Ahad, 9 Januari 2022, beberapa menit sebelum waktu tidur
Nggak tahu kenapa, tadi pagi bangun kepala sebelah kiri rasanya berat banget. Bawaannya pengen tidur aja. Padahal ini hari Ahad, dan besok Hana sudah mulai masuk sekolah, sementara di rumah nggak ada makanan untuk bekal besok, pun untuk makan di hari Ahad ini. Masih ditambah makanan Cobi yang habis.
Yang kaki dua mah bisa gopud, lha, yang kaki 4?
Akhire ke pasar meski udah jam 7 lewat, meski jalannya pelan banget, plus mampir duduk di abang toko buku.
Kepala berat sebelah ini kayane, gara-gara semalam nggak bisa tidur, bangun jadi nggak jelas begini.
Rebahan beberapa menit benernya dah seger, tapi giliran bangun, langsung kayak kena hantaman godam. Beuh!
Auto makin terbeban kalau ingat habis dhuhur mau ngaji, sorenya ada arisan RT.
Apa daya, kepala benar-benar nggak bisa diajak kompromi.
Nyesel banget, ngapain semalam nunggu ayah berangkat ronda sambil scrolling YouTube dan nonton Louyang. Akhire tidur sambil overthinking, kebayang “Erlang ….” (tipe-tipe tsundre kenapa suka bikin kepikiran sih? 😁).
Tidur dan manfaatnya
Memang bener apa kata Mohammed Faris di buku “Muslim Produktif”, tidur seorang muslim itu juga punya nilai spritual. Tidak seperti anggapan kebanyakan orang, tidur nggak sekedar hal alami, jadi nggak perlu dipikirin banget. Tidur bagi muslim merupakan tanda bagi kekuasaan Allah dan karunia-Nya.
Tidur juga merupakan pengingat kematian, dan salah satu aktivitas yang seorang muslim perlukan agar dapat beribadah dan beraktivitas dengan baik di keesokan harinya.
Karena itu, tidur bagi seorang muslim haruslah dipersiapkan dengan baik, tidak hanya dengan doa, bahkan apa yang dimakan sebelum tidur pun harus diperhatikan.
Apa yang saya alami hari ini membuat saya berniat memperbaiki kebiasaan tidur.
Sudah waktunya untuk lebih memperhatikan bagaimana kebiasaan saya sebelum tidur. Terlebih polanya sudah terlihat jelas, produktivitas saya selalu menurun drastis jika tidak cukup tidur.
Selalu bersyukur membantu saya tetap termotivasi
Kondisi hari ini juga mengingatkan saya saat terinfeksi Covid bulan Juli lalu.
Persis seperti saat ini, saya nggak bisa tidur tenang karena kepala yang berat sebelah, suhu badan yang tinggi, juga makanan yang sepertinya semua rasanya sama, pedas dan seperti dimasak dengan minyak jelantah.
Bedanya hari ini saya masih berani memejamkan mata, sementara dulu saat infeksi Covid sama sekali nggak berani. Dulu saat terinfeksi, setiap pejamkan mata mimpi buruk langsung datang. Saya bermimpi ditarik oleh benda-benda aneh yang berusaha menenggelamkan atau membungkam mulut saya. Bau-bau tidak enak juga mengganggu, membuat saya semakin susah tidur.
Di titik ini rasanya saya disentil lagi, betapa banyak hal-hal sepele yang benar-benar harus saya syukuri.
Kemudahan beribadah itu rejeki. Bisa tidur dengan nyaman itu anugrah. Bangun tidur dalam kondisi sehat, itu berkah.
Menghitung kenikmatan yang sudah Allah berikan memang nggak ada habisnya. Dan semakin dihitung, semakin membuat saya merasa cukup.
Semakin bersyukur, semakin membuat bersemangat menjalani hidup. Karena tahu saat Allah tidak mengabulkan satu doa, sebetulnya Dia sudah memberi banyak hal kepada.
- Kesempatan baru saat bangun tidur
- Pelajaran baru saat hal-hal tidak berjalan sesuai rencana
- Waktu untuk mewujudkan tujuan hidup
- Tubuh yang sehat untuk beraktivitas
- Makanan yang mudah saya peroleh …
Banyak, sangat banyak .
Hari ini saya belajar, siapkan segala sesuatu dengan niat untuk beribadah, dan Insya Allah semua hal akan mengikuti dengan mudah.
Bekasi, Januari 2022
Selama ini kesalahan yang sering terjadi adalah tidur tidak teratur yang berakibat pada kesehatan. Ujungnya juga pas jam kerja malah ngantuk, inilah yang jadi penghambat buat produktif. Kurangi begadang lagi, deh.
Yang kaki empat bisa gomart to mbak.. Tapi mmg kadang lebih afdol kalo beli sendiri hehehe.
Btw, aku juga sudah tidak bisa kompromi dengan tidur. Dulu pas masik muda bangeeet, betah aja begadang. Kalau sekarang, kurang tiddur bisa bikin lemes dan puyeng.
Selain waktu memang kesehatan tuh modal juga ya. Dan tidur memang bisa jadi awal semuanya.
Jane yo deket sih, Dik, jadi ada rasa eman-eman gitu. wkwkk
Eh, ngendikane ibuk, pancen ada masa diusia kayak aku ini gampang ngantuk lho. Tapi setelah beberapa tahun lagi, justru malah susah