggak ada semangat kerja.

Namanya orang hidup pasti punya to-do banyak kan? Kalau sedang nggak ingin mengerjakan pekerjaan yang sedang dihadapi, coba kerjain yang lain; yang lebih mudah, lebih ringan.

Mengumpulkan ide nulis di spreadsheet, browsing referensi, senang-senang bikin infografis, anything!

Membuat checklist “completed” pada notebook atau dengar suara “tick” dari aplikasi to-do-list itu enak… banget dan bikin nagih pengen checklist pekerjaan lainnya. Nggak percaya? Cobain aja! 😆

#4. Hadiahi diri sendiri

Nggak semangat kerja? Mari nge-deramah 😁



Eh, iya memberi “rewards” untuk diri sendiri tu bisa berhasil membuat kita melakukan sesuatu lho.

Penjelasannya seperti ini; otak kita itu sebetulnya memang sebetulnya terkoneksi untuk menghindari rasa sakit dan selalu pengen dapat imbalan untuk setiap pekerjaan (is in another word we’re all “matre”? 😆😆😆😆).

Jadi, kalau otak kita sudah berpikir “masih ada hari esok”, ya sudah deh, pasti bawaannya langsung malas, nggak ada semangat untuk segera menyelesaikan pekerjaan di hadapan kita itu.

Nah, kita bisa mengakalinya dengan cara “mengganti rancangan pikiran”. Misal untuk kasus saya, “Kalau saya bisa duduk dan mulai nulis dalam waktu 25 menit, maka saya akan re-run “100 Days Husband selama 10 menit”.

Cara ini berhasil kemarin, malah ada semangat untuk terus fokus 25 menit, karena tahu reward-nya berharga banget (meski receh 😆😆😆).

#5. Jangan fokus pada hasil

Nasehat kelima ini cocok buat kamu tipe perfeksionis (yes, that’s me!). Dan keinginan sempurna inilah yang sering membuat saya menunda pekerjaan.

Obatnya adalah jangan fokus pada hasil.

Saya pengen bisa menulis seperti teh Langit Amaravati, plus lay out blog saya bisa cantik seperti punya Teteh. Dan itu menimbulkan banyak “seandainya” di kepala saya. “Seandainya-seandainya” ini membuat otak saya terbeban, hingga akhirnya hilang semangat untuk nulis.

Jadi saya peringan beban tersebut dengan tidak mulai fokus pada hasil seperti teh Langit, melainkan value yang saya berikan untuk pembaca. Dan yang penting, proses menulis saya itu, bikin saya happy. Happy karena sudah update blog yang sama arti mengurangi rasa bersalah di hati.

So, kalau hari ini kamu nggak semangat kerja, coba deh, trik diatas satu-satu. Sekali lagi jangan fokus pada hasil, fokus saja pada usaha kamu untuk keep on going even this time you don’t wanna do anything. 

Btw, lima cara diatas itu bisa membuat saya menyelesaikan post ini setelah tertunda berhari-hari, lho. Nah, coba dong, kasih saya hadiah tepuk tangan. 😆😆😆


Thank you for reading, my friends, see you at another productivity post. 


Pict.: taken from pexels.com except Do Kyungsoo pict, cred to TVN

Show 2 Comments

2 Comments

  1. Wah Unnie memang beda ya, semoga kelima cara ini juga berhasil buat aku. Thank you for sharing ya Mbak

  2. Suka banget sama artikelnya.. poin terakhir " iya banget " sebagai Viuer sejati, saya setuju denganmu mbak.. hahhaa..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *