Pagi ….
Hari Sabtu ini aku mau curhat ah. Weekend tu kayane paling enak kalo bikin post curhat ya.
Ceritane, sebulan yang lalu saya bergabung disebuah grup WA kepenulisan. Belum juga admin nyapa, tiba-tiba ada salah satu member yang kampanye, agar para guru menolak memberi tugas yang mengharuskan siswa untuk mengakses internet, terutama melalui Gadget. Lebih baik ajak anak membuka buku.
Member yg lain otomatis menjawab menjawab, jika kita tidak bisa menolak jaman, dan perubahan. So, kalo mencegah anak dari gadget dengan cara seperti itu tidak akan efektif. Saya juga ikut menimpali jika apa yang dikatakan oleh member yang lain, let’s say A, adalah benar.
Saya juga menambahi jika kemarin saat main ke perpusnas, disana juga sudah mulai go digital. Mencari ensiklopedi atau malah koleksi juga dalam bentuk ebook.
Tak disangka si Sesembak yang campaign malah nanyain anak saya umur berapa, dan udah pake gadget belum.
Pas dia nanya gitu, saya dah feeling, it’s gonna be another mom war. Jadi saya cuma jawab singkat dan seperlunya, kalau anak saya yang berumur 8 tahun memang sudah pegang hp, tapi semua tentu dibawah pengawasan saya.
Tak disangka Beliau malah bilang,
“Nanti kalo anak mbak sudah remaja, mbak akan merasakan susahnya memisahkan anak dari gadget”
What a … !!! Gess, I felt like she just cursing me!
Jujur, saya agak gimana gitu waktu Beliau bilang begitu. Menurut saya beda pandangan dalam kepengasuhan atau mendidika anak, kan nggak harus seperti itu. Lebih baik perbedaannya dijadikan bahan diskusi. Beliau bisa share apa alasan latar belakang Beliau, sehingga Beliau melakukan ajakan seperti itu.
Mungkin dengan diskusi malah bisa saling mengisi kan? Pengalaman Beliau bisa gunakan sebagai referensi mengasuh Hana kelak ketika ia remaja.
However, kita semua kan datang dengan latar belakang yang beda. Saya memilih model mengasuh dengan sudah mengenalkan anak pada gadget juga ada alasannya. So, it is better not always to come up with conclusion.
Dan tentang si Sesembak, saya milih untuk tidak lagi menanggapi percakapan hari itu. Clear chat, and back to work.
Kalo kami gimana, Gess, pernah nggak ngalamin beda parenting style ama temen? What you do then? Share dong…