Jadwal ideal, adalah jadwal yang sesuai ritme perseorangan, bukan hasil copy-an dari keberhasilan time management orang lain |
Ada was-was yang saya rasakan di perjalanan pulang menjemput Hana kemarin. Entah kenapa, rasanya susah sekali untuk konsentrasi. Saya menjadi semakin kawatir karena biasanya, jika sudah merasa seperti itu, akan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan.
Meski sudah sampai di rumah dan istirahat 30 menit, perasaan tersebut belum juga hilang. Tapi sedikit mereda dan nyaman saat saya menutup mata.
Ah, mungkin saya kurang tidur.
Memang sudahsebulan ini saya hanya tidur 2-3 jam, dan siang hari pun kadang hanya punya waktu 15-20 menit untuk rebahan. Jadwal tig kelas online, plus PR yang berjibun memang membuat saya tidak banyak memiliki waktu luang. Sedikit apa pun waktu harus saya gunakan dengan baik.
Time management salah, tubuh bisa bermasalah
Sejak mulai kenal time management, saya selalu mecari cara agar waktu saya menjadi lebih efektif. Dari sini, saya akhirnya menemukan pola produktivitas saya sendiri. Ada beberapa hal yang menyebabkan hari saya berlalu begitu saja. Salah satunya ketika dini hari saya terlewat dan semua pekerjaan domestik terpaksa berpindah di pagi hari.
Artikel terkait: 7 Hal Penghambat Produktivitas Kerja Ibu
Akibatnya siang hari saya pasti kelelahan. Dan sudah bisa dipastikan kalau si ungu bakal nganggur. Pasalnya usai sholat Dhuhur, saya harus menjemput Hana, setelah itu sudah harus ngurusin cucian, bikin soal untuk Hana, menemani Hana belajar, ngaji and so on. Baru jam setengah sembilan malam, saat internet amat sangat lola baru semua pekerjaan selesai.
Karena itulah saya mencoba untuk nglembur, itung-itung sambil nungguin dady yang kadang sampe rumah jam 10-11 malam. Apalagi kalau dady lagi shift siang, sampae rumah kadang jam satu malam,
Pikir saya daripada tidur saya teganggu, dan akhirnya malah nggak bisa tidur lagi, saya milih untuk begadang sambil menyelesaikan PR dan tulisan. Selama sebulan kemari, seperti itulah pola kegitan yang saya jalani.
Dengan pola seperti itu, waktu tidur saya hanya tinggal 2-3 jam sehari. Tidur mulai jam satu, dan bangun jam 4 atau jam 5 pagi. Jelas gedubrak-gedubruk karena harus mengejar waktu untuk kelas online yang bisanya mulai jam 8. Maraton terus seperti itu selama sebulan. Belum lagi kalau ada godaan drama korea, bhaa…..
Dan puncaknya sepertinya ya kemarin itu, badan saya mulai protes, pikiran saya mulai linglung. Hmm..ternyata pola tidur 2-3 jam tidaklah cocok untuk saya.
Awalnya saya memilih pola seperti diatas karena salah seorang teman di grup Reparasi Bisnis bercerita bila ia mampu mengerjakan banyak hal dan merasa cukup beristirahat 2-3 jam setiap hari. Sementara ia memiliki syndrome di kepalanya (namanya lupa). Syndrome yang bisa membuat beliau jatuh pingsan berjam-jam tanpa sebab apa pun.
Dalam grup kami, Beliau terkenal cukup sibuk, selain bekerja di luar rumah, Beliau juga memiliki bisnis. Jadwalnya sangat padat setiap hari.
Terinspirasi dari hal itulah, saya jadi ingin mencoba. Tapi rupanya saya salah. Meski sudah satu bulan mencoba dengan pola jadwal yang seperti itu, tetap saja tubuh saya tidak mau beradaptasi dan akhirnya kelelahan.
Well, jadwal setiap orang memang beda-beda, ada banyak faktor yang mempengaruhi.
Akhirnya, semalam saya memutuskan untuk kembali ke pola lama. Tidur, tepat jam sembilan, bangun ketika ayah pulang (sekitar jam 12 malam) dan lanjut nulis. Hasilnya, sudah ada dua tulisan yang selesai. Dan jam 7 pagi ini juga, pekerjaan domestik semua telah selesai. Dapur bersih, makanan siap di meja, cucian juga sudah nangkring di jemuran.
Alhamdulillah ….
Wah. Kalau cuma 2 – 3 jam tidur sehari itu buatku juga kurang banget, Mbak. Bisa sih. Tapi biasanya terus numpuk, dan alhasil nanti suatu saat akan ketagih. Jadilah tidur seharian :)) Dan itu nggak baik.
Memang jam biologis orang beda-beda. Saya 5 jam tidur sehari itu ideal, dan minimal. Kalau lagi capek, ya saya cukup 8 jam sehari ๐
Semoga lebih baik dengan jadwal Mbak sendiri ya ๐
Karena… kondisi setiap orang iti berbeda eaaaa… betulan mbak, temennya gampang pingsan? Duh… semoga lekas diberi kesembuhan dari syndromnya..
bwhaa…aku masih bermasalah dengan time management ini mbak. masalahnya pada konsistensi menepatinya ๐
Ha ha ha kok sama to dik, apalagi kalo lihat time line drama korea yang nge-hitz, wah godaan konsistensi terberat tu
Iya, mbak. Saya sendiri heran kok Beliaunya bisa kuat bertahan. Mungkin semangat bisnisnya itulah yang menjadi pendorongnya.
Sama dong mbak Ratri. Kalau buat saya kurang tidur itu malah menjadikan kita tidak produktif.
Sama-sama, makasih sudah mampir mbak
kl sdh kurang tidur maunya marah melulu terus ujung2nya makan *kl yg ini sebenarnya saya gak perlu kurang tidur… hahahahah*